Liputan6.com, Jakarta Aritmia atau gangguan irama jantung ternyata bisa meningkatkan risiko penyakit stroke. Bahkan, bisa meningkatkan risiko 7 kali lipat terkena stroke.
Menurut dr Pricilla Yani Gunawan, Sp.N, Subspes.E.N.K (K), dari Siloam Hospital Lippo Village, aritmia masuk dalam list faktor risiko pencetus stroke.
"Memang faktor risiko (stroke) sangat banyak.Paling sering itu tekanan darah tinggi, kolesterol, kencing manis, dan banyak list faktor lainnya. Salah satunya adalah gangguan irama jantung, itu bisa meningkatkan risiko stroke hingga 7 kali," ungkap Pricilla ditemui di Siloam Hospital Lippo Village.
Pricilla mengungkapkan meskipun pada saat medical check up ternyata diketahui tekanan darah, kolesterol dan gula darah ternyata normal tapi begitu muncul adanya aritmia, maka menaikan risiko stroke hingga 7 kali lipat.
"Jadi, semisal ada pasien meminum obat tekanan darah agar tetap stabil tapi kemudian miss tidak melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke arah irama jantung, maka bisa masih ada risiko lain," ujarnya menjawab pertanyaan Liputan6.com.
Perlunya USG Pembuluh Darah
Maka itu, Pricilla mengungkapkan, pentingnya screening jantung bukan hanya berhenti pada pengecekan darah di kolesterol, gula darah dan tekanan darah saja. Medical check-up untuk melihat ada atau tidaknya risiko stroke juga akan berlanjut pada USG pembuluh darah.
"Salah satu yang kita anjurkan adalah pemeriksaan USG pembuluh darah leher dan kepala. Pada saat itu akan terlihat adanya gangguan denyut,"ujarnya.
Sebab, gangguan irama di jantung itu akan diteruskan kepada gangguan irama di seluruh tubuh. Itupun, akan menjadi pintu masuk pencegahan terhadap munculya stroke, sebelum gejalanya datang.
Kenali Faktor Risiko dan Pencegahannya
Rajin berolahraga mampu menekan faktor risiko munculnya stroke pada seseorang.
"Kalau risiko usia itu kan tidak bisa dihindari, karena setiap orang pasti akan menua. Tapi faktor risiko lain seperti tekanan darah tinggi, kolesterol dan diabetes, bisa ditekan dengan cara berolahraga, pola, asupan dan jam makan yang teratur,"ujarnya.
Selain itu, mencegah stroke juga bisa dengan cara banyak bergerak, tidak malas. Sebab belakangan ini, penyakit stroke bukan lagi menyerang mereka yang sudah usia tua, melainkan usia dewasa muda seperti usia 40 hingga 45 tahun.
"Jadi, screening awal itu penting. Bila tidak ada faktor risiko, lakukan medical check up 1 tahun hingga 3 tahun sekali. Kalau ditemukan risikonya, silahkan diulang setiap tahun, kecuali muncul gejala diantara rentan waktunya," ujar Pricilla.
.png)
3 weeks ago
12
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5423880/original/034821800_1764120445-IMG-20251126-WA0008.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5115822/original/007897700_1738324654-Screenshot_2025-01-31_184712.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5393654/original/047231900_1761566632-WhatsApp_Image_2025-10-27_at_6.57.20_PM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5394791/original/037000600_1761640597-kakseto.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4402814/original/059145300_1681978923-20230420-Pakaian-Impor-Bekas-Lebaran-Idul-Fitri-Iqbal-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5393710/original/099592200_1761575550-WhatsApp_Image_2025-10-27_at_22.20.05.jpeg)








