Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa tim investigasi kasus meninggalnya ibu hamil Irene Sokoy sudah sampai di Papua.
“Sekarang kita sudah kirim tim. Sudah sampai di sana ya, untuk menganalisa masalahnya di mana,” kata Budi kepada wartawan di Jakarta, Selasa (25/11/2025).
“Nah, kita kirim tim dari Rumah Sakit Sardjito untuk bisa memperbaiki tata kelola RSUD-RSUD di Papua supaya ke depannya hal-hal seperti ini bisa (dicegah),” tambahnya.
Terkait kelengkapan rumah sakit, Budi mengatakan bahwa pihaknya akan melengkapi seluruh rumah sakit di 514 kabupaten/kota.
“Kementerian Kesehatan dari 2024 sampai 2027 akan melengkapi seluruh rumah sakit di 514 kabupaten/kota untuk alat-alatnya,” ujarnya.
Sementara, terkait sumber daya manusia (SDM) seperti dokter spesialis Budi menyebut pihaknya tengah mengerjakan hal tersebut.
“Nah, kalau SDM-nya memang kurang, itu yang sekarang kita lagi kerja,” ucapnya.
Sebelumnya, Kemenkes telah merespons hal ini lewat Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman.
“Kemenkes mengirimkan tim dari Direktorat Jenderal Kesehatan Lanjutan ke Papua untuk menginvestigasi kasus ini bersama Dinas Kesehatan setempat,” kata Aji dalam keterangan tertulis pada Minggu, 23 November 2025.
“Apabila ditemukan indikasi pelanggaran, pastinya akan ada sanksi tegas yang dikenakan untuk RS yang diduga menolak pasien,” tambahnya.
Rumah Sakit Tidak Boleh Tolak Pasien Darurat
Aji juga menyampaikan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam berbagai kesempatan selalu mengingatkan bahwa rumah sakit tidak boleh menolak pasien. Rumah sakit harus bertindak profesional dengan mengutamakan keselamatan pasien dibanding masalah administrasi.
”Penolakan pasien oleh RS merupakan pelanggaran UU Kesehatan yang dapat mengarah ke unsur pidana.”
“Kementerian Kesehatan (Kemenkes) turut berbelasungkawa dan menyayangkan insiden yang terjadi,” ujar Aji.
Sebelumnya, kisah tragis dialami Irene Sokoy, warga Kampung Hobong, Sentani, Jayapura, Papua. Ibu hamil ini meninggal dunia bersama janin 6 bulan di kandungannya diduga gara-gara telat mendapat pertolongan. Padahal kondisinya sudah bukaan enam dan mengalami pecah ketuban.
Nasib Pilu Irene Sokoy
Cerita pilu Irene diungkap kakak iparnya, Ivon Kabey. Ivon menduga kuat penyebab kematian adiknya karena keterlambatan pelayanan serta penolakan rujukan di beberapa rumah sakit di Kota Jayapura.
"Awalnya kami tiba di RSUD Yowari pukul 15.00 WIT dengan status pasien pembukaan enam dan ketuban pecah, tetapi proses persalinan tidak kunjung ditangani karena dugaan bayi berukuran besar, yakni empat kilogram," katanya seperti mengutip Antara, Sabtu (22/11/2025).
Keluarga kemudian meminta percepatan rujukan karena kondisi Irene Sokoy semakin gelisah. Tetapi surat rujukan baru selesai mendekati tengah malam, diikuti keterlambatan ambulans yang baru tiba pukul 01.22 WIT.
Dalam proses rujukan ternyata tak semulus yang mereka kira. Irene dan bayi di kandungannya mendatangi tiga rumah sakit tapi tak juga mendapat penanganan hingga akhirnya meninggal dunia di perjalanan.
Ditolak dengan Berbagai Alasan
Dalam situasi genting, setiap rumah sakit yang didatangi dengan susah payah menolak untuk menangani Irene dengan berbagai alasan.
"Rujukan ke RS Dian Harapan dan RS Abe menolak karena ruangan penuh serta renovasi fasilitas, lanjut kami ke RS Bayangkara pasien tidak diterima tanpa uang muka Rp4 juta, saat akan ke RS Dok II Irene meninggal di perjalanan pukul 05.00," ujarnya.
Dia menyesalkan peristiwa ini. Adiknya harus meninggal dunia bersama bayi yang dikandung karena penanganan rumah sakit yang tidak cepat.
"Sejak awal adik ipar saya tidak ditangani dengan baik, kami ke beberapa rumah sakit dan terus ditolak, sampai akhirnya adik saya meninggal dalam perjalanan bersama bayi yang dikandung," katanya.
.png)
6 hours ago
4
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5423091/original/072696200_1764053038-WhatsApp_Image_2025-11-25_at_1.39.45_PM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5423463/original/060799700_1764063466-Denny_Sumargo__Brand_Ambassador_Bohopanna.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5301737/original/000530900_1753954594-WhatsApp_Image_2025-07-31_at_16.23.30_0e70084e.jpg)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5394791/original/037000600_1761640597-kakseto.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5393654/original/047231900_1761566632-WhatsApp_Image_2025-10-27_at_6.57.20_PM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5393710/original/099592200_1761575550-WhatsApp_Image_2025-10-27_at_22.20.05.jpeg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4402814/original/059145300_1681978923-20230420-Pakaian-Impor-Bekas-Lebaran-Idul-Fitri-Iqbal-1.jpg)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5393482/original/049060900_1761556475-hl2.jpg)




