Liputan6.com, Jakarta Pertandingan Pafos vs Monaco pada matchday 5 league phase Liga Champions 2025/2026 di Alphamega Stadium, Limassol, Kamis (27/11/2025) pukul 00.45 WIB, menjadi duel yang sangat krusial bagi kedua tim. Keduanya sama-sama mengoleksi lima poin sehingga kemenangan akan membuka jalan besar menuju fase gugur. Situasi ini membuat pertemuan perdana mereka di ajang Eropa terasa semakin spesial.
Pafos mengusung motivasi tinggi sebagai pendatang baru yang menolak tampil sebagai penggembira. Namun, Monaco membawa pengalaman panjang di Liga Champions dan mulai menemukan ritme positif bersama pelatih anyar mereka. Tarik-ulurnya momentum kedua tim menjadikan pertandingan ini sangat menarik untuk dibedah lebih dalam.
Selain memperebutkan tiga poin, Pafos vs Monaco juga akan menjadi panggung sejarah: untuk pertama kalinya kedua klub saling berhadapan, sekaligus menjadi pertemuan pertama mereka dengan lawan dari negara masing-masing. Sejarah, tekanan, dan statistik menjadikan laga ini penuh dinamika.
Pafos: Pendatang Baru dengan Ambisi Besar
Pafos menjalani musim pertama di Liga Champions setelah mencatat pencapaian luar biasa sebagai juara Siprus 2024/2025. Perjalanan Eropa mereka juga berkembang pesat sejak debut di kompetisi UEFA pada 2024/2025 ketika mencapai babak 16 besar UEFA Conference League. Kini, mereka mencoba melangkah lebih jauh di level tertinggi.
Kemenangan 1-0 atas Villarreal pada matchday 4 menjadi tonggak penting. Itu adalah kemenangan perdana Pafos di Liga Champions dan pertama kalinya wakil Siprus menang di fase grup/league phase sejak 2011. Mereka bahkan berpeluang mencetak rekor baru: menjadi tim Siprus pertama yang menang dalam dua laga beruntun di kompetisi ini.
Secara performa, Pafos tampil impresif dengan hanya satu kekalahan dari sepuluh pertandingan Liga Champions musim ini (kualifikasi hingga league phase). Mereka juga baru kalah dua kali dalam 16 laga Eropa terakhir serta mencatat enam clean sheet dalam sembilan pertandingan. Catatan kandang mereka pun solid—menang sembilan dari 13 laga Eropa.
Monaco: Era Baru di Tangan Sebastien Pocognoli
Monaco kembali ke Liga Champions untuk penampilan ke-11 dalam sejarah klub. Musim lalu, mereka finis di peringkat 17 pada league phase sebelum disingkirkan Benfica di play-off. Pergantian pelatih dilakukan pada 9 Oktober setelah Adi Hutter dilepas, dan Sebastien Pocognoli ditunjuk tiga hari kemudian.
Di bawah pelatih anyar, performa Monaco mulai stabil. Mereka memutus tren enam laga tanpa kemenangan di Liga Champions lewat kemenangan 1-0 atas Bodo/Glimt. Kini, mereka tak terkalahkan dalam tiga laga terakhir (W1 D2). Meski begitu, kemenangan tersebut baru menjadi yang kedua dari sepuluh laga terakhir di Eropa, menunjukkan konsistensi masih menjadi pekerjaan rumah.
Catatan pertahanan mereka menguat setelah menorehkan dua clean sheet beruntun. Mereka kini mengincar tiga kali bertahan tanpa kebobolan—sesuatu yang terakhir terjadi pada musim 2014/15. Menariknya, hanya dua dari 72 laga Eropa terakhir Monaco yang berakhir tanpa gol, menandakan mereka hampir selalu menghasilkan pertandingan yang hidup.
Sumber: UEFA.com
.png)
1 day ago
3
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5260724/original/052346200_1750624957-raul_asencio_red_real_madrid_pachuca_cwc_ap_chris_carlson.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5421508/original/004128400_1763918395-Arsenal.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5424590/original/008595700_1764148026-IMG_6817.jpeg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5393654/original/047231900_1761566632-WhatsApp_Image_2025-10-27_at_6.57.20_PM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5394791/original/037000600_1761640597-kakseto.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5393710/original/099592200_1761575550-WhatsApp_Image_2025-10-27_at_22.20.05.jpeg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4402814/original/059145300_1681978923-20230420-Pakaian-Impor-Bekas-Lebaran-Idul-Fitri-Iqbal-1.jpg)







