Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) menjalin kerja sama dengan Ikatan Motor Indonesia (IMI) dan Kamar Dagang Indonesia (Kadin) untuk memperluas peluang penempatan tenaga terampil Indonesia di Jepang, khususnya di bidang pengemudi dan mekanik.
"Hari ini saya mendatangi langsung kantor Mas (Ketua Umum IMI) Bambang Soesatyo di IMI untuk menjajaki kerja sama penempatan pekerja terampil," kata Menteri P2MI Abdul Kadir Karding di Kantor IMI, Jakarta, Senin (18/8), dalam sebuah keterangan.
Jepang membutuhkan tenaga mekanik dan pengemudi dalam jumlah besar, serta IMI siap menyediakan modal, infrastruktur, dan komitmen, katanya.
Kolaborasi kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Menteri P2MI Abdul Kadir Karding, Ketua Umum IMI Bambang Soesatyo dan Wakil Ketua Umum Kadin bidang Perlindungan Pekerja Migran Nofel Saleh Hilabi.
Menteri Karding menegaskan kerja sama itu menjadi terobosan baru yang melibatkan sektor otomotif dalam mendukung penyerapan tenaga kerja terlatih.
Menurut Karding, kerja sama dengan IMI merupakan yang pertama kali dilakukan kementeriannya. Tujuannya bukan semata bisnis, melainkan untuk membantu menyerap angkatan kerja dalam negeri.
"Sementara Jepang sedang mengalami penuaan penduduk, ini peluang besar. Kita tidak bisa jalan sendiri, perlu melibatkan sektor swasta seperti IMI dan Kadin," katanya.
Target dari kerja sama tersebut adalah menghasilkan tenaga kerja terampil siap pakai, mengurangi pengangguran, sekaligus meningkatkan remitansi pekerja migran yang tahun lalu mencapai Rp253,3 triliun.
Sementara itu, Ketua Umum IMI Bambang Soesatyo mengapresiasi langkah KP2MI untuk menjalin kerja sama pelatihan bagi driver dan mekanik untuk pasar tenaga kerja Jepang.
“Salah satu kebutuhan pasar tenaga kerja dunia adalah driver dan mekanik. IMI siap menyiapkan tenaga terlatih," katanya.
"Oktober nanti kita targetkan mulai bangun balai latihan, menyediakan mobil setir kiri untuk pelatihan, dan menjalin kerja sama dengan pihak industri otomotif, seperti Toyota, untuk menyiapkan mesin bagi calon mekanik," imbuhnya.
Dia menambahkan bahwa kerja sama tersebut merupakan tantangan baru bagi IMI yang selama ini hanya fokus pada kegiatan otomotif seperti olahraga, wisata, dan komunitas.
"Sekarang kita diminta membantu pemerintah menyiapkan tenaga kerja siap pakai untuk Jepang, Eropa, dan Timur Tengah. Harapan kami, keberadaan IMI sebagai organisasi otomotif bisa benar-benar bermanfaat bagi masyarakat," katanya.
Baca juga: KemenP2MI-JETRO-ERIA perkuat ekosistem penempatan PMI ke Jepang
Baca juga: Karding: Skema SSW Jepang harus picu reformasi persiapan PMI
Pewarta: Katriana
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.