Liputan6.com, Jakarta - Kebiasaan kecil dalam kehidupan sehari-hari, seperti pola tidur, screen time, hingga momen makan bersama keluarga, ternyata memiliki pengaruh besar terhadap tumbuh kembang anak.
Meski tampak sepele, rutinitas harian ini berdampak langsung pada berbagai aspek penting, mulai dari kerja hormon, perkembangan otak, imunitas, hingga kesehatan mental anak.
Dalam siaran langsung Healthy Monday Liputan6.com bertajuk Tips Pola Hidup Sehat pada Anak, dua dokter spesialis anak, dr. S. Tumpal Andrea C., M.Ked (Ped), Sp.A, dan dr. Reza Ervanda Zilmi, Sp.A, menegaskan pentingnya membangun kebiasaan sehat sejak dini demi kualitas hidup anak yang lebih baik.
Menurut dr. Reza, tidur memiliki peran besar dalam pertumbuhan sel dan kerja hormon anak.
"Kalau anak tidurnya tidak baik, hormon pertumbuhannya terganggu. Idealnya, anak tidur 7–8 jam. Kalau tidur larut malam, distribusi nutrisi ke sel-sel jadi tidak optimal," katanya.
Sementara itu, dr. Andrea menambahkan pentingnya tidur nyenyak tanpa gangguan.
"Kalau anak kebangun terus lalu langsung dikasih ASI, itu pola yang tidak sehat. Hormonnya tidak keluar. Kalau dia bangun, coba puk-puk atau gendong saja dulu supaya pola tidurnya kembali," katanya.
Hindari Screen Time Sebelum Tidur
Penggunaan gawai yang tidak terkontrol, terutama sebelum tidur atau saat makan, bisa berdampak negatif pada perkembangan otak dan kemampuan konsentrasi anak.
dr. Reza mengingatkan, banyak orang tua yang menganggap remeh dampak screen time, padahal kebiasaan ini dapat mengganggu kualitas tidur dan pola makan anak.
"Kalau screen time dilakukan sebelum tidur, anak akan susah deep sleep. Kalau pagi ngantuk, dia tidak nafsu makan. Untuk anak di bawah dua tahun sebaiknya tidak ada screen time. Kalau di atas lima tahun, cukup 30 menit sampai 1 jam saja di bawah pengawasan orang tua," katanya.
Dia menambahkan bahwa paparan cahaya biru dari layar gadget dapat menekan produksi melatonin, hormon yang mengatur siklus tidur.
Akibatnya, anak sulit tidur nyenyak atau sering terbangun di malam hari, yang berdampak pada daya tahan tubuh keesokan harinya.
Orang tua disarankan untuk membuat aturan screen time yang konsisten dan memberi contoh dengan membatasi penggunaan gadget saat bersama anak.
Makan Bersama Tingkatkan Bonding dan IQ Anak
Momen makan bersama keluarga juga tak kalah penting. Menurut dr. Reza, kebiasaan ini tak hanya mengisi perut, tapi juga membangun kedekatan emosional dan mendukung perkembangan kognitif anak.
"Usahakan makan bersama ibu agar ada bonding. Bahkan, kalau ayah ikut makan bersama, itu bisa meningkatkan IQ anak menurut penelitian," kata dr. Reza.
Saat makan bersama, terjadi interaksi verbal dan nonverbal yang membantu anak merasa aman, didengar, dan dihargai. Hal ini dapat meningkatkan rasa percaya diri dan memperkuat ikatan keluarga.
Dia juga menyebutkan bahwa orang tua bisa memanfaatkan momen makan bersama untuk mengajarkan nilai-nilai positif secara alami. Anak yang terbiasa makan bersama cenderung memiliki hubungan keluarga yang lebih harmonis.
"Jangan lewatkan momen makan bersama, meski hanya sekali sehari. Manfaatnya sangat besar untuk masa depan anak," ujarnya.
Imunisasi adalah Investasi Sehat Sejak Dini
dr. Andrea mengingatkan pentingnya imunisasi sebagai langkah awal melindungi kesehatan anak. Imunisasi bukan hanya mencegah penyakit menular seperti campak, polio, dan difteri, tetapi juga memperkuat sistem kekebalan tubuh dalam jangka panjang.
"Kalau anak mau tumbuh dengan baik, dia harus sehat. Imunisasi memastikan daya tahan tubuh kuat. Kalau sakit, anak yang sudah divaksin akan pulih lebih cepat," kata dr. Andrea.
Imunisasi juga berperan penting dalam menciptakan herd immunity atau kekebalan kelompok. Anak-anak yang belum bisa divaksin karena kondisi medis tetap bisa terlindungi jika lingkungan sekitarnya sudah tervaksinasi.
dr. Andrea menekankan pentingnya mengikuti jadwal imunisasi yang direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Dinas Kesehatan sebagai langkah krusial dalam mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.