Ilustrasi(MI/DEDE SUSIANTI)
PEMULIHAN bersama kawasan hulu Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, berlanjut. Salah satu upaya pemulihan yang dilakukan adalah dengan penanaman pohon.
Kementerian Lingkungan Hidup / Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) dan EIGER Adventure Land (EAL), melakukan penanaman pohon di area EAL yang merupakan lahan perhutani, di Megamendung (Puncak), Minggu (7/12). Lokasinya berada di lereng Taman Nasional Gede Pangrango (TNGP).
Dari KLH hadir Staf Ahli Bidang Sumber Daya Pangan, Sumber Daya Alam, Energi, dan Mutu Lingkungan. Kemudian Direktur Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (Direktorat PLB3) dan Direktur Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). Mereka mewakili Menteri LH Hanif Faisol Nurofiq yang mendadak berhalangan dan membatalkan kedatangannya satu jam sebelum kegiatan dimulai.
Ronny Lukito, Chairmen PT. Eigerindo Multi Produk Industri menjelaskan, pada hari itu ada 350 pohon tanaman- tanaman lokal endemik di sekitar area EAL yang ditanam. Contohnya pohon Rasamala, Saninten dan Puspa.
Pihaknya, lanjut Ronny, terus bersinergi dengan KLH. KLH memberikan kritikan, saran dan arahan yang baik, bagaimana memulihkan lahan berikut jenis tanaman yang ditanam.
"Dibantu oleh para pakar, kami sudah melakukan, menjaga kelestarian alam secara maksimum dan baik. Contohnya, kita sudah melakukan penanaman 118.000 pohon tegakan. Kemudian ada kurang lebih 8 juta tanaman pohon lokal dan tumbuhan," ungkap Ronny.
Kemudian dibantu dengan arahan-arahan para pakar, pihaknya pun melakukan upaya pengendalian laju air. Karena konsep dari Menteri LH, salah satunya adalah pada run off air, sehingga secara otomatis harus melakukan penanaman yang tepat dan benar secara masif.
"Penanaman pohon tegakan dan penutup tanah merupakan bagian dari komitmen jangka panjang kami untuk menjaga keseimbangan lingkungan hulu. Biarkan alam ini tetap lestari," kata Ronny.
Direktur EIGER Adventure Land, Imanuel Wirajaya, menegaskan bahwa momen ini menjadi simpul dari perjalanan panjang pemulihan kawasan.
“Inilah titik di mana semua langkah kecil yang kita mulai akhirnya bertemu. Dari setiap penanaman yang pernah dilakukan, hari ini kita merangkainya menjadi satu harapan yang utuh, bahwa pemulihan alam bukan sekadar program, melainkan komitmen yang akan terus tumbuh bersama. Kolaborasi inilah yang memperkuat masa depan kawasan hulu, dan semua itu membutuhkan semangat untuk bergerak bersama,"ungkapnya.
Pohon langka dan lokal Indonesia
Profesor Tukirin Partomihardjo, Pakar Botani dan Ekologi Hutan Tropis dari Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN memaparkan lebih jauh soal keanekaragaman hayati dan khususnya penanaman jenis- jenis pohon langka dan lokal.
Pihaknya juga mengharapkan pembangunan EAL, tidak hanya terkait wisatanya saja, tetapi juga peduli pada lingkungan, pelestarian keanekaragaman hayati yang akan dikembangkan melalui Arboretum (atau Tarulaya).
Untuk diketahui, Arboretum adalah taman atau kawasan khusus yang menanam, mengoleksi, dan melestarikan berbagai jenis pohon dan tanaman berkayu untuk tujuan penelitian, pendidikan, konservasi, dan rekreasi.
Arboretum ini berfungsi sebagai "galeri hidup" tumbuhan, laboratorium alam, dan paru-paru kota untuk ruang terbuka hijau yang seringkali menampilkan spesies endemik atau beragam dari berbagai wilayah untuk tujuan edukasi ekologi dan keanekaragaman hayati.
"Arboretum ini nantinya akan menampung atau menanam jenis- jenis pohon langka asli Indonesia,"jelasnya.
Intinya, lanjut Tukirin, pengembangan ekowisata tidak sekadar berwisata. Tapi juga harus meningkatkan pengetahuan untuk anak- cucu atau generasi muda.
"Jadi kami dari tim pakar itu selalu mendorong, untuk mengutamakan jenis- jenis pohon. Kemudian tata airnya, pengelolaan run off,"katanya.
Pakar lainnya yakni Doktor Yuli Suharnoto, yang juga dosen dan Kepala Disvisi Teknik Sipil dan Lingkungan IPB University menjelaskan tentang pentingnya menanam pohon sesuai dengan lokasi dan jenis tanahnya.
"Jadi kita tidak bisa sembarang tanam. Kita perlu memperhatikan aspek geologi, aspek kestabilan lereng dan juga curah hujan atau iklim-iklim lainnya yang ada di sekitar,"terangnya.
Dalam pelaksanaan di EIGER sendiri, katanya, sudah dilakukan sesuai dengan melibatkan para ahli. Dirinya bersama sejumlah pakar dari BRIN terlibat di dalamnya.
"Itu sudah semua dilakukan di Eiger. Saya berkonsultasi dengan Profesor Tukirin mengenai vegetasinya. Kemudian saya dibantu oleh Pak Lubis dari BRIN untuk geologinya".
"Jadi kita sudah membuat semacam zonasi di mana untuk pohon apa dan untuk keperluan apa. Jadi kita perlu melihat tidak hanya untuk menahan air, tapi juga kita mau mencegah longsor. Nah apakah itu bisa dipenuhi atau tidak, itu bergantung kepada situasi lokal yang sudah kita peta-kan,"jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Kabid Tata Lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup, Kabupaten Bogor, Roby Ruhyadi mengatakan, upaya-upaya yang dilakukan PT Eigerindo Multi Produk Industri (EAL, red) sejauh ini sudah sesuai arahan dari Kementerian Lingkungan Hidup. Untuk berikutnya, pihaknya akan melakukan pembinaan.
"Kalau ketentuan-ketentuan administratif sudah dilakukan dan apa yang sudah disarankan, direkomendasikan oleh KLH sudah clear, tugas kami, DLH akan melakukan pembinaan. Baik dari aspek perizinan maupun aspek pengendalian dan pengenalan lingkungan," tutupnya. (H-2)
.png)
2 days ago
3






















