Jakarta (ANTARA) - Selandia Baru membidik kemitraan yang saling menguntungkan dengan Republik Indonesia lewat dukungan pengembangan produksi susu lokal berkualitas tinggi, guna melipatgandakan nilai perdagangan menjadi 6 miliar dolar AS (sekitar Rp98,4 triliun) pada 2029.
Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia Phillip Taula dalam kunjungan kerja ke ANTARA Heritage Center, Pasar Baru, Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa ekspor susu penting bagi pertumbuhan negaranya, namun Selandia Baru juga berkeinginan untuk mendukung pengembangan produksi susu lokal.
“Indonesia memproduksi 20 persen kebutuhan susu dalam negeri dan kebutuhannya terus meningkat. Kami berharap Selandia Baru tetap menjadi pemasok utama susu berkualitas tinggi bagi Indonesia. Tapi kami juga ingin membantu Indonesia mengembangkan produksi susunya sendiri untuk meningkatkan kapasitas produksi,” kata Dubes Taula.
Dubes Taula menyampaikan bahwa saat ini nilai perdagangan dua arah antara Selandia Baru dengan Indonesia baru mencapai 3 miliar dolar AS (Rp49,2 triliun) dan kedua negara sudah sepakat untuk mengembangkan perdagangan dua arah agar nilai perdagangan mencapai 6 miliar dolar AS pada 2029.
Oleh sebab itu, sambil menunggu Indonesia mampu memenuhi kebutuhan susu di dalam negeri — yang menurut Dubes Taula membutuhkan waktu yang cukup lama — Selandia Baru ingin membangun kemitraan terkait produksi susu yang saling menguntungkan dengan Indonesia.
Selain mengincar pengembangan kemitraan terkait susu, Dubes Taula turut menyoroti potensi pengembangan kerja sama di bidang energi, khususnya energi panas bumi atau geotermal.
Baca juga: Wamendag buka peluang kerja sama ekonomi hijau dengan Selandia Baru
Dia menjelaskan bahwa Selandia Baru mempunyai keahlian untuk mengidentifikasi lokasi pengeboran yang tepat, namun tidak memiliki kapasitas investasi yang besar.
Sejalan dengan ambisi Indonesia terhadap penggunaan energi terbarukan yang disertai dorongan besar dari Presiden Prabowo terkait transisi energi, dirinya meyakini bahwa Selandia Baru dan Indonesia memiliki banyak peluang kerja sama yang menguntungkan terkait energi geotermal.
“Kami telah menjalin kemitraan yang lama dengan Indonesia di bidang ini, dan kami yakin masih banyak peluang untuk memperkuat kerja sama secara saling menguntungkan,” ucapnya.
Merujuk pada keberhasilan Selandia Baru dalam proyek ketahanan pangan dan peningkatan gizi anak-anak di Sumba, NTT dan Sumbawa dan Lombok, NTB, Dubes Taula juga menyampaikan keinginan Selandia Baru untuk berpartisipasi dalam program prioritas Presiden Prabowo yakni Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Selama beberapa tahun, program tersebut berhasil menurunkan angka stunting dan malnutrisi secara signifikan. Karena itu, kami sedang melihat bagaimana pengalaman tersebut dapat dijadikan dasar untuk mendukung program MBK di wilayah timur Indonesia,” kata Taula.
Baca juga: Kementan targetkan swasembada susu 2029 dengan Peta Jalan Susu Segar
Baca juga: RI-Selandia Baru sepakat kerja sama beasiswa, energi, hingga isu halal
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.