Liputan6.com, Jakarta - ChatGPT adalah salah satu alat penyunting foto yang bisa memahami keinginan pengguna. Kecerdasan buatan (AI) ini mampu memahami konteks, mengerti maksud pengguna, dan melakukan penyesuaian visual dengan akurat dalam hitungan menit--jika prompt yang disampaikan lebih spesifik.
Hasil yang dibuat ChatGPT memiliki kualitas yang memuaskan pengguna karena kesesuainnya. Namun, di balik kualitas yang dihasilkan, pengguna harus bergantung pada ketepatan kalimat instruksi atau prompt yang diberikan.
Dikutip dari Digital Trends, Kamis (20/11/2025), beberapa prompt bekerja sesuai keinginan ketika pengguna bersedia lebih spesifik dan menjelaskan dengan tepat apa yang diinginkan. Langkah ini memang memerlukan waktu, tetapi sepadan dengan usaha yang dikeluarkan.
Fotografer John Brandon memberikan beberapa prompt yang ia temukan berhasil ketika digunakan. Menurutnya, instruksi yang teralu umum sering kali berakhir dengan hasil kurang maksimal, mulai dari foto yang terlalu terang hingga warna tidak natural.
Berikut ini beberapa rangkaian prompt yang efektif setelah diuji pada puluhan foto:
1. Meningkatkan Kecerahan Gambar
Prompt: Brighten the beam of light in this shot by 15%.
Untuk mengubah pencahayaan pada foto, instruksi menggunakan angka dan area sangat berpengaruh. Pengguna harus spesifik menjelaskan tingkat kecerahan yang diinginkan. Bahkan menentukan bagian gambar mana yang ingin disesuaikan.
Prompt generik seperti “brighten this image” sering membuat foto seperti over exposed. Karena itu, tentukan bagian yang ingin disesuaikan dan seberapa besar peningkatannya.
Contoh: ketika foto memiliki semburat cahaya terlalu gelap, tingkatkan hanya pada bagian sinarnya (misal 15%), lalu tambahkan 5% tingkat cahaya pada area lain. Hasilnya akan lebih natural dibanding menaikkan kecerahan seluruh gambar.
Kuncinya: selalu sebutkan persentase dan area spesifik yang ingin diperbaiki.
2. Letakkan Subjek di tempat lain
Prompt: Put this mini (object) on a real (place).
ChatGPT mampu mengganti latar belakang dan menempatkan subjek ke dalam suasana baru secara realistis. Fitur ini mirip dengan kemampuan AI pada Photoshop, tetapi prosesnya cenderung lebih cepat dan tidak membutuhkan seleksi manual.
Untuk hasil optimal, berikan detail tambahan mengenai elemen yang harus disesuaikan. Misalnya, subjek berpindah dari arena lapangan belakang rumah ke lapangan sungguhan. Perintahkan pula untuk mengganti objek pendukung agar sesuai dengan konteks adegan.
Ketika membuat prompt ini, pengguna harus mengingat kuncinya untuk menjelaskan latar baru dan atribut yang harus disesuaikan agar hasilnya lebih meyakinkan.
3. Meningkatkan Kualitas Warna
Prompt: Enchane the luminance and clarity of this image, but don’t change anything else.
Terkadang pengguna menginginkan warna yang jelas dan detail dari gambar yang dimiliki. Tetapi, pengguna harus menerapkan batasan yang sesuai. Prompt ini efektif ketika pengguna ingin menambahkan vibrasi tanpa risiko perubahan berlebih pada kontras, exposure, atau komposisi.
Pengguna dapat menambahkan instruksi seperti “only adjust the color to make it more vibrant” untuk memastikan AI tidak mengubah struktur visual lain. Menyebutkan istilah teknis seperti luminance membantu ChatGPT memahami area penyesuaian secara presisi.
Jangan lupa untuk menggunakan kalimat “dont change anything else” untuk pembatas pengeditan.
4. Menghilangkan Glare pada Gambar
Prompt: remove the excess glare in (position) of (object).
Fitur penghilang glare (silau cahaya) sangat efektif bila lokasi gangguan disebutkan secara detail. Prompt umum seperti “remove glare” biasanya membuat AI mengoreksi seluruh gambar dan mengabaikan letak utama yang ingin diubah.
Pengguna perlu menyebutkan lokasi yang jelas, misal “lower right of the laptop screen”, prompt ini membatu AI menghilangkan pantulan tanpa menambah efek lain yang tidak diperlukan. Teknik ini juga berlaku untuk noda, pantulan berlebih, atau objek kecil yang ingin dihapus.
Ketika membuat prompt, sertakan objek, konteks, dan titik lokasi yang ingin diselesaikan secara spesifik.
CEO Cloudflare Buka Suara soal X Twitter hingga ChatGPT Down, Ini Pemicunya
Sebelumnya, Cloudflare mengungkap penyebab sejumlah layanan internet, seperti X Twitter, Canva, ChatGPT, hingga Downdetector tumbang pada Selasa, 18 November 2025, malam. CEO sekaligus salah satu pendiri Cloudflare, Matthew Prince, menyebut insiden tersebut sebagai gangguan paling berat sejak 2019.
Matthew menjelaskan Cloudflare error berawal dari sistem Bot Management. "Fitur ini biasanya bertugas mengatur dan membatasi bot yang mengakses situs melalui layanan Content Delivery Network (CDN) mereka," sebagaimana dikutip dari newsroom perusahaan, Rabu (19/11/2025).
Perusahaan keamanan dan infrastruktur internet itu menyatakan, sekitar 20 persen lalu lintas web global bergantung pada jaringan Cloudflare. Namun alih-alih menjaga stabilitas, sistem tersebut justru tumbang secara bersamaan.
Layanan seperti X (Twitter), ChatGPT, hingga situs pemantau gangguan Downdetector sempat tidak bisa diakses selama beberapa jam, mengingatkan dengan gangguan serupa yang pernah dipicu masalah layanan Microsoft Azure dan Amazon Web Services.
Cloudflare menegaskan, kejadian ini tidak terkait AI generatif, DNS, atau serangan siber. Masalah inti muncul dari perubahan perilaku query database ClickHouse dipakai untuk menilai pola bot.
Matthew mengatakan, “sistem machine learning Cloudflare menggunakan file konfigurasi yang diperbarui terus-menerus untuk memberikan skor bot pada setiap permintaan."
"File ini mengenali karakteristik yang menunjukkan aktivitas bot, dan akhirnya berakibat file tersebut berisi banyak dupikasi baris fitur," katanya.
.png)
6 days ago
6
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5424558/original/005858800_1764146891-Poco.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5424644/original/081142100_1764150133-Google_Meet.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5424443/original/007804400_1764142642-ALFONS_TUNJAYA.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5393654/original/047231900_1761566632-WhatsApp_Image_2025-10-27_at_6.57.20_PM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5394791/original/037000600_1761640597-kakseto.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4402814/original/059145300_1681978923-20230420-Pakaian-Impor-Bekas-Lebaran-Idul-Fitri-Iqbal-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5393710/original/099592200_1761575550-WhatsApp_Image_2025-10-27_at_22.20.05.jpeg)








