Liputan6.com, Jakarta Merespons kasus kematian ibu hamil Irene Sokoy, Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) segera mengirimkan tim ke Papua untuk melakukan investigasi kasus bersama Dinas Kesehatan setempat.
“Kemenkes akan mengirimkan tim dari Direktorat Jenderal Kesehatan Lanjutan ke Papua untuk menginvestigasi kasus ini bersama Dinas Kesehatan setempat,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman, dalam keterangan tertulis pada Minggu, 23 November 2025.
Jika ditemukan indikasi pelanggaran, Kemenkes bakal memberikan sanksi tegas pada RS yang menolak pasien.
“Apabila ditemukan indikasi pelanggaran, pastinya akan ada sanksi tegas yang dikenakan untuk RS yang diduga menolak pasien,” tambahnya.
Aji juga menyampaikan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam berbagai kesempatan selalu mengingatkan bahwa rumah sakit tidak boleh menolak pasien. Rumah sakit harus bertindak profesional dengan mengutamakan keselamatan pasien dibanding masalah administrasi.
”Penolakan pasien oleh RS merupakan pelanggaran UU Kesehatan yang dapat mengarah ke unsur pidana.”
“Kementerian Kesehatan (Kemenkes) turut berbelasungkawa dan menyayangkan insiden yang terjadi,” ujar Aji.
Sebelumnya, kisah tragis dialami Irene Sokoy, warga Kampung Hobong, Sentani, Jayapura, Papua. Ibu hamil ini meninggal dunia bersama janin 6 bulan di kandungannya diduga gara-gara telat mendapat pertolongan. Padahal kondisinya sudah bukaan enam dan mengalami pecah ketuban.
Meninggal Dunia di Perjalanan
Cerita pilu Irene diungkap kakak iparnya, Ivon Kabey. Ivon menduga kuat penyebab kematian adiknya karena keterlambatan pelayanan serta penolakan rujukan di beberapa rumah sakit di Kota Jayapura.
"Awalnya kami tiba di RSUD Yowari pukul 15.00 WIT dengan status pasien pembukaan enam dan ketuban pecah, tetapi proses persalinan tidak kunjung ditangani karena dugaan bayi berukuran besar, yakni empat kilogram," katanya seperti mengutip Antara, Sabtu (22/11/2025).
Keluarga kemudian meminta percepatan rujukan karena kondisi Irene Sokoy semakin gelisah. Tetapi surat rujukan baru selesai mendekati tengah malam, diikuti keterlambatan ambulans yang baru tiba pukul 01.22 WIT.
Dalam proses rujukan ternyata tak semulus yang mereka kira. Irene dan bayi di kandungannya mendatangi tiga rumah sakit tapi tak juga mendapat penanganan hingga akhirnya meninggal dunia di perjalanan.
Ditolak dengan Berbagai Alasan
Dalam situasi genting, setiap rumah sakit yang didatangi dengan susah payah menolak untuk menangani Irene dengan berbagai alasan.
"Rujukan ke RS Dian Harapan dan RS Abe menolak karena ruangan penuh serta renovasi fasilitas, lanjut kami ke RS Bayangkara pasien tidak diterima tanpa uang muka Rp4 juta, saat akan ke RS Dok II Irene meninggal di perjalanan pukul 05.00," ujarnya.
Dia menyesalkan peristiwa ini. Adiknya harus meninggal dunia bersama bayi yang dikandung karena penanganan rumah sakit yang tidak cepat.
"Sejak awal adik ipar saya tidak ditangani dengan baik, kami ke beberapa rumah sakit dan terus ditolak, sampai akhirnya adik saya meninggal dalam perjalanan bersama bayi yang dikandung," katanya.
Kata RSUD Yowari
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Yowari Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, drg Maryen Braweri, buka suara setelah kematian Irene ramai diperbincangkan.
Menurutnya, rumah sakit sudah memberikan penanganan pasien sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku.
"Kami menangani pasien berdasarkan koordinasi perawat dengan dokter spesialis kandungan yang bertugas saat itu melalui sambungan telepon karena sedang tidak berada di Papua," ujarnya.
Dia menambahkan, sebenarnya ada dua dokter spesialis kandungan di rumah sakit mereka. Hanya saja, satu orang sedang pendidikan.
"Kami memang memiliki dua dokter spesialis kandungan, tetapi salah satunya sedang pendidikan, sehingga saat ini hanya satu dokter yang menangani pelayanan kehamilan di RSUD Yowari," katanya.
Pihak rumah sakit pun meminta maaf kepada keluarga korban.
"Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada keluarga almarhumah, yang mana atas kekurangan sumber daya manusia di RSUD Yowari mengakibatkan Ibu Irene Sokoy meninggal dunia," ujarnya lagi.
RSUD Yowari Lakukan Investigasi Kasus
Setelah kejadian, pihak RSUD Yowari berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Papua dan tim akan melakukan investigasi terhadap kasus ini. Audit tersebut sebagai langkah resmi pemerintah daerah untuk memastikan seluruh prosedur pelayanan dijalankan sesuai standar.
"Audit ini untuk memastikan seluruh prosedur pelayanan dijalankan sesuai standar dan mengklarifikasi rangkaian kejadian yang dialami pasien sebelum meninggal," katanya setelah Zoom meeting bersama Dinkes Provinsi Papua.
Hasil audit akan diumumkan langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua setelah seluruh pemeriksaan medis, analisis layanan, dan klarifikasi tenaga kesehatan selesai.
"Ini saja yang dapat saya sampaikan, selanjutnya untuk hasil audit kita menunggu pengumuman langsung dari pihak Dinas Kesehatan Provinsi Papua yang melakukan audit," ujarnya.
Terkait kurangnya jumlah dokter spesialis kandungan, pihaknya mengaku sudah mengusulkan ke Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura serta Bupati Jayapura Yunus Wonda.
"Seiring dengan kejadian tersebut, kami juga berupaya memperkuat layanan kesehatan dengan menambah tenaga dokter spesialis," katanya.
.png)
2 days ago
4
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5423880/original/034821800_1764120445-IMG-20251126-WA0008.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5115822/original/007897700_1738324654-Screenshot_2025-01-31_184712.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5393654/original/047231900_1761566632-WhatsApp_Image_2025-10-27_at_6.57.20_PM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5394791/original/037000600_1761640597-kakseto.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5393710/original/099592200_1761575550-WhatsApp_Image_2025-10-27_at_22.20.05.jpeg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4402814/original/059145300_1681978923-20230420-Pakaian-Impor-Bekas-Lebaran-Idul-Fitri-Iqbal-1.jpg)







