Untung Rugi Penghapusan Beras Premium dan Beras Medium, HET Berapa?

1 day ago 2
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah berencana menyederhanakan klasifikasi beras. Ke depan, klasifikasi beras premium dan medium yang selama ini dikenal masyarakat akan dihapus. Sebagai gantinya, hanya akan ada dua jenis beras, yakni beras umum (reguler) dan beras khusus.

Kebijakan ini menuai sorotan, terutama soal dampaknya terhadap pelaku usaha dan konsumen.

Pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori menilai penyederhanaan klasifikasi tidak serta-merta menyelesaikan persoalan pelik di sektor perberasan. Justru sebaliknya, bisa menimbulkan dampak ketimpangan baru.

"Apakah meniadakan beras premium dan medium ini jalan keluar dari 'kekisruhan' di dunia perberasan saat ini? Apa implikasi dari rencana ini jika benar-benar dieksekusi? Tidak ada satupun kebijakan yang memuaskan semua pihak. Pasti ada pihak yang dirugikan dan pihak yang diuntungkan," ujar Khudori kepada CNBC Indonesia, Kamis (31/7/2025).

"Kebijakan publik yang baik adalah bagaimana meminimalkan pihak yang dirugikan dan memperbesar pihak yang diuntungkan. Tidak mudah. Sudah pasti," sambungnya.

Khudori menilai, penghapusan kelas mutu beras bisa jadi merugikan sebagian besar masyarakat, terutama konsumen kelas menengah ke bawah. Selama ini, konsumen masih memiliki pilihan antara beras medium yang lebih terjangkau dan beras premium yang kualitasnya lebih tinggi. Jika pilihan itu dihapus, masyarakat berpenghasilan rendah bisa terdorong untuk membeli beras dengan harga lebih mahal.

"Kontribusi beras mencapai 5,20% dari jumlah pengeluaran keluarga, bahkan mencapai 25,87% bagi warga miskin. Ketika harga beras naik 10%, kemiskinan akan naik 1,3%. Mereka yang hanya beberapa jengkal di atas garis kemiskinan bisa jadi kaum miskin baru," jelasnya.

Dia menambahkan, keputusan penghapusan klasifikasi beras juga bisa berdampak berat pada pelaku usaha penggilingan padi skala kecil. Dari sekitar 169 ribu unit penggilingan padi yang ada di Indonesia, sekitar 95% di antaranya adalah penggilingan kecil yang tidak mampu menghasilkan beras berkualitas tinggi sesuai standar premium.

"Penggilingan padi kecil tak mampu menghasilkan beras kualitas baik berbiaya rendah, kehilangan hasil tinggi, banyak butir patah, rendemen rendah, dan tak mampu menghasilkan beras dengan higienitas tinggi," tegas dia.

"Sebaliknya, penggilingan padi besar, apalagi yang terintegrasi, bisa menghasilkan beras berkualitas bagus dengan biaya lebih rendah," imbuhnya.

Padahal, lanjutnya, perubahan preferensi konsumen dalam dua dekade terakhir sudah menunjukkan, beras tidak lagi dipandang sebagai komoditas homogen. Konsumen kini memilih berdasarkan atribut seperti rasa, varietas, kemasan, bahkan merek.

Pangsa pasar beras premium aneka merek diperkirakan sudah mencapai 30% dari konsumsi nasional.

"Apapun kebijakan yang diambil, termasuk penyederhanaan klasifikasi beras, harus menimbang kondisi riil di lapangan," kata Khudori.

Pemerintah Hati-Hati, Harus Introspeksi

Ia menegaskan, pemerintah perlu berhati-hati dalam menetapkan kualifikasi mutu beras umum dan beras khusus yang baru. "Pertanyaannya kemudian, bagaimana kualifikasi mutu beras umum dan beras khusus ditetapkan? Lalu, dengan kualifikasi mutu beras itu, pada HET (harga eceran tertinggi) berapa beras umum dipatok?" ujarnya.

Lebih jauh, ia mengingatkan, kebijakan perberasan selalu kompleks karena menyangkut banyak pihak, mulai dari petani padi, penggilingan, pedagang, hingga konsumen yang mencapai hampir 285 juta jiwa. Karena itu, perubahan besar seperti penghapusan kelas mutu beras harus dilakukan dengan perhitungan matang dan waktu transisi yang cukup.

"Ini bukan berarti menutup mata atas pelanggaran yang terjadi. Yang sudah terjadi silahkan ditindak sesuai pelanggaran. Tapi di lain pihak, harus ada upaya introspeksi dan koreksi atas kebijakan yang tidak adil yang mendorong penyimpangan terjadi," pungkasnya.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Kantor Tito Sorot Harga Beras Naik, di Jakarta Hari Ini Lampaui HET

Read Entire Article