MENTERI Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti meminta seluruh pihak, baik pemerintah daerah maupun sekolah bekerja dengan profesional. Pernyataan itu disampaikan sehubungan dengan gaduh pencopotan Kepala Sekolah SMPN 1 Prabumulih yang viral di media sosial.
Berkaca dari kasus tersebut, Mu'ti juga meminta orang tua atau wali murid tidak terlalu ikut campur serta mempercayakan sepenuhnya proses pendidikan kepada pihak sekolah. "Orang tua hendaknya memberikan kepercayaan kepada sekolah," kata dia kepada Tempo melalui pesan tertulis pada Kamis, 18 September 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Kepala Sekolah SMPN 1 Prabumulih Roni Ardiansyah sebelumnya dimutasi secara mendadak oleh Wali Kota Prabumulih Arlan. Keputusan yang belakangan dibatalkan itu dipicu oleh kekesalan Arlan karena Roni menegur putrinya.
Mu'ti menegaskan semestinya jabatan kepala sekolah tidak boleh diotak atik karena kepentingan lain selain untuk kebutuhan pengembangan pendidikan. "Jabatan kepala sekolah idealnya ditetapkan berdasarkan meritokrasi dan penilaian kinerja yang jelas," kata dia.
Pada Kamis, 18 September 2025, Arlan dan Roni diperiksa oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri selama hampir delapan jam. Hasilnya, pemindahan terhadap Roni Adriansyah tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 28 Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 7 Tahun 2025 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah.
Menurut pengakuan Arlan, pencopotan itu memang belum dilakukan secara resmi, baru disampaikan secara lisan saja. Pesan pencopotan itu, kata Arlan, disampaikan melalui Kepala Dinas Pendidikan Prabumulih. "Tolong ditegur Pak Roni, aku copot. Jangan sampai terulang lagi," kata Arlan menirukan perintahnya kala itu.
Arlan mengaku kesal dengan kebijakan Roni melarang mobil yang ditumpangi anaknya parkir hingga dalam sekolah, padahal kondisi saat itu sedang hujan. Selain mencopot kepala sekolah, karena peristiwa ini Arlan sempat memutasi satpam sekolah yang melarang mobil anaknya masuk dipindahtugaskan menjadi satuan polisi pamong praja atau Satpol PP selama tiga hari.
Tindakan Arlan itu kemudian viral di media sosial pada Selasa, 16 September 2025. Arlan kini mengaku menyesal telah bertindak berdasarkan emosi sesaat. Ia pun menyatakan permintaan maaf kepada Roni dan seluruh masyarakat. "Saya mengakui kesalahan saya atas kejadian ini, dan ini membuat satu hikmah pelajaran bagi saya," ujar dia.