NATO Belum Siap Lawan Rusia, Eropa Butuh "Tembok Drone"

1 week ago 6
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Jakarta, CNBC Indonesia - Aliansi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dinilai belum siap menghadapi serangan udara skala besar dari Rusia. Hal ini mencuat setelah 19 drone milik Moskow melintasi wilayah Polandia, anggota NATO, pada Rabu (10/9/2025).

"Tidak ada negara selain Israel yang punya kemampuan menghadapi serangan udara besar dan berkelanjutan. NATO belum memiliki kapasitas itu," ujar Sam Cranny-Evans, peneliti Royal United Services Institute (RUSI), kepada Newsweek, Jumat (12/9/2025).

Menurut para analis, persoalan utama bukan kualitas sistem pertahanan udara Eropa, melainkan jumlahnya yang terbatas. Selama beberapa tahun, stok peralatan banyak dialihkan ke Ukraina, sementara kapasitas produksi rudal pencegat baru berjalan lambat.

"Eropa memiliki sistem pertahanan yang mumpuni secara individu, tetapi volumenya belum cukup untuk mempertahankan diri jika terjadi perang besar," kata Matthew Savill, Direktur Ilmu Militer di RUSI.

Kondisi ini membuat para pejabat Eropa mendorong percepatan pembangunan "tembok drone" sebagai benteng pertahanan udara berlapis. Andrius Kubilius, Komisaris Eropa untuk Pertahanan dan Antariksa, menegaskan bahwa Uni Eropa harus segera membangun "tembok drone" di sepanjang sisi timurnya untuk menahan ancaman Moskow.

Konsep tembok drone mencakup penggunaan drone pencegat, rudal, meriam, hingga teknologi peperangan elektronik untuk menjatuhkan atau mengelabui pesawat nirawak musuh.

"Kita perlu meningkatkan pertahanan, tapi tidak ada solusi instan," kata Steve Wright, pakar drone asal Inggris.

Perusahaan pertahanan mulai menawarkan solusi. DroneShield, penyedia sistem anti-drone asal Australia, mengaku telah memiliki hampir 50 militer nasional sebagai klien dan menandatangani kontrak senilai US$40 juta dengan salah satu negara Eropa. Sementara itu, MARSS mengembangkan drone pencegat yang mampu menghajar target dari jarak 5 km dengan biaya lebih murah dibanding rudal.

"Masalahnya, Eropa dan NATO tertinggal lima tahun. Timur Tengah sudah mengalokasikan anggaran dan membangun tembok drone, sementara Eropa belum melakukan apa pun," tegas Johannes Pinl, CEO MARSS.

Meski sejumlah negara Eropa berkomitmen meningkatkan anggaran militer, para analis menilai kemampuan pertahanan udara baru akan signifikan pada 2030. Hingga saat itu, NATO dipandang masih menghadapi celah pertahanan serius jika Rusia melancarkan serangan skala besar.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Putin Ngamuk di Ukraina, Jet tempur NATO Meluncur ke Perbatasan

Read Entire Article