Liputan6.com, Jakarta Mitos terkait kesehatan perempuan masih banyak beredar di masyarakat, misalnya nasihat bahwa nyeri haid akan hilang setelah menikah. Padahal, nyeri haid yang sangat parah bisa menjadi tanda penyakit endometriosis. Sehingga, yang terjadi adalah telatnya penanganan.
Hal tersebut dialami oleh Ketua Komunitas Endometriosis Indonesia sekaligus pejuang endometriosis, Wenny Aurelia dalam acara launching buku “Endometriosis” yang ditulis oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan subspesialis fertiliti dan hormon reproduksi, Caroline Tirtajasa.
Dokter yang praktik di RS EMC Pulomas ini menegaskan, narasi tersebut sama sekali tidak benar. “Itu mitos, ya. Jadi endometriosis tetap growing terus selama hormon itu ada,” katanya.
Wenny menyayangkan ketidaksadarannya bersama keluarga kala itu, untuk itu mitos tersebut merupakan hal yang ingin ia berantas di komunitas. Ketidaktahuan tersebut membuat Wenny memeriksakan diri setelah 5 tahun.
“Saya sudah 26 tahun bersama endometriosis. Banyak hoax bilang akan sembuh setelah menikah, tapi faktanya saya masih berjuang sampai sekarang,” katanya.
Apa Itu Penyakit Endometriosis?
Endometriosis merupakan penyakit yang kerap disalahartikan hanya sebagai “nyeri haid biasa”. Kondisi ini terjadi ketika jaringan endometrium tumbuh di luar rahim dan bisa menyebabkan rasa sakit hebat, pendarahan tidak normal, hingga gangguan kesuburan.
Caroline menyebut, kondisi ini dapat ditandai dengan nyeri hebat pada saat menstruasi. “Nyeri haid yang tiap kali membutuhkan obat anti nyeri dan mengganggu aktivitas, itu sudah patologis,” ujarnya.
Banyak pasien yang tidak sadar menderita endometriosis karena gejalanya dianggap sebagai suatu hal yang “normal”. Padahal, penyakit ini disebut bisa memengaruhi kualitas hidup dan perlu segera ditangani.
Endometriosis perlu segera ditangani, baik melalui prosedur bedah maupun menggunakan obat-obatan. Bahkan, jika penyakit ini telah parah, prosedur angkat rahim mungkin diperlukan.
Selain nyeri haid yang parah, gejala endometriosis lainnya yang bisa muncul yakni nyeri panggul, pendarahan, nyeri saat berhubungan seksual, infertil atau sulit untuk hamil, dan rasa lelah yang tidak kunjung hilang setelah beristirahat.
Mengapa Mitos Reproduksi Perempuan Banyak Beredar?
Tidak jarang, narasi bahwa nyeri haid akibat endometriosis bisa sembuh setelah menikah keluar dari pernyataan dokter. Hal tersebut kerap membingungkan, pasalnya dokter merupakan orang yang kredibel untuk memberikan informasi kesehatan.
Menurut Caroline, tidak semua dokter sama, bahkan pernyataan dari dokter spesialis kebidanan dan kandungan pun berbeda. Hal tersebut dikarenakan perbedaan jam terbang, kompetensi, dan pengalaman praktik.
“Karena itu, menimba ilmu itu dari dokter ahli karena itu pentingnya. Endometriosis ini salah satu bidang kehalian saya, 80 sampai 90 persen pasien datang ke poliklinik saya dengan keluhan endometriosis dan tumor kandungan,” ujar Caroline.
Selain itu, Caroline mengatakan, mitos bisa beredar juga dikarenakan masyarakat masih menganggap tabu isu kesehatan reproduksi. Banyak masyarakat yang maasih malu berdiskusi terkait menstruasi, vagina, hingga keputihan masih menjadi hal yang ditutup-tutupi.
“Ngomong itu bisi-bisik, ya kan, jangan sampai semua orang tahu, gitu ya. Nah bisik-bisik ini yang sering menimbulkan salah paham,” ujarnya.
Mitos yang Salah Kaprah
Menurut Caroline, mitos terkait endometriosis bisa hilang setelah menikah yang beredar di masyarakat adalah salah kaprah. Sebenarnya, dokter yang menyarankan pasien dengan endometriosis untuk segera menikah karena endometriosis ini membuat sulit hamil.
“Disuruh buru-buru hamil supaya udah lega nih, minimal ada anak satu jadi nanti kalau suatu ketika dia harus angkat rahim, angkat kista yang bisa sampai mengurangi cadangan sel telur, rusak reproduksinya sampai dia sulit hamil,” jelasnya.
Caroline menegaskan, pernikahan bukan solusi tepat untuk menghilangkan endometriosis. Endometriosis disebut sebagai penyakt yang tidak bisa sembuh total, tetapi bisa dikontrol. Untuk itu, ia menyarankan untuk melakukan deteksi dini sebagai upaya self love.
“Lakukanlah check-up kandungan untuk kesehatan diri sendiri, self love. Moga-moga terhindar dari penyakit-pentakit seperti ini dan jalani pola hidup sehat,” saranya.