Pastikan Penanganan Persaingan Usaha Mengacu pada Regulasi yang Berlaku

2 days ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Pastikan Penanganan Persaingan Usaha Mengacu pada Regulasi yang Berlaku Guru Besar Fakultas Hukum dari Universitas Sumatra Utara (USU), Ningrum Natasya Sirait.(dok. Istimewa)

PELAKU industri peer-to-peer lending (P2P) yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan pakar hukum persaingan usaha mewanti-wanti pentingnya penegakan hukum yang adil dalam kasus pengusutan 97 pinjaman daring (pindar) yang diduga terlibat dalam praktik kartel oleh Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU).

Guru Besar Fakultas Hukum dari Universitas Sumatra Utara (USU), Ningrum Natasya Sirait, menegaskan UU Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat sudah dengan jelas melarang kartel. Namun dalam hukum persaingan, pembuktian kartel tidak mudah dilakukan.

Penegakan hukum persaingan, kata Ningrum, harus mempertimbangkan konteks regulasi, perlindungan konsumen, dan keberlanjutan industri.

Menurutnya, aturan bunga pinjamaan perusahaan yang tergabung dalam Asosiasi Fintech dan Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) lahir dari permintaan OJK. Karenanya, itu tidak bisa otomatis dikategorikan sebagai kartel atau persekongkolan harga atau AFPI memfasilitasi kartel.

"KPPU harus jeli melihat apakah aturan OJK menguntungkan masyarakat. Kinerja OJK sangat menentukan dalam kasus ini," ujar Ningrum dalam keterangannya pada Diskusi Media OVO Financial tentang Kasus Persidangan KPPU terkait Dugaan Penetapan Suku Bunga Punjaman Daring (Pindar), Jakarta, Kamis (18/9).

Ningrum mengingatkan jika kebijakan tersebut dianggap kartel, dapat melemahkan kepercayaan pada industri fintech. Pun membuat pelaku usaha ragu mengikuti arahan regulator (compliance) dan menimbulkan ketidakpastian hukum.

Sementara itu, Karaniya Dharmasaputra selaku Komisaris OVO Finansial mengaku bingung dan menyatakan keberatannya atas tuduhan yang dilayangkan tim investigator KPPU terkait adanya unsur kesepakatan penetapan bunga pinjaman lantaran perusahaannya tergabung dalam AFPI.

Karaniya menegaskan perusahaannya tidak pernah memutuskan batas atas suku bunga baik oleh AFPI maupun OJK. Menurutnya bunga pindar justru ditetapkan OJK. Di samping itu, jika benar ada kartel, bunga 97 perusahaan yang sedang diusut oleh KPPU akan seragam di angka 0,8%. 

Karaniya mencontohkan untuk bisnis OVO Finansial, yakni OVO Modal Usaha menetapkan bunga sebesar 0,05%, GrabModal sebesar 0,11%, dan OVO Paylater sebesar 0,16%.

Karaniya mengatakan OVO Finansial juga tidak terlibat dalam rapat penetapan bunga batas atas sebesar 0,8% pada 2018 dan 0,4% pada 2021. Dia bilang OVO Finansial sebagai anggota dalam AFPI hanya mengikuti aturan yang telah diarahkan OJK saat itu. 

"Kami tidak pernah ikut rapat penetapan bunga batas atas. Kami juga menjadi anggota AFPI lantaran harus mengikuti aturan OJK," tuturnya.

Ia meminta penegakan hukum di industri P2P atau pindar dilakukan secara adil agar tidak memberikan dampak serius terhadap industri fintech Tanah Air. Karaniya menambahkan, kasus dugaan kartel bunga pindar ini bisa memperburuk persepsi publik.

“Jangan sampai kasus ini jadi menambah persepsi yang kurang baik. Pemerintah dan Bapak Presiden kan terus berupaya menarik investor asing. Kepastian hukum penting apalagi di industri fintech banyak sekali investornya, asing maupun nasional,” ujarnya.

Karaniya menjelaskan latar belakangnya bahwa saat itu AFPI diminta OJK untuk menetapkan batas atas bunga pinjaman lantaran dirasa bunga yang beredar di pasar sangat tidak teratur. Ini disebabkan adanya fenomena pinjol ilegal yang mengenakan bunga tinggi. Dia bilang akhirnya penyelenggara wajib menetapkan batas atas 0,8% pada 2018 untuk membedakan juga dengan pinjol ilegal.

Belakangan, pada akhir 2023, OJK baru menetapkan ketentuan batas atas bunga menjadi 0,3% mulai 2024 melalui Surat Edaran OJK (SEOJK), seiring sudah adanya payung hukum UU Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK).

Sebagai informasi, KPPU menduga 97 terlapor fintech P2P lending yang tergabung dalam AFPI menyepakati besaran bunga pinjaman secara bersama-sama. KPPU menyoroti adanya dugaan kesepakatan menentukan besaran bunga 0,8% pada 2018 dan 0,4% pada 2021 yang tertuang dalam SK Code of Conduct atau Pedoman Perilaku AFPI. (Cah/P-3)

Read Entire Article