CISDI Ingatkan Program MBG dan CKG Perlu Target yang Lebih Realistis

3 weeks ago 10
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Jakarta - Program hasil terbaik cepat (quick wins) yakni Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Cek Kesehatan Gratis (CKG) berpotensi mendisrupsi program kesehatan yang selama ini telah berjalan dengan cukup baik jika tidak ada upaya penyelarasan.

Hal ini disampaikan Founder dan CEO Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI) Diah Saminarsih.

Diah mengatakan pelaksanaan MBG belum memenuhi kualitas intervensi gizi. Salah satunya karena masifnya penggunaan pangan ultra-olahan (ultra-processed food) yang masih berbenturan dengan program peningkatan gizi yang telah dijalankan Kementerian Kesehatan, seperti program Pemberian Makanan Tambahan (PMT).

Lalu, belum terpenuhinya standar keamanan pangan dalam program MBG berdampak pada maraknya kasus keracunan. 

Maka dari itu, CISDI menilai pemerintah perlu menerapkan target lebih realistis dalam menjalankan program MBG dan CKG.

“Program MBG dan CKG perlu target yang lebih realistis, dengan pendekatan bertahap dan menimbang keberagaman masyarakat Indonesia yang disebabkan faktor geografis, etnis, maupun tingkat sosial-ekonomi, serta keterbatasan fiskal,” kata Diah dalam keterangan tertulis pada Jumat, 24 Oktober 2025. 

Kedua program unggulan Presiden Prabowo tersebut menelan anggaran jumbo dan menyasar puluhan juta penerima manfaat dalam kurun waktu satu tahun pertama. Hingga 22 Oktober 2025, CISDI mencatat sebanyak 11.585 kasus keracunan makanan telah terjadi di puluhan kabupaten/kota di 24 provinsi.

Hingga kini pemerintah belum menerbitkan Peraturan Presiden yang komprehensif untuk memperbaiki tata kelola MBG dan mencegah berulangnya kasus keracunan.

4 Sehat 5 Sempurna Sudah Tidak Berlaku

Salah satu ketidakselarasan antara MBG dengan program Kementerian Kesehatan yakni paradigma “4 Sehat 5 Sempurna”. Dalam program MBG kini masuknya susu berperisa tinggi gula, susu formula, hingga makanan pendamping ASI (MPASI) kemasan.

Padahal, Kementerian Kesehatan telah meluncurkan Pedoman Gizi Seimbang sebagai acuan kebutuhan gizi harian seimbang dan berbasis pada potensi sumber pangan lokal sejak 2014.

“Memasukkan susu formula dan produk MPASI kemasan ke dalam panduan menu MBG jelas bertentangan dengan Pasal 33 dan 35 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024 yang secara tegas melarang masuknya produk dari produsen dan distributor susu formula ke dalam kegiatan pelayanan masyarakat, termasuk intervensi gizi,” kata Diah. 

Insentif Kader Kesehatan dalam Program MBG

Aspek lain adalah ketentuan baru Badan Gizi Nasional (BGN) tentang pelibatan kader kesehatan dalam program MBG. Menurut Diah, kader kesehatan selama ini sudah diharuskan menguasai 25 keterampilan dasar. Kini mereka juga mesti mendistribusikan paket makanan MBG dari posyandu kepada kelompok sasaran, yaitu ibu hamil, ibu menyusui, dan balita tanpa pengaturan insentif yang jelas.

“Kami mendapati laporan di lapangan, kader kesehatan harus mengantarkan makanan kering yang tidak sesuai pedoman Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA). Selain itu, kader kesehatan tidak dibekali informasi tentang menu MBG yang dibagikan kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan balita,” kata Diah.

Sementara itu, kader kesehatan di Indonesia masih dilihat sebagai relawan, sebagian besar di antaranya dibayar rendah, tapi terus diberi beban kerja dan persyaratan pemenuhan kompetensi. Oleh karena itu, perlu dipastikan kembali beban kerja dan mekanisme pemberian insentif layak kepada kader kesehatan.

CKG Perlu Pertimbangkan Keberlanjutan Layanan

Sementara untuk CKG, CISDI menilai program ini berpotensi meningkatkan jangkauan layanan kesehatan primer melakukan pencatatan dan pelaporan kasus penyakit menular. Namun, pelaksanaan CKG perlu menimbang keberlanjutan layanan.

“CKG sebaiknya tidak hanya diposisikan sebagai pendekatan promotif dan preventif untuk mendeteksi dini penyakit tidak menular hingga tuberkulosis (TB) dengan memastikan keberlanjutan layanan atau perawatan penyakit berisiko (continuum of care), seperti layanan diabetes yang memerlukan perawatan yang panjang,” kata Diah.

Diah menambahkan, skrining kesehatan melalui CKG akan menghasilkan bank data yang berharga. Karenanya, pemanfaatan data CKG antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus berlangsung transparan.

“Data CKG yang terkumpul bisa dimaksimalkan untuk merencanakan layanan lanjutan di daerah, termasuk memetakan prioritas penyakit yang bisa dijangkau oleh faskes, dan diantisipasi BPJS Kesehatan berdasarkan beban biaya,” ujar Diah.

Jika CKG dijalankan dengan baik dan memadai, beban negara dalam menangani penyakit kronis dan berbiaya tinggi bisa berkurang. Program ini juga diharapkan dapat memantik kebiasaan setiap warga negara untuk memeriksakan kesehatan secara rutin.

Read Entire Article