Moskow (ANTARA) - Sejumlah pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Eropa terpaksa ditutup sementara karena cuaca panas dan penggunaan pendingin ruangan (AC) yang berlebihan, Financial Times melaporkan pada Minggu.
Beberapa PLTN harus mengurangi kapasitas atau ditutup sementara akibat sumber air juga berada di bawah tekanan yang hebat. Misalnya, PLTN di Prancis dan Swiss menangguhkan atau mengurangi aktivitasnya karena lebih sulit untuk mendinginkan reaktor dalam cuaca panas. Di Prancis, 17 dari 18 PLTN mengurangi kapasitasnya.
Surat kabar itu melaporkan bahwa Juni menjadi bulan terpanas yang pernah tercatat di Eropa yang mendorong peningkatan penggunaan AC dan kenaikan tajam harga listrik.
Selama gelombang panas yang berlangsung dari 23 Juni hingga 3 Juli, total permintaan listrik di Uni Eropa naik sebesar 7,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya, sementara di Spanyol peningkatannya mencapai 16 persen, kata surat kabar itu, mengutip data yang disediakan oleh badan industri Eurelectric.
Pada Mei, Reuters melaporkan, mengutip pejabat Eropa, bahwa jaringan listrik Eropa yang menua dan kapasitas penyimpanan energi yang terbatas mungkin memerlukan investasi triliunan dolar untuk mengatasi tantangan yang muncul seperti meningkatnya produksi energi hijau, meningkatnya permintaan listrik, dan upaya untuk menghindari pemadaman listrik.
Sumber: Sputnik
Baca juga: China dan negara GCC akan perdalam kerja sama teknologi nuklir damai
Baca juga: PLN mulai mempertimbangkan pembangkit listrik nuklir
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.