Jerome Polin Ungkap Wasiat Sang Ayah tentang Kremasi, Mendiang Sempat Sebutkan Alasannya

Liputan6.com, Jakarta Jerome Polin kembali tak kuasa menahan air matanya saat mengantar jenazah sang ayah ke ruang kremasi. Prosesi kremasi tersebut akan menjadi pertanda terpisahnya Jerome dengan mendiang ayah untuk selamanya. Hal tersebut terlihat dalam tayangan Halo Selebriti yang diunggah kanal YouTube SCTV, Kamis (6/11/2025).

Sang ayah merupakan sosok yang sangat dicintai oleh Jerome, kini sosok tersebut sudah tidak akan lagi ditemui, dipeluk, atau diajak berbicara. 

Proses kremasi ayah Jerome, Marojahan Sintong Sijabat, dilakukan di Krematorium Grand Haven Raman, Sidoarjo, Surabaya. Prosesi kremasi tersebut dihadiri oleh sekitar 500 orang.

Bukan tanpa alasan, preses kremasi tersebut merupakan pesan sang ayah semasa hidup. Hal tersebut dikonfirmasi oleh Jerome saat berbicara di hadapan tamu yang hadir.

"Dari kita kecil Papa udah pernah ngomong, Papa dikremasi aja, yang pertama supaya enggak ngerepotin. Dan yang kedua kalau misalnya dikubur kan ingetnya di situ, gitu. Tapi kalau dikremasi biar Papa ya hidupnya di ingatan kita semua," ujar Jerome.

Ace Frehley, gitaris utama sekaligus anggota pendiri band rock legendaris KISS, meninggal dunia di usia 74 tahun. Dikenal dengan persona “Space Ace”, Frehley menjadi ikon panggung glam rock era 1970-an yang menginspirasi generasi musisi dunia.

Jerome Polin Sebagai seorang anak, telah berusaha menjadi anak yang berbakti kepada ayahnya agar membuat sang ayah senang. Namun Jerome merasa menyesal karena belum bisa mewujudkan permintaan terakhirnya.

"Selama Papa hidup, aku ngerasa aku sudah cukup membuat Papa bangga dan sudah membuat Papa bahagia. Ada satu hal yang belum bisa aku penuhi, yang sering Papa request. Ini sepertinya permintaan terakhir dan permintaan terbesar Papa,'' ujar Jerome.

Sebelum mendiang Marojahan Sintong Sijabat dikremasi, terlebih dahulu dilakukanlah prosesi ibadah tutup peti. Inilah momen terakhir Jerome Polin, kedua saudara laki-lakinya, serta ibunya melihat sosok sang ayah untuk terakhir kalinya.

Prosesi tersebut membuat Jerome dan keluarganya mengenang sang ayah yang telah pergi meninggalkan mereka untuk selamanya. Hal tersebut tentunya membuat Jerome dan keluarga sangat sedih dan penuh kehilangan.

Perjalanan semasa hidup sang ayah menjadi cerminan buat Jerome, sang ayah yang semasa hidupnya mengabdi sebagai pendeta namun sang ayah tidak melupakan perannya kepada anak anaknya.

''Beliau sangat dekat dengan anak-anaknya, meski tak ada manusia yang sempurna, tetapi sebagai Ayah, dia adalah sosok yang sempurna, makasih sudah jadi papa yang terbaik,'' ujar Jerome.

Jerome mengungkapkan bahwa dirinya sangat mengidolakan dan banyak belajar dari sang ayah. Dirinya merasa dulu malas untuk diajak ngobrol, diajak foto karena setiap hari selalu ada yang ajak foto dan ngobrol di tempat umum, namun kini dirinya ingin mengabdikan dirinya.

''Mengabdikan waktu aku, energi aku untuk melayani orang-orang yang minta foto sekalipun. Aku mau lebih hangat, aku mau lebih welcome. Karena papaku,'' ujar Jerome.