Liputan6.com, Jakarta Dean Huijsen, bek muda Real Madrid berusia 20 tahun, terus menarik perhatian bukan hanya karena performanya di lapangan, tetapi juga karena kedewasaannya dalam bersikap. Sejak didatangkan dari Bournemouth pada musim panas, Huijsen menunjukkan ketenangan yang jarang dimiliki pemain seusianya.
Dalam wawancara dengan Radio MARCA di program La Tribu, ia berbicara jujur tentang perjalanannya menuju puncak dan adaptasinya dengan kehidupan di Madrid. Huijsen mengaku, perubahan dari atmosfer sepak bola Inggris ke gemerlap Real Madrid terasa sangat besar.
“Madrid adalah klub terbesar di dunia, jadi wajar kalau banyak pembicaraan,” ujarnya. “Saya tidak membaca media. Saya hidup normal, pergi latihan, lalu pulang ke rumah, itu saja.”
Huijsen: Bimbingan dari Senior dan Cara Menikmati Tekanan
Huijsen tak menampik bahwa transisi ke klub sebesar Real Madrid bukan perkara mudah. Namun, ia merasa beruntung mendapat dukungan dari sosok-sosok berpengalaman seperti Kepa Arrizabalaga dan Andoni Iraola.
“Mereka memberi saya nasihat yang bagus. Kepa menjelaskan bagaimana Madrid dari dalam dan betapa hebatnya bisa mewakili klub ini,” ungkapnya.
Sebagai pemain muda, Huijsen memahami tekanan besar yang datang bersama seragam putih kebanggaan Madridistas itu. Ia menegaskan pentingnya menjaga ketenangan di tengah ekspektasi tinggi.
“Di Madrid, kalau Anda tampil buruk dalam satu laga saja, orang langsung panik. Namun, musim ini panjang. Anda harus tetap tenang,” kata Huijsen dengan nada matang.
Harmoni di Timnas Spanyol dan Pembelaan untuk Vinicius dan Yamal
Selain soal Madrid, Huijsen juga menyinggung atmosfer di Timnas Spanyol yang tetap solid meski diwarnai rivalitas Real Madrid dan Barcelona.
“Ketika kami di sini, kami adalah rekan satu tim. Ketika bermain, kami rival. Itu hal yang normal. Di lapangan kami ingin saling mengalahkan, tapi di luar lapangan, suasananya sangat baik. Memang begitulah seharusnya,” jelasnya.
Ia pun membela dua pemain muda yang sering menjadi sasaran kritik berlebihan, Lamine Yamal dan Vinicius Junior. Menurutnya, keduanya terlalu sering dihakimi publik secara tidak proporsional.
“Lamine adalah anak yang normal, dia baru 18 tahun. Kadang orang terlalu melebih-lebihkan. Hal yang sama juga terjadi pada Vinicius. Dia pemain luar biasa dan pribadi yang baik, tetapi ketika dia melakukan hal kecil saja, kritiknya berlebihan. Kalau kami pantas dikritik, silakan, tapi sering kali itu sudah terlalu jauh,” tegas Huijsen.
Menutup pembicaraan, bek muda itu menyinggung tentang suasana santai di ruang ganti Real Madrid menjelang Piala Dunia mendatang. “Kami punya banyak pemain yang membela tim nasional besar. Bellingham dengan Inggris, Mbappe dengan Prancis, dan para pemain Brasil. Mereka semua merasa mampu memenangkannya. Ada banyak kualitas dan kepercayaan diri,” ujarnya sambil tersenyum.
Dengan kedewasaan di luar usia dan mental baja menghadapi tekanan, Dean Huijsen tampak siap melangkah lebih jauh bersama Real Madrid—tanpa kehilangan ketenangan yang menjadi ciri khasnya.
Sumber: Madrid Universal
.png)
1 week ago
7
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5260724/original/052346200_1750624957-raul_asencio_red_real_madrid_pachuca_cwc_ap_chris_carlson.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5421508/original/004128400_1763918395-Arsenal.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5424590/original/008595700_1764148026-IMG_6817.jpeg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5393654/original/047231900_1761566632-WhatsApp_Image_2025-10-27_at_6.57.20_PM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5394791/original/037000600_1761640597-kakseto.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4402814/original/059145300_1681978923-20230420-Pakaian-Impor-Bekas-Lebaran-Idul-Fitri-Iqbal-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5393710/original/099592200_1761575550-WhatsApp_Image_2025-10-27_at_22.20.05.jpeg)








