Liputan6.com, Semarang, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin meminta rumah sakit (RS) dalam negeri tidak boleh kalah dari negara tetangga dalam menyediakan layanan kesehatan. Ia mendorong RS di Indonesia untuk berani melakukan lompatan besar dengan menghadirkan layanan medis yang semakin canggih didukung dengan sumber daya manusia yang mumpuni.
“Kalau keterampilan dokter kita meningkat dan reputasi rumah sakit bagus, orang akan percaya dan memilih berobat di Indonesia,” katanya Menkes Budi pada acara puncak Seabad RSUP Dr Kariadi Semarang, Jawa Tengah pada Sabtu (13/9/2025).
Hal tersebut ia sampaikan lantaran setiap tahun ratusan pasien Indonesia memilih berobat ke luar negeri dengan biaya miliaran rupiah. Termasuk untuk bone marrow transplant atau transplantasi sumsum tulang belakang.
Padahal, lanjut Budi, Indonesia termasuk RS Kariadi kini sudah mampu untuk melakukan transplantasi sumsum tulang belakang. Terobosan layanan transplantasi sumsum tulang belakang bisa dilakukan bagi pasien kanker darah seperti multiple myeloma, lymphoma, dan leukemia.
“Ini terapi paling paripurna untuk kanker darah. Kariadi sudah bisa melakukan itu,” jelasnya mengutip keterangan tertulis Kemenkes RI.
Inovasi Pembiayaan di RS
Di kesempatan yang sama Budi menekankan pentingnya inovasi pembiayaan di rumah sakit.
“Kalau ada dua pasien yang mampu, itu bisa mensubsidi lima sampai enam pasien kurang mampu. Jadi dana harus dipakai untuk menyelamatkan nyawa, bukan disimpan di deposito,” tegasnya.
RSUP Dr Kariadi Berumur 100 Tahun
Direktur Utama RSUP Dr. Kariadi, dr. Agus Akhmadi, M.Kes, menyatakan usia seabad bukan sekadar angka, melainkan perjalanan pengabdian. Dari rumah sakit kecil di masa kolonial, kini Kariadi tumbuh menjadi rumah sakit vertikal kelas A, pusat pendidikan nasional, rumah sakit pendidikan utama, dan pengampu layanan kesehatan masyarakat Jawa Tengah dan sekitarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Agus juga memperkenalkan Kariadi Now sebagai simbol kesiapan memasuki abad baru.
“Kami bertekad menjadikan RS Kariadi sebagai rumah sakit harapan masyarakat, pusat ilmu pengetahuan, dan mercusuar kesehatan bangsa,” ungkap Agus.
Hadir juga Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi turut memberikan apresiasi dan berharap layanan kesehatan menjangkau hingga desa-desa.
“Pelayanan kesehatan sejatinya harus dirasakan masyarakat desa yang sangat membutuhkan. Tidak boleh ada diskriminasi, termasuk bagi disabilitas, lansia, maupun kelompok rentan lainnya,” tegasnya.