Liputan6.com, Jakarta - Meta memperkenalkan alat baru yang dirancang untuk melindungi para kreator Facebook agar karya mereka tidak dicuri orang lain. Fitur bernama Facebook Content Protection ini hadir sebagai alat berbasis seluler yang mampu mendeteksi penggunaan ulang Reels tanpa izin pemiliknya.
Lewat fitur tersebut, kreator akan menerima pemberitahuan ketika konten Reels mereka dipakai oleh orang lain. Meta juga menyediakan sejumlah opsi tindak lanjut, mulai dari memblokir distribusi Reels tersebut di Facebook dan Instagram, melacak performanya, hingga menambahkan tautan atribusi pada konten yang ditiru. Kreator juga dapat melepaskan klaim mereka apabila ingin membiarkan Reels tersebut tetap tayang di platform Meta.
Dilansir Tech Crunch Selasa, (18/11/2025) Meta menyatakan bahwa penambahan fitur perlindungan konten merupakan bagian dari upayanya untuk membantu kreator orisinal sukses di Facebook, tanpa tergerus oleh para peniru. Sebagai bagian dari inisiatif ini, Meta menyatakan pada bulan Juli bahwa mereka telah menghapus sekitar 10 juta profil yang menyamar sebagai kreator konten terkemuka dan telah mengambil tindakan terhadap 500 ribu akun yang terlibat dalam perilaku spam atau interaksi palsu.
Meski fitur ini dapat memantau konten yang diunggah ke Instagram, pendeteksiannya bahnya bekerja apabila kreator juga mengunggah Reels tersebut ke Facebook, termasuk lewat opsi “Share to Fcaebook”. Strategi ini dinilai dapat mendorong kreator untuk lebih sering membagikan karya mereka ke platform tersebut.
Sistem perlindungan konten ini secara otomatis diberikan kepada kreator Facebook yang tergabung dalam program Facebook Content Monetization juga memenuhi standar integritas dan orisinalitas yang ditetapkan Meta. Selain itu, akses ke program baru ini juga akan diluncurkan bagi kreator yang menggunakan Rights Manager.
Meta Perkuat Kendali Kreator Melalui Cotent Protection di Reels
Para kreator dapat mengetahui mereka memenuhi syarat dengan melihat notifikasi di Feed, Professional Dashboard, atau profil. Mereka juga bisa memeriksa ketersediaan fitur pada menu “Content Protection”, atau mengajukan akses melalui situs resmi Meta.
Dari sisi teknis, Content Protection memanfaatkan teknologi pencocokan yang sama dengan Rights Manager. Alat ini juga akan menampilkan persentase kecocokan untuk setiap kecocokan yang muncul, serta detail lainnya, seperti jumlah penayangan, jumlah pengikut, dan status monetisasi.
Meta menegaskan fitur ini memberi kendali penuh kepada kreator terkait bagaimana sistem mendeteksi dan menangani konten yang mirip. Ketika kreator memberikan izin kepada akun tertentu, akun itu bisa dimasukkan ke dalam “allow list” agar tidak otomatis ditanda sebagai pelanggaran.
Klaim pada video juga bisa dilepaskan secara manual, atau kreator bisa memilih untuk hanya memantau performa konten sambil menambahkan tautan atribusi. Tautan tersebut akan memberikan label “original” yang mengarah ke profil, halaman, atau Reels asli.
Meta menyebut sedang menguji opsi agar tautan atribusi dapat langsung mengarah ke Reels asli, meski untuk saat ini tautan secara default mengarah ke profil atau halaman kreator.
Meta Lindungi Reels Kreator
Apabila reels diblokir, distribusi video akan dibatasi, tetapi akun yang mencuri reels tersebut tidak akan menerima sanksi. Meta menjelaskan kebijakan ini diterapkan untuk mencegah penyalahgunaan fitur untuk menargetkan akun tertentu.
Selain itu, Meta menyatakan kreator yang kedapatan menyalahgunakan sistem, kreator yang mengirimkan laporan palsu dapat dikenakan pembatasan terhadap akun mereka sendiri atau kehilangan akses fitur.
Secara default, sistem akan memantau seluruh Reels kreator. Sementara itu, kreator juga dapat mengajukan sengketa apabila ada akun lain yang mencoba melindungi konten yang sebenarnya karya asli kreator. Pengajuan dapat dilakukan melalui saluran laporan pelanggaran hak cipta atau opsi “Can’t find a specific match?” bila sistem tidak menemukan kecocokan konten yang seharusnya ada.
Untuk saat ini, alat baru tersebut hanya tersedia untuk perangkat seluler, tetapi Meta memberi tahu TechCrunch bahwa mereka sedang menguji penambahannya ke Dasbor Profesional di desktop.
Meta akan Nonaktifkan Tombol Like dan Komentar 'Eksternal' Facebook
Di sisi lain, Meta mengumumkan keputusan untuk menghentikan operasional dua fitur ikonik jejaring sosial Facebook, yaitu pada tombol plugin 'like' dan 'komentar' eksternal.
Keputusan ini menandai berakhirnya era dunia Web 2.0, di mana kedua tombol tersebut sempat menjadi elemen wajib hampir di semua situs web dan blog.
Dilansir Mashable, Minggu (16/11/2025), dalam sebuah postingan dari situs blog Meta, menyampaikan tombol 'like' Facebook dan 'komentar' Facebook akan resmi dihentikan pada 10 Februari 2026.
Menurut Meta, penutupan fitur ini adalah langkah strategis untuk mempertahankan platform yang lebih modern dan efesien. Perubahan menyebut plugin ini merupakan peninggalan dari era pengembangan web sebelumnya, dan juga penggunanya menurun seiring dengan evolusi lanskap digital.
“Perubahan ini mencerminkan komitmen kami untuk mempertahakan platform modern dan efesien yang melayani kebutuhan pengembang saat ini, sekaligus memungkinkan kami berinvestasi dalam inovasi di masa mendatang,” tulis Meta melalui keterangan resminya.
Plugin sosial Facebook yang pertama kali diluncurkan pada 2016 pernah menjadi primadona bagi konten kreator dan pengelola situs. Kehadiran tombol ini memungkinkan pengguna untuk langsung berinteraksi dengan konten, seperti menyukai dan berkomentar pada suatu konten dengan profil Facebook tanpa perlu meninggalkan halaman web.
Di masa kejayaannya, fitur ini bukan hanya mempermudah pengguna, tetapi juga menguntungkan Facebook. Tombol tersebut menjadi saluran penting bagi perusahaan untuk mengumpulkan data pengguna dari konten yang diakses di platform pihak ketiga.
Namun lanskap internet telah berubah, penemuan dan interaksi konten kini didominasi oleh aplikasi seluler, membuat fitur eksternal ini menjadi usang. Interaksi seperti komentar dan suka kini lebih ba...
.png)
1 week ago
8
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5424558/original/005858800_1764146891-Poco.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5424644/original/081142100_1764150133-Google_Meet.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5424443/original/007804400_1764142642-ALFONS_TUNJAYA.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5393654/original/047231900_1761566632-WhatsApp_Image_2025-10-27_at_6.57.20_PM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5394791/original/037000600_1761640597-kakseto.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5393710/original/099592200_1761575550-WhatsApp_Image_2025-10-27_at_22.20.05.jpeg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4402814/original/059145300_1681978923-20230420-Pakaian-Impor-Bekas-Lebaran-Idul-Fitri-Iqbal-1.jpg)







