Liputan6.com, Jakarta - Film Pesugihan Sate Gagak yang disutradarai Eti Cesar dan Dono Pradana, serta ditulis oleh Nugra Agung, tidak hanya hadir sebagai tontonan komedi horor. Film ini juga bisa menjadi cerminan isu-isu sosial yang banyak terjadi di zaman sekarang.
Cerita mengenai praktik pesugihan sering kali identik dengan nuansa horor yang mencekam dan kebutuhan tumbal manusia. Namun, di film ini, tema berat tersebut dikemas dengan balutan komedi horor super ringan yang justru menjadi obat penghilang stres bagi para penonton.
Selain itu, film ini juga menampilkan beragam aktor berbakat yang siap menghidupkan cerita penuh humor dan misteri ini. Tidak hanya menghibur, film ini juga mengajak penonton untuk merenungkan kembali tentang konsekuensi dari setiap pilihan hidup.
Pesugihan Sate Gagak siap menggelitik perut dan menyajikan sensasi tawa bercampur tegang saat tayang di bioskop mulai 13 November 2025.
Aksi Trio Gagak
Kekuatan utama film Pesugihan Sate Gagak terletak pada penampilan tiga komika ternama: Ardit Erwandha, Yono Bakrie, dan Benedictus Siregar yang berperan sebagai Trio Gagak. Untuk pertama kalinya, ketiganya dipercaya menjadi pemeran utama dalam satu film layar lebar.
Kolaborasi mereka menghadirkan energi komedi yang segar, spontan, dan terasa sangat alami di setiap adegan. Persahabatan yang terbangun di antara ketiganya di depan kamera pun tampak begitu cair, membuat cerita yang absurd justru terasa hangat dan hidup.
Terlebih lagi, adegan yang menuntut mereka berakting tanpa busana menjadi tantangan tersendiri yang memacu profesionalisme mereka.
“Berakting komedi sudah biasa saya lakukan di film-film sebelumnya, tapi berakting komedi sekaligus horor sambil telanjang, sepertinya cuma akan terjadi di film ini,” ujar Ardit Erwandha, pemeran Anto, dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (10/6).
Ia mengakui pengalaman ini menjadi hal baru dalam kariernya. “Ini jadi tantangan sekaligus cara saya keluar dari zona nyaman. Buat kami bertiga, ini bentuk totalitas dan keseriusan sebagai aktor,” lanjutnya.
Sementara itu, Yono Bakrie menilai kesempatan menjadi pemeran utama adalah hal yang sangat berharga. Ia sebelumnya lebih dikenal lewat peran-peran kecil, baik sebagai cameo maupun pendukung. Namun kali ini, ia mendapat ruang lebih luas untuk menunjukkan kemampuannya.
“Nyari duit susah itu memang benar adanya. Sebelum merantau ke Jakarta, saya pernah mengalami berbagai kesulitan ekonomi dan harus membantu orang tua agar bisa bertahan hidup. Kedekatan saya dengan cerita ini sangat membantu saya dalam mendalami karakter Dimas,” katanya dengan nada penuh makna.
Sementara bagi Benedictus Siregar, proyek ini terasa begitu istimewa karena memberinya kesempatan untuk menjelajahi sisi lain dari kemampuan beraktingnya. Biasanya ia dikenal lewat peran-peran komedi ringan, namun kali ini ia ditantang untuk menampilkan lapisan emosi yang lebih dalam.
“Meskipun unsur komedinya cukup kuat dan saya juga banyak bertemu dengan para komika, di film ini ternyata saya harus menampilkan adegan drama sesuatu yang jarang saya lakukan sebelumnya. Itu yang membuat Pesugihan Sate Gagak jadi salah satu proyek yang paling spesial sepanjang karir berakting saya,” ungkap Beni dengan penuh semangat.
Ide Cerita dari Pantura
Dalam acara yang sama, produser Fauzan Nurdin (Acut) mengungkapkan bahwa kerja sama dalam proyek film Pesugihan Sate Gagak bermula dari pertemuannya dengan penulis skenario Nugra Agung. Dari pertemuan itulah muncul ide cerita yang dianggap relevan dengan kondisi masyarakat masa kini.
“Untuk proyek ini, sebelumnya kami memang berawal dari penulisnya, Mas Agung. Kita ketemu, dan ada sebuah ide yang disampaikan,” ucap Fauzan Nurdin.
Sementara itu, penulis skenario Nugra Agung menjelaskan bahwa inspirasi cerita Pesugihan Sate Gagak berasal dari pengalaman masa kecilnya di daerah Pantura.
Ia sering mendengar kisah pesugihan absurd yang dilakukan masyarakat pinggiran demi bertahan hidup. “Saya hidup di Pantura waktu kecil, dan di sana memang banyak orang-orang yang karena kepepet akhirnya keblinger dan salah jalan,” tuturnya.
Ia menegaskan, pesan utama film ini adalah bahwa “Semepet-mepetnya hidup, jangan pernah ambil jalan instan, karena setiap hal instan pasti ada risikonya.”
Relevansi Nyata
Produser Aoura Lovensen mengungkap, cerita film ini langsung menarik perhatiannya sejak pertama kali diterima. Menurutnya, kisah yang diangkat terasa begitu dekat dengan realitas kehidupan masyarakat saat ini.
“Cerita ini waktu pertama kali dapat, kisah ini menangkap sebuah kegelisahan zaman sekarang. Di mana banyak berita-berita yang kurang baik, keadaan ekonomi yang tidak menentu, naik-turun ekonomi tuh udah kayak kehidupan sehari-hari,” ujar Aoura Lovensen.
Ia menambahkan bahwa film ini bukan sekadar hiburan, melainkan juga membawa pesan yang menyentuh dan penuh makna.
“Saya merasa ada sebuah kedekatan dan momen yang pas dengan film ini. Dan di ujung filmnya pun masih ada pesan dan memberikan semacam harapan bahwa kerja keras tidak akan membohongi kita, bahwa sesuatu yang dikejar cepat juga enggak akan baik hasilnya,” jelasnya.
Sebelum tayang secara nasional, film ini telah lebih dulu melakukan special screening di beberapa kota dan berhasil mendapat respons yang positif dari penonton.
“Sebelumnya sudah juga sempat screening di Jakarta Film Week. Kita jadi salah satu film yang masuk ke kompetisi, kita juga sudah bikin satu special screening di Surabaya. Puji Tuhan hasilnya sangat-sangat positif, ketawanya pecah, dan jokes-nya gampang sekali diterima, banyak yang merasa filmnya sangat mengalir. Semoga waktu ditayangkan nasional nanti diterima dengan baik juga,” tutup Aoura Lovensen dengan penuh harap.
.png)
3 weeks ago
9
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5419004/original/017591000_1763634452-WhatsApp_Image_2025-11-20_at_13.43.34.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5425760/original/004482600_1764236838-WhatsApp_Image_2025-11-27_at_15.51.21.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5425598/original/045115200_1764232118-WhatsApp_Image_2025-11-27_at_14.47.42.jpeg)







:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5166898/original/057189800_1742289760-Kubis.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5399871/original/087136600_1762030910-Real_Madrid_s_Kylian_Mbappe__centre_left__celebrates_with_Eder_Militao_valencia.jpg)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5399867/original/092098400_1762030524-AP25305750064045.jpg)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2329838/original/027334000_1534242620-000_RO8AM.jpg)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5395020/original/028349200_1761648617-IMEDIC_2025_-_02-66.jpg)