PRESIDEN Prabowo Subianto memimpin rapat terbatas bersama jajaran menteri di bidang perekonomian dan instansi terkait lain di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, pada Kamis, 18 September 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Dalam foto yang dibagikan Sekretaris Presiden, sejumlah menteri terlihat hadir, yaitu Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Investasi sekaligus CEO Danantara Rosan Roeslani, serta Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.
Hadir juga Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, Wakil Menteri Keuangan Thomas (Tommy) Djiwandono, dan Wamenkeu Suahasil Nazara. Lalu Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Wakil Menteri Kelautan dan Perikanan sekaligus Kepala Badan Otorita Pengelolaan Pantura Jawa Didit Herdiawan.
Teddy Indra Wijaya menyampaikan bahwa rapat tersebut membahas berbagai isu di sektor pertanian, energi, dan infrastruktur. Pada sektor pertanian, pemerintah akan segera mengambil kebijakan khusus untuk menyelesaikan permasalahan ubi kayu, singkong, dan tapioka.
"Caranya dengan melibatkan pemerintah daerah dan pelaku industri serta memperhatikan kesejahteraan para petani,” ujar Teddy dalam keterangan resmi pada Kamis, 18 September 2025.
Di sektor energi, rapat berfokus membahas mekanisme impor etanol dan produksi tetes tebu atau molase. Pun penyediaan listrik perdesaan dengan tenaga sel surya. Mengenai penyediaan listrik perdesaan ini, Prabowo memerintahkan Danantara membuat prototipe listrik perdesaan berbasis tenaga surya.
"Prototipe ini akan dibangun di sejumlah daerah dan ditargetkan dapat berjalan dalam waktu 3-5 bulan,” kata Teddy.
Prabowo juga membahas pendanaan pembangunan giant sea wall atau tanggul laut raksasa. Prabowo berharap giant sea wall akan berdampak baik pada sekitar 50 juta masyarakat di sekitar pantai utara (Pantura) Jawa.
Proyek giant sea wall masuk agenda pembangunan infrastruktur nasional yang diharapkan mampu menjadi solusi jangka panjang mengatasi risiko banjir rob dan penurunan muka tanah, khususnya di kawasan pesisir Jakarta.
Kamis, 11 September 2025, Menteri Koordinator Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan pemerintah memastikan proyek giant sea wall masih tahap penjajakan investasi. Peluang kerja sama tidak hanya terbuka untuk Cina, tapi juga negara lain.
“Masih terus dibicarakan, ya. Kami akan makin membuka komunikasi, tentu tidak hanya dengan Tiongkok, tapi juga dengan berbagai negara lain,” tutur AHY.
Pemerintah akan menyiapkan blueprint pembangunan tanggul laut dengan mengkombinasikan rancangan dari dalam negeri dan masukan dari negara yang berpengalaman di bidang serupa. Namun AHY belum merinci negara mana saja yang sudah diajak bertemu dan membicarakan proyek strategis tersebut.