Ankara (ANTARA) - Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengecam langkah Israel yang mengusir paksa warga Palestina dari Jalur Gaza dan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk menjamin perlindungan mereka.
Liga Arab dan OKI mengemukakan hal tersebut melalui pernyataan komite menteri gabungan kedua organisasi tersebut dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri Turki pada Senin.
Pada Jumat lalu, kepala pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan bahwa tentara Israel (IDF) hanya akan meningkatkan operasinya di Gaza hingga Hamas menerima persyaratan Israel untuk mengakhiri perang, termasuk pembebasan semua sandera dan pelucutan senjata.
"Para Menteri Luar Negeri Komite Arab-OKI untuk Gaza dengan tegas menolak semua pernyataan Israel terkait pengusiran rakyat Palestina dari wilayah mereka, yang diduduki sejak 1967, dengan dalih apa pun," demikian bunyi pernyataan tersebut.
Mereka juga mengutuk kebijakan Israel yang mengusir rakyat Palestina dari tanah air mereka melalui perluasan operasi militer di Gaza, penggunaan pengepungan dan kelaparan sebagai metode perang, penargetan berkelanjutan terhadap warga sipil dan infrastruktur sipil, serta upayanya memperpanjang dan memperluas konflik yang telah mengancam perdamaian dan keamanan regional dan internasional.
Baca juga: Puan sebut dunia harus tegas tolak upaya Israel usir warga Palestina
Komite tersebut juga menyerukan gencatan senjata segera, pencabutan pembatasan Israel terhadap bantuan kemanusiaan, dan pemulangan warga Palestina ke tanah air mereka.
"Para Menteri menggarisbawahi bahwa praktik dan pelanggaran ilegal Israel merupakan ancaman langsung terhadap hukum internasional, dan merupakan penghinaan terhadap prinsip-prinsip yang tercantum dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan tatanan internasional berbasis aturan," lanjut pernyataan tersebut.
"Mereka menyerukan kepada masyarakat internasional, khususnya Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, untuk memikul tanggung jawabnya dengan memastikan perlindungan rakyat Palestina," tambahnya.
Pada 20 Agustus, stasiun penyiaran pemerintah Israel, Kan, melaporkan bahwa Katz telah menyetujui operasi untuk merebut Kota Gaza. Stasiun radio militer Israel, Galei Tzahal, juga melaporkan sebelumnya pada hari yang sama bahwa operasi Israel untuk merebut Kota Gaza akan berlangsung hingga 2026 dan bahwa hingga 130.000 tentara cadangan akan dilibatkan pada puncak manuver tersebut.
Sehari setelahnya, kepala otoritas Israel, Benjamin Netanyahu, menyetujui rencana komando militer Israel untuk menguasai Kota Gaza dan mengalahkan Hamas.
Sumber: Sputnik/RIA Novosti
Baca juga: Hamas puji Uni Afrika yang usir dubes Israel dari konferensi genosida
Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.