TII Desak Evaluasi Total MBG sebelum Korban Keracunan Bertambah

23 hours ago 2
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

THE Indonesian Institute Center for Public Policy Research (TII) menyoroti terulangnya kasus keracunan makan bergizi gratis (MBG) di berbagai daerah Indonesia. Dalam sepekan terakhir, keracunan MBG terjadi di Kabupaten Garut, Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Banggai Kepulauan, Kabupaten Sumbawa, hingga Kabupaten Baubau.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

Peneliti bidang sosial TII, Made Natasya Restu Dewi Pratiwi, menyampaikan maraknya kasus keracunan ini harus dijadikan alarm keras bagi pemerintah untuk segera melakukan evaluasi total MBG. Dia berharap program MBG dihentikan terlebih dahulu untuk mendalami akar masalah terulangnya keracunan di lapangan, sehingga tidak meningkatkan jumlah korban.

“Merujuk teori keamanan pangan dan epidemiologi, pemerintah tidak boleh menoleransi satu pun kasus keracunan,” ujar Natasya dalam keterangan tertulis pada Jumat, 19 September 2025.

Menurut dia, nol kasus harus menjadi target mutlak karena setiap kejadian keracunan adalah indikator kegagalan sistem keamanan pangan yang berisiko menelan korban lebih luas.

Dalam Policy Assessment 2025 TII mengenai MBG, Natasya merekomendasikan penguatan pelatihan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) bagi SPPG hingga tim pengawas keamanan pangan di sekolah.

“Hal ini penting agar kebersihan dan keamanan menu MBG terjamin sejak tahap pengolahan, pemorsian, pengemasan, hingga distribusi makanan agar makanan tidak terkontaminasi dan justru mengandung bakteri penyebab infeksi saluran pencernaan,” ujar Natasya.

Metode HACCP perlu dipahami aktor di lapangan agar mereka dapat mencegah risiko kontaminasi, keracunan massal, serta melaporkan faktor penyebab buruknya kualitas makanan secara cepat dan tepat.

Namun, kajian TII mencatat bahwa aktor lokal, seperti dinas kesehatan maupun dinas pendidikan, belum terinformasi tentang pelatihan pengawasan keamanan makanan dan pembentukan tim pengawas keamanan pangan di sekolah untuk memonitoring kualitas makanan.

“Hal ini menunjukkan bahwa penerapan SOP keamanan pangan belum menjadi agenda yang diprioritaskan bahkan setelah ramainya kasus keracunan,” kata dia.

Natasya turut mengingatkan agar implementasi MBG tidak hanya berfokus mengejar jumlah capaian penerima, tetapi juga harus menjamin kualitas makanan yang dibagikan. Evaluasi keamanan makanan dan dampak MBG harus dilakukan secara transparan dan partisipatif, misalnya, dengan melibatkan siswa, guru, orang tua, masyarakat sipil, dan akademisi dalam survei evaluasi kepuasan publik.

“Melalui survei ini, pemerintah dapat mengidentifikasi aspek yang perlu ditingkatkan, terutama dari segi kualitas rantai distribusi MBG dan komposisi menu yang sesuai dengan preferensi makan hingga kondisi kesehatan penerima di daerah,” ujar Natasya.

Dia merekomendasikan pembangunan dashboard publik deteksi dini keracunan MBG dan dokumentasi kualitas makanan untuk memantau, mencegah, dan merespons kasus lebih cepat. Dengan demikian, alokasi anggaran besar untuk MBG benar-benar sebanding dengan dampak positif yang dihasilkan, terutama dalam meningkatkan status gizi anak Indonesia sekaligus mencegah terulangnya keracunan massal.

“Akan lebih bijak bagi pemerintah untuk mengkaji ulang dan melakukan moratorium program MBG secara terbatas, terutama untuk daerah yang mengalami kasus MBG yang bermasalah,” ujar dia.

Hal itu penting untuk memastikan perbaikan dalam penyelenggaraan MBG ke depannya, sekaligus pembelajaran untuk program MBG secara makro. Keberhasilan MBG, dia melanjutkan, hanya bisa dicapai bila kualitas, keamanan, dan kebersihan makanan dijamin.

Tanpa itu semua, Natasya menilai tujuan transformatif MBG dalam meningkatkan gizi anak justru bisa gagal akibat kasus keracunan yang terus berulang akibat sistem keamanan pangannya yang belum memenuhi standar.

Read Entire Article