Liputan6.com, Jakarta - Setiap tanggal 16 November, dunia memperingati Hari Toleransi Internasional, sebuah momen penting untuk merefleksikan nilai-nilai saling menghargai dan menerima perbedaan. Dalam semangat ini, Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) kembali menyuarakan komitmennya untuk menciptakan lingkungan sepak bola yang bebas dari segala bentuk diskriminasi.
Pesan ini disampaikan langsung oleh Presiden FIFA, Gianni Infantino, yang menekankan pentingnya toleransi di setiap aspek olahraga.
Infantino menegaskan bahwa sepak bola harus menjadi ruang yang aman dan inklusif bagi semua orang, baik di dalam maupun di luar lapangan. Pernyataan ini mencakup area pertandingan, tribun penonton, hingga ranah daring yang kerap menjadi tempat penyebaran ujaran kebencian. FIFA bertekad untuk memastikan bahwa semangat sportivitas dan persatuan selalu mendominasi.
Untuk mendukung komitmen tersebut, FIFA telah mengimplementasikan berbagai inisiatif, salah satunya adalah Layanan Perlindungan Media Sosial (SMPS). Program ini dirancang khusus untuk melindungi para pemain, pelatih, tim, dan ofisial dari pelecehan daring. Melalui upaya kolektif ini, FIFA berupaya menjaga integritas olahraga dan mempromosikan nilai-nilai toleransi secara global.
Presiden FIFA, Gianni Infantino, turut hadir bersama lebih dari 20 pemimpin dunia dalam Summit for Peace di Sharm El Sheikh, Mesir, Senin (6/10/2025). Pertemuan ini digelar bertepatan dengan penandatanganan rencana perdamaian Gaza yang dipimpin langs...
Pentingnya Toleransi dalam Sepak Bola Global
Presiden FIFA Gianni Infantino dengan tegas menyatakan bahwa "Pesan kami jelas: pelecehan tidak memiliki tempat dalam sepak bola."
Pernyataan ini bukan hanya seruan moral, melainkan juga penegasan bahwa perilaku pelecehan, baik di sepak bola maupun masyarakat, tidak dapat ditoleransi. Komitmen ini sejalan dengan semangat Hari Toleransi Internasional yang mendorong penghormatan terhadap keberagaman.
Sepak bola, sebagai olahraga paling populer di dunia, memiliki kekuatan unik untuk menyatukan miliaran orang dari berbagai latar belakang. Oleh karena itu, menjaga integritas dan inklusivitasnya menjadi prioritas utama. FIFA berupaya memastikan bahwa setiap individu yang terlibat dalam sepak bola dapat merasakan lingkungan yang aman, dihormati, dan bebas dari diskriminasi.
Melalui peringatan Hari Toleransi Internasional, FIFA mengingatkan kembali seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pemain, penggemar, hingga federasi, akan tanggung jawab bersama untuk mempromosikan nilai-nilai toleransi. Ini adalah upaya berkelanjutan untuk membangun budaya sepak bola yang lebih positif dan merangkul semua perbedaan.
Peran FIFA dalam Melawan Pelecehan Daring
FIFA telah mengambil langkah proaktif untuk melindungi komunitas sepak bola dari ancaman pelecehan daring melalui Layanan Perlindungan Media Sosial (SMPS). Inisiatif ini dirancang untuk mengatasi bahaya serius yang ditimbulkan oleh pesan-pesan rasis, diskriminatif, atau mengancam di platform media sosial. SMPS menjadi garda terdepan dalam menjaga keamanan digital para insan sepak bola.
Layanan SMPS beroperasi dengan kombinasi teknologi canggih dan keahlian manusia yang terlatih. Sistem ini mampu mendeteksi, menyaring, dan memblokir unggahan-unggahan yang mengandung konten pelecehan secara efektif. Dengan demikian, SMPS memastikan bahwa lingkungan daring tetap kondusif dan bebas dari ujaran kebencian yang merusak.
Ketersediaan SMPS tidak hanya terbatas pada turnamen FIFA, tetapi juga diperluas untuk semua pemain, tim, dan ofisial di seluruh Asosiasi Anggota FIFA (MA) sepanjang tahun. FIFA juga terus berkolaborasi erat dengan Asosiasi Anggota, konfederasi, dan otoritas penegak hukum global untuk meminta pertanggungjawaban para pelaku. Ini menunjukkan komitmen menyeluruh FIFA dalam memerangi pelecehan daring.
Tindakan Konkret dan Dampak SMPS FIFA
Sejak diluncurkan pada tahun 2022, SMPS telah menunjukkan efektivitasnya dalam memerangi pelecehan daring. Hingga November 2025, lebih dari 65.000 unggahan pelecehan telah dilaporkan ke platform media sosial untuk ditinjau dan dihapus. Angka ini mencerminkan skala masalah dan upaya masif yang dilakukan FIFA untuk mengatasinya.
Secara lebih spesifik, sejak awal tahun 2025 saja, lebih dari 30.000 unggahan pelecehan telah dilaporkan ke berbagai platform media sosial. FIFA tidak hanya berhenti pada penghapusan konten, tetapi juga mengambil tindakan hukum.
Sebanyak 11 i...
.png)
1 week ago
11
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5260724/original/052346200_1750624957-raul_asencio_red_real_madrid_pachuca_cwc_ap_chris_carlson.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5421508/original/004128400_1763918395-Arsenal.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5424590/original/008595700_1764148026-IMG_6817.jpeg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5393654/original/047231900_1761566632-WhatsApp_Image_2025-10-27_at_6.57.20_PM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5394791/original/037000600_1761640597-kakseto.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4402814/original/059145300_1681978923-20230420-Pakaian-Impor-Bekas-Lebaran-Idul-Fitri-Iqbal-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5393710/original/099592200_1761575550-WhatsApp_Image_2025-10-27_at_22.20.05.jpeg)








