Liputan6.com, Jakarta - Sebagian ibu kerap membandingkan kemampuan satu anak dengan anak lainnya, terutama di masa pertumbuhan. Salah satu yang paling sering jadi bahan perbandingan adalah kemampuan berjalan. Misalnya, ada anak yang belum bisa berjalan, sementara teman sebayanya sudah lancar melangkah.
"Orangtua biasanya bangga, misalnya bilang, 'Dok, anak saya 10 bulan sudah bisa jalan.' Lalu ada ibu lain menimpali, 'Oh, anak saya 8 bulan sudah jalan'. Jadi, seakan-akan ada perlombaan. Padahal, faktanya, kecepatan berjalan tidak berhubungan dengan kecerdasan atau IQ," kata dokter spesialis anak, Mesty Ariotedjo, dalam Puncak Acara Pekan Merah Putih Tamasya bersama Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga/BKKBN) di Jakarta pada Selasa, 19 Agustus 2025.
Mesty, menegaskan, hal yang sebenarnya berkaitan erat dengan kecerdasan anak adalah kemampuan berbicara sesuai usianya.
"Justru yang berhubungan dengan IQ adalah kemampuan bicara sesuai usia. Itu yang memiliki kaitan sangat kuat dengan kecerdasan," ujarnya.
Namun, perkembangan bicara anak saat ini menghadapi tantangan besar, penggunaan gadget. Menurut Mesty, gawai tidak bisa menggantikan peran orangtua dalam mendampingi anak.
Sebaliknya, terlalu dini mengenalkan gadget justru dapat memicu tantrum, meningkatkan risiko gangguan perilaku, dan memperlambat kemampuan bicara (speech delay). "Sehingga, gadget tidak dianjurkan untuk diberikan kepada anak di bawah usia satu tahun," ujar Dokter Mesty.
Paparan gadget berlebihan sejak usia dini bisa mengganggu perkembangan bicara dan emosi anak. Pada sesi Fimela Ask the Expert kali ini, Prof. Friedrich Kartini membagikan insight dan panduan bijak bagi orangtua agar anak tidak kecanduan gadget. Yuk s...