Jakarta (ANTARA) - Menteri Pembangunan Internasional sekaligus Menteri Multikultural Australia Anne Aly menyoroti kehidupan multikultural di negaranya dalam kunjungan ke Jakarta, Senin (4/8).
"Australia memiliki sejarah multikulturalisme yang panjang," kata Anne Aly dalam kunjungan ke Masjid Istiqlal Jakarta.
Anne mengatakan Australia memiliki penduduk dari berbagai belahan dunia, dari berbagai negara, dan juga dari berbagai agama. Dia bahkan menyebut Australia sebagai negara multikultural yang sangat sukses.
Pencapaian itu, kata dia, bukan karena kebetulan, tetapi masyarakatnya berupaya keras untuk memastikan adanya rasa hormat kepada semua orang yang hidup di negara itu.
"Tak peduli dari mana asalmu, tak peduli di mana kau dilahirkan, tak peduli di mana orang tuamu dilahirkan," kata dia.
Dia sendiri merupakan warga Australia keturunan Mesir. Dia lahir di Mesir dan bahasa pertamanya bukan Bahasa Inggris, melainkan Bahasa Arab.
"Keluarga saya datang ke Australia dari Mesir ketika saya berusia dua tahun. Dua tahun. Baru berusia dua tahun. Dan bahkan sebagai seseorang yang datang dari luar negeri, yang lahir di Mesir dan seorang Muslim, saya telah menjadi anggota pemerintahan dan menteri di kabinet," katanya.
Di Australia, kata dia, multikulturalisme berarti semua orang memiliki kesempatan yang sama. "Asal usul Anda, asal orang tua Anda, bukanlah penghalang. Hal itu tidak menghalangi Anda untuk mencapai jabatan tertinggi sekalipun di Australia," kata dia lebih lanjut.
Dalam kunjungan ke Masjid Istiqlal itu, Anne Aly, didampingi Duta Besar Australia untuk Indonesia Rod Brazier, Anne Aly menyerahkan koleksi buku-buku Australia ke Pojok Baca Australia (Australian Reading Corner) di Perpustakaan Masjid Istiqlal Jakarta.
Penyerahan buku-buku itu dilakukan sebagai bagian dari upaya Australia untuk mendukung hubungan antar-umat beragama Australia-Indonesia dan meningkatkan pemahaman lintas budaya kedua negara melalui ratusan koleksi buku Australia.
Selain menyerahkan koleksi buku, Anne Aly juga berbincang-bincang dengan anak-anak dari Madrasah Masjid Istiqlal, menabuh bedug, dan menyambangi Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta, yang dibangun untuk merepresentasikan kerukunan antar umat beragama di Indonesia.
Baca juga: Kunjungi RI, Menteri Pembangunan Australia dorong kerja sama bilateral
Baca juga: Menteri Australia serahkan koleksi buku ke Masjid Istiqlal Jakarta
Pewarta: Katriana
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.