INFO NASIONAL – Agnesya Bangun cukup terkejut ketika sampai di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta. Perempuan yang tinggal di Brussel, Belgia ini cukup takjub dengan transformasi yang dihadirkan InJourney Airports, operator bandara di Indonesia.
Dia menceritakan perubahan di Bandara Soekarno-Hatta yang dirasakan. Begitu tiba di Terminal 3 dari Brussel, hal yang dia syukuri adalah koneksi internet yang cepat. Kemudian, banyaknya papan informasi dan petugas membuat para penumpang lebih mudah berjalan menuju pintu keluar. Dia juga mengapresiasi porter yang standby tetapi tertib dan juga petugas toilet yang selalu menjaga kebersihan.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Tersedianya mobil golf bagi penumpang yang membutuhkan juga menjadi poin plus dari bandara ini. Petugas yang standby membawa kursi roda juga patut diapresiasi. Belum lagi pameran lukisan, mural, ataupun kerajinan khas Nusantara yang ditampilkan di sepanjang jalur kedatangan Terminal 3 membuat rasa lelah berjam-jam perjalanan di pesawat menjadi terobati.
“Karena ketika saya datang ke suatu negara yang saya ingin lihat adalah ciri khasnya, budayanya.” Oleh karena itu adanya tampilan ciri khas budaya di tiap bandara di Indonesia menurut dia sudah tepat.
Satu hal lagi yang membuat dia takjub adalah layanan keimigrasian bagi penumpang internasional, menandakan kolaborasi yang erat di antara stakeholder bandara.
“Terutama di bagian imigrasi dan paspor, yang dulunya bisa 1,5 jam karena antre, sekarang bisa 20 menit sudah di luar,” kata Agnes yang ke Indonesia pada Mei 2024, September 2024, dan Mei 2025.
Menurut dia, kemudahan sudah dia rasakan dari sebelum menaiki pesawat. Kini Agnes bisa mengisi All Indonesia Form secara online. Kemudian, ketika tiba, cukup dengan scan paspor di autogate, Agnes dengan mudah keluar. “Saving life dan saving time banget. Di Belgia dan Belanda saja belum seperti ini. Ini benar-benar bagus banget,” ujar Agnes, yang sudah 22 tahun tinggal di Eropa.
Sementara itu, untuk green airport, Agnes melihat masih banyak yang perlu ditingkatkan. Meskipun belum seperti salah satu bandara yang juga mengedepankan area hijau, namun, sudah banyak tanaman-tanaman yang menghiasi Bandara Soekarno-Hatta. Agnes pun mengaku bangga dengan transformasi bandara di Indonesia. Apalagi beberapa kolega dia dari Belgia yang bertandang ke Indonesia banyak yang mengapresiasi tampilan Bandara Soekarno Hatta. “I'm so proud,” kata Agnes. “Ini adalah wajah, cerminan, pintu pertama negara kita,” ucap dia.
Suasana di Bandara Soekarno-Hatta. Dok. Injourney
Transformasi bandara yang dilihat Agnesya tidak terlepas dari terbentuknya PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports yang pada 9 September 2025 genap berusia 1 tahun. InJourney Airports merupakan hasil dari bergabungnya PT Angkasa Pura I (AP I) dan PT Angkasa Pura II (AP II) pada 9 September 2024. Terdapat 37 bandara yang dikelola dengan konsep regionalisasi yang kesemuanya mendukung konsep hub and spoke. Bandara spoke yang berada di kota-kota lebih kecil akan menjadi lebih hidup untuk mendorong bandara hub yang berada di kota besar.
Direktur Utama InJourney Airports, Mohammad R. Pahlevi menuturkan, keberadaan InJourney Airports merupakan bagian penting untuk pengembangan bandara menjadi yang diinginkan, yakni bandara sebagai wajah kebanggaan bangsa. “Program transformasi kami jalankan untuk mencapai tujuan ini,” kata dia.
Transformasi Premises dilakukan guna menghadirkan infrastruktur bandara kelas dunia, lalu Transformasi People agar InJourney Airports dapat memberikan pelayanan kelas dunia di bandara kepada penumpang pesawat, dan Transformasi Process agar operasional bandara berbasis ekosistem dalam artian seluruh stakeholder bandara berkolaborasi dengan baik.
“Tidak hanya itu, kami bersama-sama mengubah orientasi yang selama ini condong ke operational based menjadi services based atau mengedepankan pelayanan, serta mengubah mindset dari reaktif menjadi produktif dan proaktif,” tutur dia.
Menurut dia, dengan semangat memperbaiki tatanan kebandarudaraan di Tanah Air, serta dukungan masyarakat dan berbagai pihak, InJourney Airports optimistis dapat menjalani transformasi dengan agresif dan bersaing di level internasional.
Pahlevi juga yakin, bandara sebagai pintu gerbang suatu wilayah menjadi lokasi yang strategis dalam memperkenalkan kearifan lokal. InJourney Airports, kata dia, ingin menampilkan kekayaan budaya setempat yang dapat dirasakan lima panca Indera.
Hal ini menjadi upaya InJourney Airports dalam mengelola bandara dengan menggabungkan aspek modernitas, efisiensi dan kearifan lokal guna memberikan pengalaman perjalanan yang tak terlupakan bagi setiap penumpang. Selain itu, InJourney Airports juga memastikan bandara menerapkan praktik-praktik berkelanjutan. “Karena pada era saat ini, perusahaan yang keren adalah yang peduli pada lingkungan,” ucap Pahlevi.
InJourney Airports memiliki program pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) yakni PLTS di sejumlah bandara, termasuk salah satunya di Bandara Soekarno-Hatta. Dok. Injourney Airports
Adapun praktik berkelanjutan yang dijalankan mencakup program konservasi energi dan pelestarian lingkungan. Terkait konservasi energi, Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara I Gusti Ngurah Rai sudah memiliki sertifikasi global Sistem Manajemen Energi ISO 50001:2018. Sertifikasi ini menandakan kedua bandara memiliki SOP yang diakui secara internasional dalam menetapkan kebijakan energi, tujuan, target energi, rencana aksi dan proses yang fokus pada efisiensi energi.
InJourney Airports juga memiliki program pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) yakni PLTS di sejumlah bandara. Lalu program implementasi metodologi Airport Carbon Emission Reporting Tool (ACERT) untuk menghitung emisi gas rumah kaca melalui perhitungan penggunaan tingkat BBM dan listrik bandara.
Sementara komitmen terhadap pelestarian lingkungan dijalankan InJourney Airports melalui implementasi Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001:2015 di sejumlah bandara. Sertifikasi ini sebagai komitmen dalam memadukan operasional bandara dengan aspek lingkungan.
Di Bandara Soekarno-Hatta, juga terdapat sejumlah fasilitas pengelolaan limbah yakni sewage treatment plant (STP) untuk mengelola limbah cair dan 7 incinerator untuk pembakaran limbah padat. Sebagai upaya berkontribusi terhadap lingkungan, InJourney Airports menerapkan kebijakan manajemen operasi berbasis lalu lintas penerbangan. “Contohnya, penggunaan sumber daya listrik dan air dapat direncanakan dengan baik sesuai dengan lalu lintas penerbangan.”
InJourney Airports, kata Pahlevi, menetapkan visi menjadi operator bandara kelas dunia, menghubungkan global travelers dengan Indonesian hospitality, serta memiliki tiga tujuan yakni bandara yang menghadirkan nilai lebih (value creator), kemudian bandara sebagai wajah kebanggaan bangsa (face & pride of Indonesia) dan bandara sebagai pendorong pertumbuhan (agent of developments). “Guna mencapai visi ini, kami menjalankan transformasi berbasis tiga pilar yaitu Premises, Process, dan People.”
“Salah satu hasil yang dapat dirasakan penumpang pesawat dari transformasi yang kami jalankan di setiap lini ini adalah bandara yang aman, nyaman dan berkelanjutan,” tambah Pahlevi. Di setiap bandara, InJourney Airports juga berupaya membuat penumpang dapat merasa lebih betah dan nyaman dengan menata ulang tenant mix, rezoning, hingga mempercepat seluruh proses di bandara seperti proses keberangkatan dan kedatangan.
InJourney Airports menargetkan untuk dapat menduduki posisi kedua pengelola bandara terbesar dunia pada tahun 2045 berdasarkan jumlah penumpang pesawat yang dilayani. Sementara, terkait ACI Customer Experience Accreditation, InJourney Airports menargetkan Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara I Gusti Ngurah Rai dapat meraih Level 5 pada 2029.
Sedangkan Bandara Internasional Yogyakarta, Bandara Juanda Surabaya, Bandara Kualanamu Deli Serdang dan Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan meraih Level 4. Bandara-bandara lainnya ditargetkan meraih Level 3. “Dari sisi ekspansi wilayah usaha, kami menargetkan dapat mengelola bandara di luar negeri,” kata Pahlevi.
Bandara Internasional Soekarno-Hatta telah menerapkan teknologi face recognition di fasilitas auto gate di Terminal 3. Berfungsi mempercepat pro...