Liputan6.com, Petaling Jaya - Dokter ahli bedah payudara dan endokrin dari Hospital Picaso, Petaling Jaya, Malaysia, Normayah Kitan, mengatakan, memperbesar ukuran payudara dengan implan adalah tindakan yang aman. Namun, mem-perbesar payudara dengan filler adalah hal yang wajib dihindari.
"Banyak yang melakukan pembesaran payudara untuk estetik, kalau menggunakan implan it’s ok. Sebab, implan itu silikon, dia quite save (cukup aman). Jadi, kita masukkan di antara payudara, di antara jaringan payudara dan otot payudara," kata Normayah saat ditemui di Petaling Jaya, Malaysia pada Selasa, 25 November 2025.
Timbul tanya, apakah pemasangan implan dapat meningkatkan risiko kanker payudara? Normayah, mengatakan,"Tidak meninggikan (meningkatkan) risiko untuk kanker, cuma masalahnya asuransi. Kalau radiolog bilang ada implan, asuransi bisa reject (menolak)."
Sementara, satu prosedur berbahaya dalam memperbesar payudara adalah suntik filler. Ini biasanya dilakukan beautician yang datang ke hotel-hotel untuk melakukan tindakan sembarangan.
"Beautician cakap 'enggak apa-apa filler itu bisa hilang' dia menipu. Filler itu sebenarnya silikon, dia suntikkan, tapi masalahnya dia suntik di jaringan payudara, benda asing tuh bercantum dengan sel payudara," tambahnya.
Komplikasi Akibat Penggunaan Filler
Filler ini berbahaya karena ketika ada keluhan payudara misalnya benjolan, tindakan deteksi payudara tidak dapat dilakukan dengan baik. Sebab, filler menutup payudara sehingga kondisi bagian dalamnya tidak dapat terlihat bahkan dengan mammogram atau ultrasound.
"Contoh kalau ada benjolan kah, keras kah, kalau mau mammogram (atau) ultrasound enggak nampak, enggak kelihatan apa-apa jadi kalau mau deteksi harus MRI, itu yang problem-nya," kata Normayah.
Penggunaan filler payudara bisa berujung pada masalah yang lebih serius. Penyuntikan asal-asalan dengan bahan yang berbahaya dapat memicu komplikasi hingga merusak wajah.
"Filler ini benda asing, badan kita Allah jadikan dia enggak mau ada benda asing. Jadi tubuh akan berusaha mengeluarkan filler itu. Jadi, filler tuh dia bisa naik dari payudara hingga ke atas (wajah)," ujarnya.
Normayah sempat menangani pasien infeksi filler hingga wajahnya rusak. Ini akibat filler sudah masuk ke dalam sel dan bercampur sehingga sulit untuk dipisahkan.
"Jadi, kalau ada infeksi, susah untuk dihilangkan. Kasus ini akhirnya ditangani dengan antibiotik bertahun-tahun, lepas itu perlu mengeluarkan nanah, datang lagi, keluarkan nanah lagi dan itu mahal, sementara asuransi enggak mau cover karena masalah itu dibuat sendiri," tambahnya.
Rekonstruksi Payudara
Normayah juga kerap menangani pasien rekonstruksi payudara. Ini adalah tindakan bagi pasien yang payudaranya diangkat akibat kanker untuk mengembalikan bentuk payudaranya.
Menurutnya, ini tindakan opsional. Artinya, pasien boleh memilih untuk rekonstruksi atau tidak. Biasanya pasien dengan usia muda lebih memilih rekonstruksi untuk mengembalikan rasa percaya diri.
Sementara, sebagian pasien tidak melakukannya karena berbagai alasan termasuk biaya.
.png)
2 hours ago
1
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5115822/original/007897700_1738324654-Screenshot_2025-01-31_184712.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4455980/original/038067100_1686094037-close-up-people-celebrating-woman.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5393654/original/047231900_1761566632-WhatsApp_Image_2025-10-27_at_6.57.20_PM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5394791/original/037000600_1761640597-kakseto.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5393710/original/099592200_1761575550-WhatsApp_Image_2025-10-27_at_22.20.05.jpeg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4402814/original/059145300_1681978923-20230420-Pakaian-Impor-Bekas-Lebaran-Idul-Fitri-Iqbal-1.jpg)







