Liputan6.com, Jakarta Pandji Pragiwaksono buka suara soal sanksi adat yang ramai diperbincangkan publik usai lawakannya dianggap menyinggung masyarakat Toraja. Kabar yang beredar, didenda uang Rp2 miliar dan 96 hewan.
Pandji Pragiwaksono mengatakan, informasi itu keliru dan prosesnya masih berjalan. Saat ini ia tengah menempuh jalur dialog yang dimediasi oleh Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN).
"Seperti yang saya sampaikan di Instagram, permohonan maaf sudah diberikan. Saya sadar bahwa saya ignorant dalam penulisan joke, tidak bermaksud menyinggung masyarakat Toraja dan untuk itu saya meminta maaf kepada masyarakat Toraja yang tersinggung," ujar Pandji Pragiwaksono di Kawasan Wijaya, Jakarta Selatan, Kamis (13/11/2025).
Ia menuturkan, komunikasi telah terjalin dengan salah satu tokoh representatif masyarakat adat. Pandji Pragiwaksono berdialog dengan Sekretaris Jenderal AMAN, Rukka Sombolinggi, yang juga merupakan bagian dari masyarakat Toraja.
"Saat ini dialog sudah dilakukan dengan teman-teman di AMAN, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara. Ibu Sekjennya Bu Rukka Sombolinggi," kata Pandji Pragiwaksono.
Pandji Pragiwaksono dikecam usai materi stand-up menyinggung prosesi pemakaman adat Toraja. Ia meminta maaf secara terbuka lewat postingan di Instagram resminya yang diunggah pada, Selasa (4/11/2025). Saat ini ada 2 proses hukum yang berjalan akibat kasus ini yaitu hukum negara dan adat Toraja. ...
Tidak Memberi Hukuman
Pandji Pragiwaksono menjelaskan, sanksi atau keputusan adat tak bisa ditetapkan secara sepihak atau terburu-buru. Menurut penuturan Rukka kepadanya, keputusan baru bisa diambil setelah ada dialog bersama perwakilan dari 32 wilayah adat Toraja.
"Menurut beliau (Rukka) sebenarnya kurang tepat soal diharuskan memberikan 96 satwa dan uang sebesar itu, karena dialognya harus dilakukan bersama dengan perwakilan 32 wilayah adat Toraja. Jadi kalau dialognya belum ada, sebenarnya hukumannya juga belum ada," jelas Pandji Pragiwaksono.
Ia juga mendapat pemahaman baru bahwa dalam tradisi masyarakat Toraja, penyelesaian masalah tidak selalu berujung hukuman yang bersifat punitif. Jika nantinya ada sesuatu yang harus diberikan, hal itu lebih merupakan simbol niat baik untuk memperbaiki hubungan..
"Kalau menurut Ibu Rukka dan banyak teman-teman Toraja, sebenarnya masyarakat Toraja itu tidak memberi hukuman. Bahwa nanti mungkin ada sumbangan yang diberikan, itu kayaknya lebih kepada inisiatif baik yang saya ingin berikan untuk simbolisasi bahwa saya ingin hubungan ini berjalan dengan baik," bintang film Mendadak Darurat menyambung.
Sudah Ada Komunikasinya
Pandji Pragiwaksono menegaskan, komunikasi antara AMAN dan perwakilan wilayah adat di Toraja sudah berjalan. Saat ditanya apakah sudah ada perwakilan adat yang menghubungi, ia kembali merujuk pada Rukka yang menjadi jembatan komunikasi saat ini.
"Ibu Rukka Sombolinggi itu dari masyarakat Toraja dan Ibu Rukka itu yang dialog, kontak-kontakan sama masyarakat wilayah adat di sana. Jadi, memang sudah ada komunikasinya. Ya, saya ikut sama Ibu Rukka saja," Pandji Pragiwaksono membeberkan.
Bukan Hanya Belum Final
Kembali dipertegas mengenai status sanksi yang beredar, Pandji Pragiwaksono tidak hanya menyebutnya belum final. Baginya, ini bukan soal final atau tidak, tapi soal akurat atau tidaknya sebuah informasi.
"Bukan hanya belum final, kalau menurut Ibu Rukka Sombolinggi dan ini bisa dicek, tidak akurat. Bukan belum final, tidak akurat," Pandji Pragiwaksono mengakhiri.
.png)
1 week ago
6




:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5393654/original/047231900_1761566632-WhatsApp_Image_2025-10-27_at_6.57.20_PM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5394791/original/037000600_1761640597-kakseto.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4402814/original/059145300_1681978923-20230420-Pakaian-Impor-Bekas-Lebaran-Idul-Fitri-Iqbal-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5393710/original/099592200_1761575550-WhatsApp_Image_2025-10-27_at_22.20.05.jpeg)








