Liputan6.com, Jakarta - Microsoft dilaporkan sedang menyiapkan update besar-besar terhadap cara kerja kontroler Xbox di Windows 11.
Mengutip The Verge, Sabtu (20/9/2025), update kontroler Xbox ini disebutkan akan membuat kontroler lebih mulus dan mudah sinkron dengan OS Windows 11.
Disebutkan, fitur baru kontroler Xbox ini akan menggantikan konsep lama "satu tombol multi-fungsi" selama ini dipakai untuk membuka Game Bar, widget, hingga informasi performa.
Nantinya, dengan update yang digulirkan akan memiliki cara kerja memungkinkan pembacaan tugas lebih cepat dan akurat.
Menariknya, cara kerja ini juga akan digunakan pada Handheld Gaming PC berbasis Windows 11. Task-switcher juga akan lebih ringan dengan anomasi baru, sehingga proses perpindahan aplikasi terasa lebih cepat.
Perusahaan mengatakan, perubahan ini diharapkan dapat memberi pengalaman bermain lebih nyaman bagi gamer PC maupun pengguna handheld.
Meski belum diumumkan secara resmi, bocoran ini menandakan Microsoft semakin serius mengoptimalkan ekosistem Windows 11 untuk gaming.
Pembaruan Lainnya Dengan Integrasi AI
Selain membawa perubahan konsep kerja, kabarnya Microsoft akan memperkenalkan salah satu fitur Artificial Intelligence (AI) terkenal mereka, yakni Click to Do untuk kontroler Xbox.
Click to Do sendiri adalah sebuah fitur di PC Copilot+ yang berguna untuk membantu menyelesaikan berbagai hal lebih cepat dengan mengidentifikasi dan menganalisis teks serta gambar di layar.
Kemudian, salah satu pembaruan lainnya adalah penambahan emoji. Menurut bocoran terpercaya, emoji ini termasuk wajah dengan kantong di bawah matanya, sayuran akar, sekop, harpa, sidik jari, pohon tak berdaun, dan bahkan cipratan berwarna ungu.
Terakhir, Microsoft juga memberikan pembaruan pada efek sembunyi dan terlihatnya sebuah taskbar ketika pengaturan “secara otomatis menyembunyikan taskbar” diaktifkan.
Kabarnya, animasi yang terjadi ketika pengaturan dinyalakan akan jadi lebih halus untuk meningkatkan pengalaman pengguna.
Inovasi untuk Proyek Besar Microsoft
Microsoft dan OpenAI resmi menandatangani kesepakatan awal (non-binding agreement) membuka jalan bagi OpenAI untuk merestrukturisasi diri menjadi perusahaan berbasis profit.
Mengutip CNN, perubahan ini dipandang sebagai langkah penting agar OpenAI dapat menghimpun pendanaan lebih besar, memperkuat tata kelola perusahaan, dan berencana melantai di bursa saham melalui penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO).
Detail perjanjian komersial meski belum diungkapkan, kedua perusahaan menegaskan sedang bekerja sama untuk menyelesaikan kesepakatan final.
Langkah restrukturisasi ini juga menandai fase baru dari hubungan strategis yang telah lama terjalin antara Microsoft dan OpenAI untuk menopang perkembangan ChatGPT.
Microsoft sudah menanamkan investasi besar di OpenAI sebesar USD 1 miliar atau Rp 16,45 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.452) pada 2019 dan tambahan USD 10 miliar atau Rp 164,52 triliun pada awal 2023.
Berdasarkan perjanjian sebelumnya, Microsoft memiliki hak eksklusif untuk menjual produk perangkat lunak OpenAI melalui platform Azure sekaligus mendapat akses utama terhadap teknologi OpenAI.