Liputan6.com, Jakarta Manchester United memastikan tidak ada rencana untuk segera memecat Ruben Amorim meski tim mencatat awal musim terburuk dalam 33 tahun terakhir. Kekalahan 0-3 dari Manchester City di derby akhir pekan lalu semakin menambah tekanan terhadap sang pelatih.
Amorim baru hampir setahun menangani United sejak menggantikan Erik ten Hag. Namun, ia hanya mampu membawa tim meraih empat poin dari empat laga awal Premier League musim ini.
Situasi makin sulit setelah United finis di peringkat ke-15 musim lalu. Tekanan pada Amorim semakin berat karena hasil buruk datang beruntun sejak awal kompetisi.
Meski demikian, manajemen klub dikabarkan belum mengambil langkah ekstrem. Mereka menilai pergantian pelatih cepat tidak akan membawa solusi instan bagi performa tim.
Tekanan pada Ruben Amorim
Ruben Amorim baru mencatat delapan kemenangan liga sejak tiba di Old Trafford pada November lalu. Catatan ini jelas jauh dari standar yang diharapkan untuk klub sebesar Manchester United.
Pendekatannya juga menuai kritik karena enggan mengubah strategi meski hasil tidak mendukung. Ia tetap mempertahankan formasi 3-4-3 yang dianggap kurang sesuai dengan karakter skuad yang ada.
Menurut Manchester Evening News, sumber dekat klub bahkan menyebut aneh jika posisinya tidak berada dalam ancaman serius. Namun, hingga kini United memilih bersabar.
Filosofi yang Tak Tergoyahkan
Dalam konferensi pers usai laga derby, Amorim menegaskan dirinya tidak akan meninggalkan filosofi permainan yang diyakini. Ia mengakui hasil buruk, tetapi tetap kukuh dengan gayanya.
“Ini bukan rekor yang seharusnya dimiliki Manchester United,” ujar Amorim dalam konferensi pers usai laga. “Saya menerima itu, tetapi saya tidak akan mengubah diri saya.
“Jika suatu saat saya ingin mengubah filosofi, maka saya akan melakukannya. Tetapi jika tidak, maka orangnya yang harus diganti.
“Kita akan terus membicarakan hal ini setiap kali kami kalah. Saya sudah bermain dengan cara saya, dan saya akan tetap melakukannya sampai saya sendiri yang ingin berubah.”