Pengguna Chrome di Android Kini Bisa Sematkan Tab Seperti di Desktop

Liputan6.com, Jakarta - Google menghadirkan fitur pin tab atau semat tab untuk Chrome di perangkat Android, sebelumnya sudah dinikmati pengguna desktop bertahun-tahun. Pembaruan ini terpantau pertama kali oleh WindowsReport dan kini tengah digulirkan secara bertahap ke pengguna.

Dilansir Digital Trends, Senin (24/11/2025), pembaruan ini memungkinkan pengguna menandai tab agar tetap berada di posisi pertama dalam daftar tab, sehingga memudahkan akses ke halaman-halaman terpenting. Fitur ini diaktifkan secara default di versi Beta, meskipun dapat diaktifkan melalui fitur flag Chrome di versi lain.

Dalam pembaruan ini, pilihan “Pin Tab” akan muncul ketika pengguna mengetuk ikon titik tiga pada tab yang sedang dibuka.

Tab yang disematkan kemudian tampil dalam ukuran lebih kecil dan berpindah ke sisi kiri deretan tab atau tetap berada di posisi teratas tampilan kisi, tergantung mode tampilan perangkat. Fitur ini juga bekerja berdampingan dengan fungsi kelompok tab (tab grouping) maupun pengalihan tab yang sudah ada.  

Google turut memperbarui dokumentasi dukungannya untuk menjelaskan opsi manajemen tab yang lebih baik, menandakan fitur ini kini memasuki tahap ketersediaan resmi.

Manfaat Bagi Pengguna

Bagi pengguna yang kerap membuka banyak tab dalam satu waktu, kehadiran fitur semat tab memberikan kontrol lebih besar. Sebelum pembaruan ini, tab penting mudah tenggelam atau tertutup secara tidak sengaja ketika jumlah tab menumpuk.

Dengan menyematkan tab, pengguna dapat menandai halaman yang ingin selalu tersedia, seperti email, dasbor kerja, portal berita, hingga editor dokumen.

Fitur ini membawa sejumlah keuntungan:

• Tab penting tetap terlihat sehingga menghemat waktu saat berpindah halaman.
• Mengurangi risiko tab tertutup tanpa sengaja.
• Mendukung alur kerja yang lebih stabil bagi pelajar, pekerja, atau pengguna yang mengolah banyak informasi.
• Menunjukkan langkah Google untuk menyelaraskan pengalaman Chrome di desktop dan perangkat seluler, setelah sebelumnya menghadirkan fitur Mode AI.

Fitur ini memungkinkan mengubah kebiasaan pengguna Chrome saat menjelajah situs. Biasanya, pengguna terus membuka kembali situs yang sama, namun sekarang dapat menjadikannya sebagai bagian dari “ruang kerja” mini Chrome.

Fitur ini membuat Chrome terasa lebih mudah ditebak, terutama saat pengguna melakukan banyak tugas sekaligus atau berpindah-pindah aplikasi dengan cepat.

Pinned tab juga dapat menjadi solusi aman ketika ponsel sering dipinjamkan kepada anak atau teman sehingga tab yang disematkan lebih rapi untuk mencegah hal-hal penting tertutup secara tidak sengaja.

Guna mengetahui apakah fitur pin tab sudah tersedia, pengguna dapat mengetuk menu tab lalu mencari opsi “Pin Tab” atau menekan lama tab.

Jika belum muncul, pengguna bisa mengunjungi halaman chrome://flags, mencari opsi Android pinned tabs, mengaktifkannya dan mulai ulang peramban.  

Setelah diaktifkan, pengguna dapat mulai menyematkan tab yang paling sering dibuka, mulai dari halaman tugas, situs streaming favorit, dan situs lainnya. Untuk saat ini, fitur tersebut bisa dicoba terutama untuk pengguna yang sering membuka banyak tab.

Di sisi lain, Google berencana untuk meningkatkan keamanan di peramban miliknya, Chrome, dengan menampilkan lebih banyak notifikasi peringatan saat pengguna mengunjungi situs tanpa koneksi terenkripsi HTTPS (Hypertext Transfer Protocol Secure).

Raksasa mesin pencari itu berencana untuk mulai mengaktifkan fitur "Selalu Gunakan Koneksi Aman" di browser lewat pembaruan Chrome 154 pada Oktober 2026 mendatang.

"Ini berarti browser Chrome akan meminta izin pengguna setiap kali mencoba buka situs publik yang belum memakai HTTPS," sebagaimana dikutip dari blog Security Google, (3/11/2025).

Sebelumnya, Google Chrome hanya memunculkan pesan "Koneksi Anda tidak aman" jika ada kesalahan konfigurasi pada HTTPS. Namun, mulai tahun depan, peringatan itu juga akan muncul di situs yang sama sekali belum mendukung HTTPS.

Menurut Google, saat ini sekitar 95-99 persen koneksi di internet sudah memakai HTTPS. Langkah ini diambil untuk menekan risiko dari situs masih menggunakan HTTP.

"Kontributor terbesar untuk HTTP yang tidak aman adalah situs pribadi, dan masih sulit bagi mereka untuk mendapatkan sertifikasi HTTPS," jelas Google di blog resminya.

Meski situs pribadi dinilai berisiko lebih rendah, Google tetap mendorong semua pengembang untuk menggunakan sertifikasi HTTPS. “Navigasi HTTP ke situs pribadi masih berisiko, tetapi biasanya kurang berbahaya dibandingkan situs publik karena lebih sedikit cara bagi penyerang untuk memanfaatkan navigasi HTTP ini.”

Sebelum fitur ini aktif secara global, pengguna dengan pengaturan Penjelajahan Aman tingkat lanjut akan lebih dulu mendapat pembaruan pada April 2026. Pengguna masih bisa menonaktifkan peringatan HTTP lewat menu pengaturan Chrome jika diperlukan.

OpenAI resmi meluncurkan browser baru berbasis AI bernama ChatGPT Atlas. Peramban ini digadang sebagai pesain serius Google Chrome, Microsoft Edge, hingga Opera.

Berbeda dari browser yang ada saat ini, raksasa teknologi kecerdasan buatan (AI) ini sudah melengkapi ChatGPT Atlas dengan fitur AI terintegrasi di dalamnya.

Diumumkan secara langsung di kanal YouTube OpenAI pada Selasa (21/10/2025), CEO OpenAI Sam Altman mengatakan, Atlas dirancang agar pengguna internet bisa berbicara langsung dengan web.

"Kami ingin setiap orang merasakan pengalaman baru dalam menjelajah internet, di mana browser bukan hanya alat, tetapi juga asisten," kata Altman.

Saat ini, ChatGPT Atlas sudah tersedia secara global untuk pengguna macOS. Perusahaan menyebutkan, peramban berbasis AI ini akan meluncur ke platform Windows, iOS, dan Android dalam waktu dekat ini.

Mengutip The Verge, salah satu fitur andalan ChatGPT Atlas adalah memori pencarian. Fitur ini memungkinkan browser mengingat konteks situs yang sering dikunjungi, lalu me...