Ruben Amorim Akui Terburu-buru Mainkan Wonderkid Manchester Unied Musim Lalu

Liputan6.com, Jakarta Ruben Amorim secara terbuka mengakui bahwa ia terlalu cepat mengorbitkan Chido Obi ke tim utama Manchester United. Pelatih asal Portugal itu merasa keputusannya musim lalu tidak sepenuhnya tepat untuk perkembangan sang penyerang muda.

Obi datang ke Old Trafford dengan status wonderkid setelah mencuri perhatian di level usia muda bersama Arsenal. Ekspektasi tinggi dari publik dan suporter membuat namanya cepat terdorong ke permukaan.

Musim ini, situasinya berbalik jauh untuk Obi. Ia belum mencatat satu pun menit bermain di tim utama dan lebih banyak tampil di level Premier League 2. Keputusan Amorim tersebut bukan tanpa alasan, melainkan bagian dari strategi untuk melindungi dan menata ulang jalur perkembangan sang pemain.

Dalam waktu yang sama, Manchester United juga tengah menghadapi masalah di lini depan akibat cedera dan absensi pemain. Di tengah kebutuhan akan tambahan tenaga, Amorim tidak ingin menjadikan Obi sebagai solusi instan.

Ruben Amorim blak-blakan mengakui bahwa ia merasa terlalu dini memberi menit bermain tinggi kepada Chido Obi musim lalu. Saat itu, kondisi skuad yang diganggu badai cedera membuat manajer United terpaksa memutar otak. Obi yang masih berusia 16 tahun didorong naik ke level tertinggi ketika tim tidak punya fondasi yang cukup solid untuk mendukungnya.

Menurut Amorim, situasi tersebut membuat proses adaptasi Obi di tim utama menjadi tidak ideal. Ia khawatir momen itu justru menanam persepsi keliru dalam diri sang pemain muda. Rasa cepat puas dan perasaan “sudah sampai” di level tertinggi bisa muncul jika tidak dikelola dengan baik.

“Dia bermain tahun lalu, tapi menurut saya itu terlalu cepat,” ujar Ruben Amorim.

“Kami tidak punya tim yang bisa memasukkan anak 16 tahun dan membuatnya tidak kesulitan. Dia salah satu pemain dengan potensi besar, tetapi ia memulai terlalu dini. Kadang sulit menangani hal itu dengan anak-anak, karena mereka bisa berpikir ‘saya sudah sampai di sini’. Kami harus berhati-hati soal itu,” kata Ruben Amorim.

Selain Obi, nama Shea Lacey juga mencuri perhatian di internal Manchester United. Penyerang berusia 18 tahun itu tampil menonjol di level timnas usia muda dan mulai rutin dilibatkan dalam sesi latihan bersama skuat utama. Ia bahkan sudah mencetak gol perdananya bersama Timnas Inggris U-20 bulan ini.

Meski begitu, Lacey belum juga melakoni debut resmi di tim senior United. Amorim jelas memilih jalur konservatif, memastikan sang pemain benar-benar siap menghadapi intensitas dan tekanan Liga Inggris.

“Saya sangat senang dengan dirinya,” ucap Ruben Amorim.

“Dia sempat mengalami sedikit masalah cedera, tapi staf sudah bekerja sangat baik menyeimbangkan kondisi fisiknya dan sekarang Anda bisa melihat ia mampu menahan beban latihan yang lebih besar.

“Ia punya bakat besar, tetapi ketika mereka datang ke sini mereka bisa merasakan bahwa kecepatan permainan benar-benar berbeda, jadi mereka perlu menghabiskan lebih banyak waktu bersama kami agar siap, karena latihan kami berat.

"Di pertandingan Premier League, tekanannya lebih tinggi, jadi mereka harus siap,” tuturnya.

Sumber: Daily Mail