Ramallah (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri Palestina, Selasa, menyatakan sedikitnya 33.000 perempuan dan anak perempuan di Jalur Gaza tewas dalam serangan Israel selama dua tahun terakhir.
Dalam pernyataan resminya bertepatan dengan peringatan Hari Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan, Kemlu Palestina mengatakan lebih dari 12.500 perempuan dan 20.000 anak tewas akibat tembakan Israel di Gaza sejak Oktober 2023.
Merujuk data Kantor Media Pemerintah Gaza, Kemlu Palestina menuduh Israel melakukan “kejahatan sistematis terhadap perempuan Palestina”, termasuk genosida, pembunuhan di luar proses hukum, penghilangan paksa, penahanan sewenang-wenang, penyiksaan, kekerasan seksual, perobohan rumah, perampasan tanah, terorisme pemukim, kelaparan, dan tindakan intimidatif.
Pernyataan Kemlu Palestina itu lebih lanjut menyebut Israel menggunakan teknologi pengawasan canggih, termasuk kecerdasan buatan dan perangkat mata-mata siber, untuk menargetkan dan meneror warga Palestina, terutama perempuan.
Kementerian itu menekankan perlunya mempertahankan tekanan internasional untuk mengakhiri pendudukan kolonial Israel yang ilegal dan memastikan implementasi solusi dua negara sesuai hukum internasional.
Dukungan global harus menjamin hak rakyat Palestina, termasuk penentuan nasib sendiri, kemerdekaan, serta hak kembali bagi para pengungsi tanpa pembatasan.
Kemlu Palestina juga menyerukan perlindungan segera bagi perempuan Palestina yang mengalami tingkat kekerasan ekstrem, baik dari operasi militer maupun praktik penindasan lainnya di seluruh wilayah pendudukan.
Baca juga: Israel bunuh 15 jurnalis Palestina sepanjang Agustus, 3 perempuan
Pernyataan itu menambahkan bahwa perempuan dan anak perempuan menanggung beban paling berat dari konflik, dengan banyak korban meninggal akibat serangan udara langsung, kelaparan, kurangnya layanan kesehatan, serta blokade yang berkepanjangan.
Pihak Palestina menyebut serangan Israel menghancurkan ratusan fasilitas pendidikan, kesehatan, dan perlindungan perempuan sehingga memperparah risiko kekerasan berbasis gender.
Kemlu Palestina itu memperingatkan bahwa selama perang berlangsung, keluarga kehilangan identitas hukum, banyak jenazah tidak dapat diidentifikasi, dan sejumlah korban perempuan masih hilang.
Sejak Oktober 2023, militer Israel telah menewaskan hampir 70.000 warga Palestina dan melukai hampir 171.000 lainnya dalam perang genosida yang meratakan sebagian besar Jalur Gaza.
Serangan tersebut juga memperdalam krisis kemanusiaan yang oleh badan-badan internasional disebut sebagai salah satu yang paling parah dalam sejarah modern.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Malnutrisi, perempuan Gaza meninggal di Italia sehari usai dievakuasi
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
.png)




:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5393654/original/047231900_1761566632-WhatsApp_Image_2025-10-27_at_6.57.20_PM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5394791/original/037000600_1761640597-kakseto.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4402814/original/059145300_1681978923-20230420-Pakaian-Impor-Bekas-Lebaran-Idul-Fitri-Iqbal-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5393710/original/099592200_1761575550-WhatsApp_Image_2025-10-27_at_22.20.05.jpeg)








