New York (ANTARA) - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Selasa (19/8) mengatakan AS akan membantu membela Ukraina setelah perang dengan Rusia, tetapi tidak akan ada pasukan AS di lapangan.
"Anda dapat memegang kata-kata saya," kata Trump dalam sebuah wawancara dengan Fox News, sehari setelah menjadi tuan rumah konferensi tingkat tinggi di Gedung Putih dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan para pemimpin Eropa lainnya.
Trump pada Senin (18/8) mengatakan dalam pertemuan di Gedung Putih bahwa AS akan "terlibat" dalam jaminan keamanan untuk Ukraina setelah perang dengan Rusia, namun tidak menjelaskan lebih lanjut. Ia menambahkan kejelasan lain dalam wawancara pagi harinya dengan "Fox & Friends".
"Dalam hal keamanan, mereka bersedia menempatkan orang di lapangan," kata Trump, mengacu pada negara-negara Eropa.
Ia melanjutkan "Kami bersedia membantu mereka dengan berbagai hal, terutama mungkin ... melalui udara karena tidak ada yang memiliki peralatan seperti yang kami miliki."
Mengenai perkembangan tersebut, The Washington Post melaporkan "Masalah jaminan keamanan untuk Ukraina, dan potensi keterlibatan AS di dalamnya, terbukti menjadi titik penting ketika Trump berupaya menengahi perdamaian antara Ukraina dan Rusia."
"Para pemimpin Eropa telah mengetahui bahwa Trump tampaknya terbuka terkait peran AS dalam pemeliharaan perdamaian di Ukraina, tetapi hal itu dapat mempersulit negosiasi dengan Rusia, yang telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk melawan dukungan militer yang kian meningkat bagi Ukraina dari sekutu-sekutunya," tulis laporan tersebut.
Gedung Putih jarang menjadi tuan rumah bagi begitu banyak pejabat asing dalam satu kesempatan seperti yang terjadi pada Senin, ketika Zelensky dan para pemimpin Eropa tiba untuk mendiskusikan konflik Rusia-Ukraina dengan Trump.
Pertemuan pada Senin di Gedung Putih itu terutama berfokus pada jaminan keamanan untuk Ukraina dan kemungkinan pertemuan trilateral antara Rusia, Ukraina, dan AS. Ketidaksepakatan masih ada pada beberapa isu utama, seperti apakah gencatan senjata diperlukan sebelum negosiasi lebih lanjut.
Perundingan terbaru di Gedung Putih tersebut dilaksanakan tiga hari setelah presiden AS dan Rusia bertemu di Negara Bagian Alaska, AS.
Menurut laporan, pembicaraan antara kedua presiden itu mencapai kemajuan, tetapi tidak ada kesepakatan yang diumumkan.
Pewarta: Xinhua
Editor: Benardy Ferdiansyah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.