Liputan6.com, Jakarta Pembesaran prostat jinak atau benign prostatic hyperplasia (BPH) adalah penyakit degeneratif yang terjadi pada pria di atas 50 tahun.
Dokter spesialis urologi Gideon F.P. Tampubolon dari RS EMC Grha Kedoya menjelaskan ada beberapa gejala yang bisa jadi tanda terjadinya penyakit ini, yakni:
Buru-Buru ke Toilet Ketika Ingin Berkemih
“Gejala yang sering dilihat itu harus buru-buru kalau sedang ingin buang air kecil,” kata Gideon dalam Healthy Monday program kerja sama antara RS EMC bersama Liputan6.com di Jakarta Pusat, Senin (24/11/2025).
Aliran Kencing Lemah dan Putus-Putus
Bisa juga dicek dari aliran urine saat buang air kecil. “Pembesaran prostat jinak membuat aliran kencing akan tersumbat sehingga alirannya lemah dan putus-putus,” tambahnya.
Sering Berkemih di Malam Hari
Gejala lainnya dari pembesaran prostat jinak adalah sering berkemih di malam hari. Di malam hari bisa buang air kecil lima sampai 10 kali.
“Kalau satu kali kencing di malam hari mungkin normal tapi kalau lima sampai 10 kali tentu akan mengganggu kehidupan dia termasuk pasangannya, kalau setiap jam harus ke kamar kecil kasian kan istrinya ikut terbangun,” ujar Gideon.
Kencing Terlalu Lama
Pembesaran prostat jinak juga membuat durasi kencing menjadi lebih lama ketimbang orang lain yang tak mengalaminya.
Gideon mencontohkan, ketika keluar dari bioskop, para penonton langsung ke toilet untuk berkemih. Orang dengan pembesaran prostat jinak memerlukan waktu lebih lama saat buang air kecil. Ketika orang lain sudah bergantian menggunakan toilet, pasien pembesaran prostat jinak masih belum selesai berkemih sehingga membuat orang lain mengantre.
“Kencing lama, lebih lama dari yang biasa. Keluar dari bioskop kencing, yang lain udah bergantian ini masih kencing,” jelasnya.
Mengenal Pembesaran Kelenjar Prostat Jinak
Gideon menjelaskan, kelenjar prostat berbeda dengan buah zakar atau testis. Kelenjar prostat adalah kelenjar yang hanya dimiliki pria dan terletak di pangkal penis.
“Saya yakin masyarakat sering mendengar kelenjar prostat, cuman sering disalahartikan bahwa kelenjar prostat itu sama dengan buah zakar atau testis, itu harus dibedakan betul. Jadi kelenjar prostat itu hanya pria yang memiliki, terletak di pangkal kemaluan atau di pangkal penis.”
Pembesaran prostat sering menjadi masalah pada pria di atas usia 50, apalagi 60 dan 70 tahun. Pembesaran kelenjar prostat akan mengganggu aliran air seni dan kasusnya kian bertambah banyak saat ini.
“Karena usia harapan hidup manusia Indonesia khususnya pria juga bertambah tinggi. Sehingga kalau orang banyak yang mencapai usia 60-70 tahun, tentu kasus pembesaran prostat jinak ini akan bertambah juga,” kata Gideon.
70 Persen Pria Lansia Mengalami Pembesaran Prostat
Kelenjar prostat secara alami akan mengalami pembesaran, ini termasuk penyakit degeneratif. Menurut Gideon, 70 persen pria di atas usia 60-70 tahun akan mengalami pembesaran prostat.
“Usia 50 sudah ada yang kena tapi sedikit, persentasenya bertambah besar di usia 60-80 tahun.”
Meski begitu, pembesaran prostat jinak dinilai tak mungkin terjadi pada kelompok usia muda. Pasalnya, pembesaran kelenjar prostat merupakan penyakit penuaan.
“Enggak mungkin pada usia muda, karena ini penyakit aging (penuaan) degeneratif setelah usia 50 tahun ke atas. Kalau pada usia di bawah itu dewasa muda 20-40 tahun ada lagi problem lain tapi itu biasanya masalah infeksi,” kata Gideon.
Umumnya, pembesaran prostat adalah pembesaran yang jinak, sebagian kecil memang ada yang berubah menjadi kanker.
“Itu tentu penanganannya sangat berbeda dengan pembesaran prostat jinak,” kata Gideon.
Apa yang Perlu Dilakukan Bila Alami Pembesaran Protat Jinak?
Ketika berbagai gejala pembesaran prostat jinak terjadi, maka Gideon menyarankan untuk memerhatikan gaya hidup (lifestyle).
“Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dengan lifestyle, yang sering mengganggu itu sering kencing ya, nah kita harus menghindari beberapa minuman dan makanan yang membuat sering kencing. Contohnya minuman mengandung kafein (kopi, teh).”
“Tentu dia (pasien) harus mengurangi konsumsi teh atau kopi terutama di sore hari. Mulai jam empat sore udah mulai disetop, karena efek kafein itu bisa 11 sampai 15 jam ke depan,” saran Gideon.
Dia juga menyarankan, jika sudah menginjak usia 50 tahun ke atas, maka mulai periksakan diri. Bisa saat medical check-up (MCU) agar diperiksa secara menyeluruh.
“Kalau memang sudah ada gangguan dan gejala pembesaran kelenjar prostat itu kalau lebih awal ditangani akan lebih baik,” ucapnya.
Seseorang yang ayahnya mengalami pembesaran kelenjar prostat jinak lebih disarankan untuk melakukan pemeriksaan. Karena mereka cenderung berisiko lebih tinggi.
Jika gejala sudah berat, tentu harus dibantu dengan penggunaan obat-obatan. Jika gejala lebih berat lagi, misalnya pasien tidak bisa kencing hingga timbul komplikasi seperti infeksi berulang, kencing berdarah, maka perlu dilakukan tindakan operasi.
“Dan, tindakan operasi saat ini umumnya sudah minimal invasif, jadi tidak ada lagi pembedahan terbuka, udah jarang lah. Kita umumnya sudah melakukan dengan alat endoskopi tanpa bedah terbuka,” tutupnya.
.png)
2 days ago
7
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5423880/original/034821800_1764120445-IMG-20251126-WA0008.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5115822/original/007897700_1738324654-Screenshot_2025-01-31_184712.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5393654/original/047231900_1761566632-WhatsApp_Image_2025-10-27_at_6.57.20_PM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5394791/original/037000600_1761640597-kakseto.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5393710/original/099592200_1761575550-WhatsApp_Image_2025-10-27_at_22.20.05.jpeg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4402814/original/059145300_1681978923-20230420-Pakaian-Impor-Bekas-Lebaran-Idul-Fitri-Iqbal-1.jpg)







