Jakarta (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyatakan bahwa kehadiran Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (SMU PBB) akhir bulan ini mencerminkan kepemimpinan RI di antara negara-negara berkembang.
“Arti penting kehadiran Presiden RI dalam SMU PBB adalah menegaskan peran Indonesia sebagai aktor utama ‘Global South’ dalam mendorong perdamaian, penegakan hukum internasional, dan reformasi tata kelola global,” kata Juru Bicara Kemlu RI Yvonne Mewengkang di Jakarta, Rabu.
Ia menegaskan bahwa SMU PBB tersebut merupakan kesempatan bagi RI untuk menegaskan posisinya sebagai pemimpin dan jembatan bagi negara-negara berkembang.
Posisi tersebut amat penting dalam memperjuangkan reformasi tata kelola global yang inklusif dan lebih adil, khususnya di tengah dinamika global saat ini, kata Yvonne.
Jubir Kemlu juga menyatakan bahwa SMU PBB dipandang merupakan momentum yang baik bagi Indonesia untuk mempromosikan kepentingan nasional dalam konteks isu-isu global.
Sementara itu, Yvonne menyatakan bahwa selain dalam Debat Umum SMU ke-80 PBB, Presiden Prabowo juga akan menyampaikan pernyataan nasional dalam Konferensi Tingkat Tinggi Internasional mengenai Penyelesaian Damai isu Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara.
Sidang Majelis Umum Ke-80 PBB telah dibuka pada 9 September 2025, sementara agenda Debat Umum, di mana Presiden Prabowo akan berpidato, akan dibuka pada 23 September 2025.
Kehadiran Presiden Prabowo pada Sidang Majelis Umum PBB September nanti menjadikannya Presiden RI pertama yang hadir dalam kesempatan tersebut setelah 10 tahun terakhir.
Presiden Ke-7 Joko Widodo, dalam 10 tahun kepemimpinannya, memilih tidak menghadiri secara langsung Sidang Majelis Umum PBB dan mendelegasikan kepada menteri luar negeri saat itu, Retno Marsudi, untuk berpidato mewakili Indonesia.
Disampaikan sebelumnya oleh Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Tri Tharyat pada Kamis (11/9), isu Palestina akan disorot oleh Presiden Prabowo dalam pidatonya di SMU PBB di samping isu dinamika global yang terjadi saat ini.
“Kita tunggu pada saat peluncuran. Tapi yang sangat menonjol dan akan kita angkat antara lain dinamika global saat ini, termasuk barusan saja ada serangan di salah satu negara berdaulat Qatar, pasti juga isu Palestina,” kata Tri dalam pengarahan media di Jakarta.
Baca juga: Kemlu tegaskan Presiden Prabowo akan bahas isu Palestina di PBB
Baca juga: Indonesia tegaskan komitmen multilateralisme dalam sidang umum PBB
Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.