
Jenazah Fauzey bin Awang (58), warga negara Malaysia yang menjadi korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, dimakamkan di Banyuwangi, Jawa Timur.
Alasannya, menurut polisi adalah ini berdasarkan wasiat yang disampaikan semasa hidupnya, Fauzey ingin dimakamkan di tanah Banyuwangi, di dekat makam gurunya yang ia hormati.
Fauzey memiliki istri bernama Yatini yang tinggal di Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran. Dalam beberapa tahun terakhir, ia kerap bolak-balik Malaysia–Indonesia untuk menengok sang istri, meski pekerjaan utamanya berada di negeri asalnya sebagai petugas keamanan.
Sebelum tragedi yang merenggut nyawanya terjadi, Fauzey sempat mengirim pesan WhatsApp kepada anaknya. Dalam pesan itulah ia menyampaikan keinginan jika kelak meninggal dunia, ia ingin dimakamkan di Banyuwangi, tepatnya di samping makam guru spiritualnya.
Pesan itu menjadi pegangan keluarga ketika jenazahnya ditemukan di perairan Jembrana, Bali dan berhasil diidentifikasi. Saat penyerahan jenazah di RSUD Blambangan, Jumat (11/7), baik keluarga dari Malaysia maupun pihak istri di Banyuwangi sepakat memenuhi permintaan terakhir Fauzey.
"Tadi sudah disepakati kedua belah pihak keluarga dari Banyuwangi maupun Malaysia, bahwa korban atas nama Fauzey bin Awang di makamkan di lokasi sesuai yang diwasiatkan," kata Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Rama Samtama Putra kepada awak media.


Ia juga mengukapkan, keputusan pemakaman Fauzey juga telah dikomunikasikan kepada Kedutaan Besar (Kedubes) Malaysia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). "Kedubes tidak ada masalah, karena pemakaman di Banyuwangi juga atas wasiat dari almarhum," terang Kombes Pol Rama.
Tangis haru mengiringi prosesi penyerahan jenazah. Syifa, anak perempuan Fauzey dari pernikahannya yang pertama, tak kuasa menahan kesedihan saat memeluk peti jenazah ayahnya. Begitu pula Yatini, istri yang selama sepekan menanti kabar suaminya di Posko Informasi Pelabuhan Ketapang, dengan harapan Fauzey ditemukan dalam keadaan selamat.

Sebelum dimakamkan, jenazah Fauzey dishalatkan di Masjid Madani. Suasana menjadi emosional ketika keluarga dan kerabat mengantar ke peristirahatan terakhirnya di Dusun Lidah, Desa Yosomulyo, Gambiran. Pemakaman berlangsung malam hari.
Fauzey tercatat tidak berada dalam manifes resmi KMP Tunu Pratama Jaya. Namun saat ditemukan, identitasnya masih melekat, mulai dari dompet dan kartu pengenal yang ia simpan memudahkan proses identifikasi oleh tim medis.