Liputan6.com, Jakarta - Selama ini, gejala-gejala seperti mood swing, mudah marah, dan kelelahan sering dikaitkan dengan PMS (Premenstrual Syndrome) pada wanita. Padahal, pria juga memiliki fase serupa yang dinamakan IMS (Irritable Male Syndrome).
Kondisi IMS ditandai dengan adanya gangguan suasana hati, termasuk mudah marah, gangguan kecemasan, kelelahan, dan emosi yang naik turun. Hal ini umum terjadi terutama pada pria dewasa.
Dilansir dari Onlymyhealth, secara klinis kondisi ini juga disebut sebagai andropause atau menopause pada pria, yang mencakup perubahan fisik dan emosional yang tampaknya bergantung pada perubahan kadar hormon.
Meskipun gejala IMS serupa dengan PMS, tetapi IMS tidak memiliki siklus teratur sebagaimana PMS. Sebaliknya, sindrom ini munculnya tidak menentu dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, alih-alih siklus hormonal yang dapat diprediksi.
Menurut pelatih pusat kebugaran sekaligus lulusan magister sains, Shaikh Uzma Jamal, IMS menunjukkan pentingnya keterkaitan antara pikiran dan tubuh.
"Gejala IMS seperti mudah tersinggung, kelelahan, dan hipersensitivitas sering kali disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon, terutama akibat penurunan testosteron. Penelitian juga menunjukkan bahwa perubahan ini memengaruhi jalur saraf yang memengaruhi pengaturan suasana hati dan respons emosional," katanya.
6 Gejala IMS yang Harus Kamu Ketahui
Menurut sebuah artikel penelitian yang diterbitkan di Penerbitan CSIRO, IMS merupakan kondisi perilaku berupa kegugupan, iritabilitas, kelelahan, dan depresi. Kondisi ini terjadi pada mamalia jantan dewasa setelah produksi hormon testosteron berhenti.
Sindrom ini juga sering dikaitkan dengan perubahan hormonal, terutama perubahan kadar testosteron pada pria. Perubahan ini memengaruhi suasana hati dan kesejahteraan sosial. Sesuai dengan namanya, gejala dasarnya adalah mudah tersinggung.
Beberapa gejala lain dari sindrom IMS adalah:
- Perubahan suasana hati: Muncul perubahan emosi secara tiba-tiba, sering kali berujung pada rasa kesal atau marah.
- Kecemasan dan depresi: Meningkatnya rasa cemas disertai gejala depresi.
- Kelelahan: Merasa lesu atau kekurangan energi secara umum.
- Sensitif terhadap stres: Lebih mudah terpengaruh oleh tekanan sehari-hari dan berkurangnya toleransi terhadap frustrasi.
- Gejala fisik: Kesulitan fokus, gangguan tidur, serta penurunan stamina.
- Hipersensitivitas: Menjadi terlalu peka terhadap stres dan bereaksi berlebihan terhadap masalah kecil.
Pria yang mengalami irritable male syndrome (IMS) sering kali sulit mengakui bahwa ada masalah dalam diri mereka. Tidak jarang mereka enggan menerima bahwa terjadi perubahan atau merasa kondisi emosional dan fisiknya tidak seperti biasanya.
Cara Mengatasi Irritable Male Syndrome
Selama ini, banyak orang beranggapan bahwa persoalan hormon hanya dialami perempuan. Padahal, kenyataannya, pria juga bisa mengalaminya.
Karena itu, langkah pertama yang penting dilakukan adalah memeriksa kadar hormon untuk mengetahui kondisi tubuh secara lebih pasti.
Berikut adalah pilihan penanganan IMS:
1. Terapi Pengganti Hormon (HRT)
Pria dengan kadas testosteron rendah, HRT dapat membantu menyeimbangkan hormon melalui suntikan, patch, atau implan yang melepaskan testosteron secara bertahap.
2. Terapi CBT
Membantu mengelola gejala dengan mengubah pola pikir negatif dan membangun strategi menghadapi stres yang lebih sehat.
3. Aktivitas Fisik
Olahraga teratur mendukung keseimbangan hormon dan memperbaiki suasana hati.
4. Pola Makan Seimbang
Asupan bergizi penting untuk menjaga kesehatan tubuh dan kestabilan hormon.
5. Latihan Relaksasi
Meditasi, yoga, atau mindfulness bermanfaat untuk menurunkan stres dan meningkatkan kesejahteraan emosional.
6. Istirahat Cukup
Tidur yang baik sangat penting bagi kesehatan mental dan pengaturan hormon.
7. Obat-Obatan Tertentu
Pada beberapa kasus, dokter dapat meresepkan obat untuk mengatasi gejala spesifik seperti kecemasan atau depresi.