Liputan6.com, Jakarta - Teknologi kecerdasan buatan (AI) tak lagi sekadar wacana eksperimental, melainkan telah menjadi tulang punggung operasional bisnis di berbagai sektor.
Di Asia Tenggara, adopsi AI menunjukkan percepatan signifikan, terutama dalam upaya peningkatan efisiensi dan pertumbuhan bisnis.
Berdasarkan analisis terhadap pelanggan SAP di Asia Tenggara dari Mei 2024 hingga Mei 2025, ditemukan lima penggunaan AI yang paling diminati:
- Otomatisasi Laporan Pengeluaran: AI dimanfaatkan untuk secara otomatis membuat laporan pengeluaran hanya dari foto struk pembayaran, memangkas proses manual yang memakan waktu.
- Verifikasi Pengeluaran Berbasis AI: Sistem AI digunakan untuk memastikan setiap pengeluaran sesuai dengan kebijakan perusahaan, meningkatkan kepatuhan, dan mengurangi risiko.
- Asisten Penulisan Narasi HR: Generative AI membantu karyawan menyusun narasi yang ringkas dan tepat dalam aplikasi HR, mempercepat dan menyederhanakan proses administrasi.
- Penyusunan Sasaran Kinerja: Generative AI juga berperan dalam membantu perusahaan menyusun sasaran kinerja yang lebih terarah dan efektif.
- Integrasi Dokumen Penting untuk Q&A: Dokumen-dokumen krusial diintegrasikan ke dalam co-pilot berbasis AI untuk memperkuat respons tanya jawab, memastikan informasi yang akurat dan cepat.
“AI bukan lagi teknologi eksperimental, kini sudah menjadi bagian inti dari fondasi operasional bisnis,” ujar President & Managing Director SAP Asia Tenggara, Liher Urbizu, pada acara SAP NOW AI Tour Southeast Asia, belum lama ini.
Melalui keterangan resminya, Jumat (25/7/2205), ia menambahkan, “Perusahaan-perusahaan di Asia Tenggara mengadopsi AI dengan cepat. Dengan mengintegrasikan aplikasi perusahaan dan data strategis, mereka mampu meraih manfaat nyata seperti peningkatan efisiensi, pertumbuhan bisnis, dan pendapatan.”
Studi Kasus Penggunaan AI
Sebagai bukti nyata dampak positif AI, SAP merampungkan uji coba (Proof of Concept) yang sukses bersama Singapore Airlines (SIA).
Proyek ini, yang didukung oleh Digital Industry Singapore (DISG), berfokus pada digitalisasi kontrak pengadaan.
Tujuan utama kolaborasi ini adalah mengotomatiskan ekstraksi tarif kontrak dari dokumen PDF dan mengintegrasikannya ke platform pengadaan Ariba.
Langkah ini secara signifikan mengurangi ketergantungan pada proses manual yang rentan kesalahan dan memakan waktu.
Tantangan utama sebelumnya adalah format kontrak yang tidak terstruktur, multibahasa, dan bervariasi.
Bagaimana Hasilnya?
Hasilnya, SAP Document AI diklaim menunjukkan performa impresif. Sistem ini berhasil mencapai tingkat akurasi 100% untuk kontrak dengan kompleksitas rendah, dan lebih dari 70% untuk kontrak yang lebih rumit.
Tak hanya itu, sistem ini juga mampu menangani kontrak selain dalam Bahasa Inggris secara efisien, mempercepat proses alih bahasa dan validasi.
Kolaborasi dengan SIA ini turut memperkuat pengembangan model SAP Document AI agar lebih relevan dengan kebutuhan bisnis yang dinamis di masa depan.