4 Cara Lindungi Kulit dari Paparan Mikroplastik yang Picu Percepatan Penuaan

3 weeks ago 10
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Jakarta Hasil penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap bahwa air hujan di Jakarta mengandung partikel mikroplastik.

Peneliti BRIN Muhammad Reza Cordova mengungkapkan penelitian yang dilakukan sejak 2022 menunjukkan adanya mikroplastik dalam setiap sampel air hujan di ibu kota, yang terbentuk dari degradasi limbah plastik melayang di udara akibat aktivitas manusia.

"Mikroplastik ini berasal dari serat sintetis pakaian, debu kendaraan dan ban, sisa pembakaran sampah plastik, serta degradasi plastik di ruang terbuka," kata Reza melalui keterangan tertulis, melansir Antara, Jumat 17 Oktober 2025.

Terkait adanya mikroplastik pada air hujan di Jakarta, dermatolog Arini Astasari Widodo membagikan empat tips melindungi kulit dari paparan mikroplastik. Keempat cara itu adalah:

Jaga Skin Barrier

Langkah pertama adalah menjaga integritas sawar kulit (skin barrier), karena kulit yang sehat merupakan pertahanan terbaik.

“Gunakan sabun lembut tanpa SLS (Sodium Lauryl Sulfate), rutin memakai pelembap dengan kandungan ceramide atau niacinamide, dan hindari sabun antiseptik keras yang dapat merusak lapisan pelindung alami kulit,” kata Kepala Departemen Dermatologi Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA), Jakarta Barat dalam keterangan tertulis, dikutip pada Minggu (2/11/2025).

Rutin Bersihkan Kulit

Kedua, biasakan membersihkan kulit setelah terpapar hujan atau debu kota, karena mikroplastik dapat menempel pada keringat dan minyak kulit. Mencuci wajah dan tubuh dengan air bersih serta sabun ringan dapat membantu mengurangi akumulasi partikel tersebut.

Gunakan Pakaian Pelindung dan Tabir Surya

Ketiga, gunakan pakaian pelindung dan sunscreen (tabir surya) saat aktivitas luar ruangan. Sunscreen tidak hanya mencegah efek UV, tetapi juga berfungsi sebagai lapisan tambahan yang mengurangi kontak langsung partikel dengan kulit.

Kurangi Penggunaan Plastik

Selain itu, di tingkat masyarakat luas, penting untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan mendukung kebijakan pengelolaan limbah plastik, karena akar masalah hujan mikroplastik berasal dari polusi plastik yang terus meningkat di lingkungan.

Dampak Paparan Mikroplastik pada Kulit

Sebelumnya, disampaikan bahwa hujan mengandung mikroplastik yang terserap lewat luka di kulit berpotensi memicu peradangan kronik ringan.

Menurut Arini, secara umum kulit sehat memiliki lapisan pelindung berupa stratum corneum yang cukup efektif menahan partikel besar seperti mikroplastik. Namun, pada kondisi tertentu misalnya pada kulit yang kering, luka, terbakar matahari, atau memiliki penyakit kulit kronik seperti dermatitis atopik, barier kulit menjadi lebih mudah ditembus.

Studi eksperimental pada kulit hewan dan jaringan manusia menunjukkan bahwa nanoplastik dengan ukuran di bawah 100 nanometer dapat menembus lapisan epidermis dan mencapai dermis superfisial, di mana partikel ini dapat berinteraksi dengan sel imun seperti makrofag dan limfosit.

“Reaksi ini dapat menimbulkan peradangan kronik ringan yang dalam jangka panjang berpotensi mempercepat penuaan kulit atau memicu munculnya hiperpigmentasi pascainflamasi,” katanya.

Selain itu, beberapa polimer plastik dapat melepaskan reactive oxygen species (ROS) saat terkena sinar UV, sehingga memperburuk kerusakan DNA pada sel kulit.

“Jadi, meski efek langsungnya mungkin tidak segera tampak, paparan berulang dan kronik terhadap mikroplastik berpotensi menyebabkan gangguan kulit jangka panjang,” kata Arini.

Dermatotoksikologi Baru

Arini juga menanggapi soal fenomena hujan mengandung mikroplastik yang terjadi belakangan ini.

“Fenomena hujan mikroplastik memang sangat mengkhawatirkan, karena menunjukkan bahwa polusi plastik kini tidak hanya mencemari laut dan tanah, tetapi juga sudah masuk ke atmosfer dan dapat turun bersama hujan.”

“Artinya, partikel mikroplastik kini menjadi bagian dari udara yang kita hirup dan lingkungan yang bersentuhan langsung dengan kulit setiap hari,” katanya.

Dari sisi dermatologi lingkungan, ini adalah bentuk dermatotoksikologi baru, paparan jangka panjang dari partikel yang tidak terlihat mata, namun berpotensi menimbulkan efek biologis pada kulit.

Penelitian di berbagai negara menunjukkan bahwa mikroplastik berukuran di bawah 10 mikrometer (micro- dan nanoplastics) dapat menempel di permukaan kulit, menembus lapisan kulit yang rusak, dan memicu reaksi peradangan kronik.

“Jadi, kita perlu mulai melihat isu mikroplastik bukan hanya sebagai masalah lingkungan, tetapi juga masalah kesehatan publik, termasuk bagi organ kulit yang menjadi garda terdepan perlindungan tubuh kita,” ujarnya.

Alasan Mikroplastik Berbahaya

Arini menjelaskan, mikroplastik bukan hanya partikel plastik murni, tapi juga membawa berbagai bahan kimia tambahan dari proses produksinya. Di dalam partikel mikroplastik, terdapat zat aditif toksik seperti phthalates, bisphenol A (BPA), polyaromatic hydrocarbons (PAHs), diethylhexyl phthalate (DEHP), serta logam berat seperti kadmium, merkuri, dan timbal.

Dari sisi kulit, bahan-bahan ini bersifat irritan dan sensitisasi kuat. Artinya, mereka bisa menyebabkan dermatitis iritan kontak atau dermatitis alergi kontak, terutama pada individu dengan kulit sensitif atau riwayat eksim atopik. Partikel-partikel kecil ini juga dapat membawa polutan udara lain seperti jelaga dan ozon, yang memperparah stres oksidatif pada kulit, memicu penuaan dini, kerusakan kolagen, dan penurunan fungsi sawar kulit (skin barrier dysfunction).

“Yang paling berbahaya sebenarnya bukan hanya partikel plastiknya, tetapi kombinasi antara partikel mikroplastik dan bahan kimia toksik yang melekat di permukaannya, karena keduanya bekerja sinergis merusak sel kulit dan mempercepat proses inflamasi,” ucapnya.

Read Entire Article