Pengamat Timteng: Langkah Prancis Akui Palestina akan Tekan Israel dan AS

3 days ago 6
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
 Langkah Prancis Akui Palestina akan Tekan Israel dan AS Presiden Emmanuel Macron.(Anadolu )

PRANCIS dan sejumlah negara lain untuk mengakui Palestina sebagai negara berdaulat dinilai sebagai langkah penting dalam peta diplomasi internasional. Pengamat Timur Tengah Smith Alhadar menilai kebijakan ini menjadi kabar baik bagi Palestina dan sekaligus memberi tekanan kepada Israel dan Amerika Serikat (AS).

"Ini berita baik bagi Palestina dan membuat Israel-AS tertekan. AS mau tak mau harus menekan Israel untuk secepatnya mengakhiri kelaparan dan pembunuhan di Gaza," kata Smith dihubungi Media Indonesia, Selasa (29/7).

Namun, dia memperingatkan bahwa jalan menuju kemerdekaan Palestina masih panjang. Menurutnya, AS dan Israel menolak solusi dua negara yang selama ini menjadi dasar perdamaian jangka panjang.

"Masa depan Palestina yang mereka proyeksikan adalah negara jadi-jadian atau tidak berdaulat, entitas Palestina diberi hak mengatur warga Palestina di kantong-kantong di Tepi Barat dan Gaza, tanpa Yerusalem Timur, dan keamanannya dikendalikan Israel. Juga Palestina tidak boleh memiliki angkatan bersenjata. Hal ini sulit diterima Palestina, bangsa Arab dan banyak negara di dunia," sebutnya.

Dia menyebut isu Palestina akan tetap menggantung dan stabilitas di Timur Tengah akan sulit terwujud selama status tersebut belum terselesaikan secara adil.

Terkait alasan Prancis dan Inggris mulai mempertimbangkan pengakuan negara Palestina, Smith menyebut bahwa kedua negara tak lagi melihat pilihan lain selain solusi dua negara.

"Genosida dan politik apartheid yang dijalankan Israel atas warga Palestina hampir 8 dekade tak lagi bisa ditoleransi mereka. Di dalam negeri mereka mendapatkan tekanan dari publiknya sendiri untuk berpihak pada Palestina. Terakhir, mereka ingin mempertahankan tatanan internasional berbasis hukum dan HAM yang sering dilanggar Israel dengan dukungan AS," katanya.

Smith juga menyoroti dampak dari pengakuan Prancis terhadap Palestina yang direncanakan pada September mendatang. Meski Inggris masih menunda keputusan serupa demi menjaga relasi dengan AS, dia menyebut langkah Paris akan memengaruhi dinamika kawasan.

"Jelas pengakuan Prancis atas negara Palestina pada September mendatang, sementara Inggris belum akan melakukan hal itu untuk menjaga hubungan baiknya dengan AS, jelas akan berpengaruh signifikan. Bisa dikata Prancis bersama Jerman adalah pemimpin Uni Eropa sehingga besar kemungkinan setelah Perancis mengakui negara Palestina, negara-negara Eropa lain akan mengikutinya. Ini akan membuat Israel makin terisolasi."

Dia juga menambahkan, salah satu konsekuensi besar dari langkah ini adalah potensi pengeluaran Israel dari Perjanjian Asosiasi Israel-Uni Eropa yang ditandatangani tahun 2000.

"Perjanjian itu memberi kemudahan ekonomi kepada Israel dengan syarat Israel menghormati HAM," ujarnya.

Terkait sikap Amerika Serikat yang belum menunjukkan dukungan terhadap pengakuan negara Palestina, Smith menilai ada faktor politik domestik yang kuat.

"AS tak menghendaki two-state solution yang akan melemahkan Israel. Padahal, pemerintahan AS sangat bergantung pada lobi Yahudi, komunitas Evangelis AS, media pro-Israel dan lembaga-lembaga strategis AS yang berbasis pada kultur pro-Israel," tegasnya.

Mengenai tantangan utama yang akan dihadapi dalam menentukan perbatasan negara Palestina yang merdeka, Smith menyatakan bahwa masalah tersebut sangat kompleks.

"Kalau berdasarkan resolusi-resolusi DK PBB, teritori Palestina meliputi Yerusalem Timur, seluruh Tepi Barat, dan Gaza sesuai dengan perbatasan tahun 1967 sebelum Israel mencaploknya dalam perang tahun itu," ucapnya.

Namun, dia mengatakan bahwa sejauh ini Israel menolak Hamas maupun Fatah untuk mengelola wilayah Palestina.

"Entitas Palestina yang akan mengurus warganya adalah entitas baru yang tak punya rekam jejak memusuhi Israel. Ini juga akan memunculkan masalah baru yang sulit diselesaikan karena warga Palestina tak bisa menerima entitas Palestina yang ikut ditentukan Israel," pungkasnya. (Fer/I-1)

Read Entire Article