INSIDEN keracunan makanan masih terus menyelimuti program makan bergizi gratis. Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mencatat sebanyak 4.000 siswa menjadi korban keracunan setelah menyantap sajian makan bergizi dalam delapan bulan terakhir.
Sementara itu, berdasarkan laporan Tempo terhitung sejak 12 Agustus hingga 18 September 2025, kasus keracunan di berbagai sekolah sedikitnya telah menyebabkan 978 siswa dirawat di rumah sakit dengan gejala yang bermacam-macam. Mulai dari diare, gatal-gatal di seluruh badan, mual muntah, bengkak wajah, gatal tenggorokan, sesak nafas, pusing, dan sakit kepala.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Padahal, pada pertengahan Mei lalu, Presiden Prabowo Subianto telah mengeluarkan arahan kepada Badan Gizi Nasional (BGN) untuk meningkatkan ketelitian serta ketepatan dalam melaksanakan program yang menghabiskan anggaran ratusan triliun itu. Arahan tersebut disampaikan Prabowo dalam rapat koordinasi terbatas yang berlangsung pada Sabtu, 3 Mei 2025, di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Menurut Kepala BGN Dadan Hindayana, Presiden Prabowo ketika itu menekankan pentingnya kerja terarah guna mencegah terulangnya insiden yang dapat membahayakan kesehatan para penerima manfaat. “Target kami adalah zero accident. Tidak ada kejadian keracunan di lapangan,” ujar Dadan, mengutip pernyataan Presiden dalam keterangan resmi Sekretariat Presiden.
Berikut daftar kasus keracunan massal dalam program makan bergizi gratis yang dirangkum Tempo:
Kabupaten Banggai Kepulauan, Sumatera Selatan
Sebanyak 251 siswa di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sumatera Selatan, diduga mengalami keracunan usai menyantap makan bergizi gratis pada Rabu, 17 September 2025. Para siswa dari sekolah dasar hingga menengah atas itu dilarikan ke rumah sakit Rumah Sakit Umum daerah (RSUD) Trikora Salakan.
Para pelajar ini mengalami gejala terdampak keracunan yang berbeda. Kesimpulan sementara, keracunan massal ini diduga berasal dari olahan ikan jenis cakalang pada menu lauk makan bergizi pada Rabu siang. "Diduga terdapat beberapa ekor ikan yang sudah tidak layak konsumsi," sebagaimana dikutip dari laman resmi pemerintah Kabupaten Banggai pada Kamis, 18 September 2025.
Garut, Jawa Barat
Di hari yang sama dengan keracunan yang terjadi di Banggai Kepulauan, 150 siswa di Garut, Jawa Barat juga dilarikan ke rumah sakit. Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Leli Yuliani mengatakan seluruh pelajar mengeluhkan gejala keracunan makanan yakni sakit pada bagian perut.
Kepala SMA Siti Aisyah, Hari Triputuharja menuturkan sebagian siswanya menderita sakit perut secara bersamaan pada Rabu siang setelah menikmati sajian dari program unggulan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto ini.
"Kami langsung koordinasi dengan puskesmas, alhamdulillah cepat tanggap," sebagaimana dikutip Antara pada Kamis, 18 September 2025.
Kabupaten Lebong, Bengkulu
Kasus keracunan di Kabupaten Lebong, Bengkulu mencapai 427 siswa. Para siswa dari sekolah itu mengalami gejala mual, muntah dan lemas seusai mengkonsumsi hidangan MBG yang terdiri atas mi, bakso, sayuran, susu, dan telur, pada Rabu, 27 Agustus 2025.
Korban diduga keracunan makanan MBG itu berasal dari berbagai sekolah, mulai pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga sekolah dasar (SD) di Lebong. Antara lain, siswa dari SD IT Al Azhar, PAUD IT Al Azhar, SD Muhammadiyah 1 A Ujung Tanjung, dan TK IT Tabeak Kauk.