Pertamina-Waste4Change Kelola 5,79 Ton Sampah Eco RunFest 2025

INFO NASIONAL – Pertamina terus menunjukkan komitmennya dalam menjaga kebersihan lingkungan sebagai bagian dari upaya mendukung energi bersih. Melalui kegiatan Eco RunFest 2025, Pertamina kembali menggabungkan semangat olahraga dengan gaya hidup berkelanjutan, salah satunya dengan memastikan pengelolaan sampah pasca acara dilakukan secara bertanggung jawab.

Pada pelaksanaan Pertamina Eco RunFest 2025 yang digelar di Gelora Bung Karno pada 23 November 2025 lalu, Pertamina bekerja sama dengan Waste4Change untuk mengelola 5,79 ton sampah yang dikumpulkan dari tujuh titik pengumpulan. Seluruh sampah diangkut dan langsung diproses di Rumah Pemulihan Material (RPM) Vida Bekasi pada hari yang sama.

Jumlah timbulan sampah tahun ini tercatat jauh lebih rendah dari prediksi awal 11 ton, meski jumlah peserta meningkat. Capaian ini juga membaik dibanding tahun 2024 yang menghasilkan 6,97 ton sampah dari estimasi 9 ton. Penurunan timbulan menjadi indikator keberhasilan program pengurangan sampah di area acara, terutama melalui penyediaan water station dan kampanye membawa tumbler yang efektif menekan penggunaan kemasan sekali pakai. Dampak lingkungan dari penurunan timbulan ini setara dengan menanam 72 pohon selama 10 tahun atau mengisi daya lebih dari 350 ribu smartphone.

“Kami memiliki target pemilahan selesai dalam satu hari untuk menghindari bau dan risiko polusi udara. Begitu sampah datang, tim kami langsung bekerja,” ujar Andhika, Perwakilan Operasional Rumah Pemulihan Material Bekasi, Waste4Change.

Dari proses pemilahan, sekitar 70 persen material masih memiliki nilai manfaat, sementara 30 persen merupakan residu. Material bernilai tinggi didominasi kemasan minuman PET yang mencapai sekitar 4 ton. Kemasan minuman yang telah dibersihkan tersebut memiliki nilai jual sekitar Rp 9.000 per kilogram. Residu seperti tisu, sampah organik bercampur, dan kemasan multilayer kemudian diolah menjadi biomassa yang dapat dimanfaatkan industri sebagai bahan bakar alternatif boiler.

“Pertamina Eco RunFest cenderung menghasilkan sampah dengan kualitas baik. Materialnya bersih dan tidak terlalu terkontaminasi sehingga off-taker sangat menyukainya. Ini memberi nilai ekonomi bagi pengelola dan memastikan sampah tidak berakhir di TPA,” tambah Andhika.

Selama pemrosesan, Waste4Change memastikan tidak ada limbah B3 yang tercampur. Jika ditemukan material berbahaya seperti jarum suntik, perusahaan akan memisahkannya dan mengembalikannya kepada penyelenggara sesuai prosedur penanganan.

“Di tengah kondisi ekonomi yang dinamis, sampah punya nilai bagi masyarakat yang menggantungkan hidup pada sektor daur ulang. Melalui event ini, kami ingin menunjukkan bahwa sampah ketika dikelola dengan benar dapat menjadi sumber manfaat,” ujar Andhika.

Vice President Corporate Communication Pertamina, Muhammad Baron, menegaskan bahwa Eco RunFest menjadi bukti bahwa aktivitas olahraga dapat berjalan seiring dengan praktik keberlanjutan.

“Pertamina Eco RunFest dilaksanakan dengan standar pengelolaan sampah yang bertanggung jawab. Kami tidak hanya fokus pada pengalaman para pelari, tetapi juga memastikan setiap aktivitas memberi manfaat bagi lingkungan,” kata Baron.

Baron juga menambahkan bahwa edukasi mengenai pengelolaan sampah perlu dimulai dari kebiasaan kecil yang dilakukan masyarakat sehari-hari.

Sebagai perusahaan yang memimpin transisi energi, Pertamina berkomitmen mendukung target Net Zero Emission 2060 melalui berbagai program yang berkontribusi langsung pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh langkah ini menjadi bagian dari implementasi Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis Pertamina.(*)