
Perdana Menteri Kamboja Hun Manet menyurati Dewan Keamanan (DK) PBB untuk segera menggelar rapat darurat guna menghentikan agresi militer Thailand. Kedua negara saat ini saling serang usai baku tembak meletus di perbatasan pada Kamis (24/7) waktu setempat.
Mengutip CNN, PM Hun Manet menyebut dalam surat itu bahwa tentara Thailand yang memulai baku tembak yang terjadi di perbatasan.
“Serangan yang tidak beralasan, direncanakan, dan disengaja terhadap posisi Kamboja di sepanjang wilayah perbatasan,” dalam surat kepada Presiden Dewan Keamanan, Asim Iftikhar Ahmad mengutip CNN, Kamis (24/7).
Atas tindakan yang dituduhkan kepada Thailand itu, Hun Manet mengatakan pasukannya tidak punya pilihan selain menggunakan hak mereka untuk melindungi diri.
“Sangat tercela bahwa tindakan agresi ini terjadi sementara Kamboja secara aktif mengupayakan penyelesaian masalah perbatasan yang belum terselesaikan dengan Thailand melalui mekanisme bilateral dan internasional dengan menempuh jalur hukum yang damai dan tidak memihak,” sambung surat tersebut.
Di sisi lain, Thailand juga melempar tuduhan kepada Kamboja. Mereka mengatakan negara itu telah melanggar kedaulatan dan hukum internasionalnya dengan memasang ranjau darat di wilayah Thailand pada perbatasan yang disengketakan dan menembakkan roket ke wilayah.
“Pemerintah Kerajaan Thailand mendesak Kamboja untuk bertanggung jawab atas insiden yang telah terjadi, menghentikan serangan terhadap sasaran sipil dan militer, serta menghentikan semua tindakan yang melanggar kedaulatan Thailand,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Thailand.
Thailand menyatakan siap memberikan balasan yang lebih besar untuk setiap serangan yang dilancarkan Kamboja.
***
Cambodia’s Prime Minister has called on the United Nations Security Council to convene an “urgent meeting” to “stop Thailand’s aggression,” after fighting intensified between the neighbors.
Prime Minister Hun Manet said Thai armed forces launched “unprovoked, premeditated and deliberate attacks on Cambodian positions along the border areas,” accusing it of violating international law in a letter to Security Council President Asim Iftikhar Ahmad.
“Facing this flagrant aggression, Cambodian troops had no option but to respond in self-defense in order to safeguard Cambodia’s sovereignty and territorial integrity,” wrote Hun Manet.
“It is profoundly reprehensible that this act of aggression occurs while Cambodia is actively pursuing peaceful and impartial legal avenues to resolve outstanding border issues with Thailand through both bilateral and international mechanisms.”
Thailand has accused Cambodia of violating both its sovereignty and international law by laying landmines within Thai territory on the disputed border, and by firing rockets into civilian areas this morning.
“The Royal Thai Government calls upon Cambodia to take responsibility for the incidents that have occurred, cease attacks against civilian and military targets, and stop all actions that violate Thailand’s sovereignty,” the Thai Foreign Ministry said.
Thailand was “prepared to intensify our self-defense measures if Cambodia persists in its armed attack and violations,” its statement said