
MINYAK aromatherapy hasil produksi inovasi Atsiri Research Center (ARC) Universitas Syiah Kuala (USK) Aceh, berhasil memperoleh prestasi luar biasa di event tingkat nasional. Minyak angin berbahan baku minyak kayu putih, minyak nilam Aceh itu melaju ke babak grand final Greenovate Startup Accelerator 2025. Diberi nama Cajupach, aromaterapi ini menyisihkan lebih dari 60 merek startup berbagai merek di Indonesia.
Event bergengsi ini diselenggarakan oleh Universitas Pertamina (UPER), Kebayoran Lama, Jakarta Selatan bekerja sama dengan berbagai institusi Internasional. UPER juga bekerja sama dengan Yale University di New Haven, Connecticut Amerika Serikat dan United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) yaitu sebuah badan organisasi PBB.
Sesuai informasi diperoleh Media Indonesia, Cajupach Medicated Aromatherapy Oil merupakan produk hilirisasi riset yang dikembangkan oleh tim multidisiplin dari USK. Produk ini berbahan dasar minyak kayu putih dan minyak nilam berkualitas tinggi, yang kemudian diolah menjadi minyak angin dengan aroma harum, segar, dan menenangkan. Inovasi ini berbeda dari produk herbal lain yang seringkali memiliki aroma menyengat.
Cantika Dwi Riski, salah satu tim penelitian, mengatakan, keunikan minyak aromaterapi produksi USK Cajupach ini lahir dari kerja sama bidang ilmu kimia organik dan ekonomi. "Kolaborasi ini memadukan aspek ilmiah, inovasi, dan keberlanjutan bisnis," kata Cantika Dwi Riski.
Dikatakannya, ini menunjukkan bahwa penelitian di kampus tidak hanya berhenti di laboratorium, tetapi juga mampu menghasilkan produk yang menjawab kebutuhan pasar.
Keberhasilan Cajupach masuk ke jajaran empat startup terbaik nasional di bidang Green Chemistry menjadi bukti nyata bahwa inovasi riset USK memiliki daya saing global. Bersama tiga startup lain, di antaranya Legend Tren Internasional, Aqubeta, dan KLH Bioreactor, Cajupach akan berlaga di Grand Final Greenlink pada Oktober 2025.
"Keberhasilan Cajupach merupakan tonggak penting bagi hilirisasi riset Universitas Syiah Kuala. Ini bukti bahwa inovasi berbasis green chemistry mampu memberikan solusi nyata untuk kebutuhan masyarakat sekaligus mendukung keberlanjutan industri" tutur Dewi, yang juga seorang anggota tim peneliti.
Dengan capaian tersebut, tim peneliti Cajupach dari ARC USK menegaskan komitmennya dalam melahirkan inovasi riset, yang berdaya saing global dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi hijau Indonesia.(M-2)