PBB (ANTARA) - Perserikatan Bangsa-Bangsa secara resmi memulai proses pemilihan dan pengangkatan sekretaris jenderal PBB berikutnya pada Selasa.
Presiden Majelis Umum PBB (United Nations General Assembly/UNGA) Annalena Baerbock menyampaikan dalam sebuah pernyataan bahwa dirinya telah menandatangani surat bersama dengan Michael Imran Kanu, presiden dewan keamanan (DK) PBB untuk bulan November yang juga perwakilan tetap Sierra Leone untuk PBB. Surat tersebut secara resmi mengawali proses seleksi dan penunjukan sekjen PBB berikutnya.
Dengan diterbitkannya surat bersama tersebut, presiden UNGA dan presiden DK PBB mengundang negara-negara anggota PBB menominasikan kandidat untuk posisi sekjen PBB, yang akan menjabat mulai 1 Januari 2027. Surat itu juga mencakup seruan kepada negara-negara anggota agar mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh untuk mencalonkan perempuan sebagai kandidat sekjen.
Sebagai presiden UNGA, Baerbock menuturkan dirinya akan "memastikan bahwa proses (seleksi) itu mencerminkan prinsip-prinsip Piagam PBB serta komitmen dan nilai-nilai terbaik yang kita miliki bersama,"
"Seleksi sekjen berikutnya diadakan pada momen penting bagi PBB. Kita sedang dihadapkan pada peningkatan konflik, krisis iklim yang berkembang cepat, kebutuhan kemanusiaan yang kian meluas, hambatan yang terus berlanjut dalam implementasi Agenda 2030 dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, serta penolakan yang kian besar terhadap hak asasi manusia," ujar Baerbock.
Sistem multilateral, dengan PBB sebagai intinya, sedang menghadapi tekanan keuangan dan politik yang kian meningkat, sementara dunia "membutuhkan PBB lebih dari sebelumnya," ujar Baerbock.
"Dunia menaruh harapan kepada sekjen berikutnya untuk memberikan kepemimpinan yang kuat, berdedikasi, dan efektif dalam mewujudkan tiga pilar PBB, yaitu perdamaian dan keamanan, hak asasi manusia, dan pembangunan, serta membuat PBB siap menghadapi masa depan," kata presiden UNGA tersebut.
Antonio Guterres, sekjen PBB saat ini sekaligus yang kesembilan, mulai menjabat pada Januari 2017.
Pewarta: Xinhua
Editor: Indra Arief Pribadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
.png)




:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5393654/original/047231900_1761566632-WhatsApp_Image_2025-10-27_at_6.57.20_PM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5394791/original/037000600_1761640597-kakseto.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4402814/original/059145300_1681978923-20230420-Pakaian-Impor-Bekas-Lebaran-Idul-Fitri-Iqbal-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5393710/original/099592200_1761575550-WhatsApp_Image_2025-10-27_at_22.20.05.jpeg)








