CSED Indef Nilai Kucuran Dana Rp200 Triliun Bisa Bebani Bank Himbara

1 day ago 2
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Center for Sharia Economic Development (CSED) Indef, Nur Hidayah, menanggapi kebijakan pemerintah melalui Bank Indonesia (BI) yang menempatkan dana Rp200 triliun di bank-bank himbara. Menurutnya, kebijakan ini berpotensi membebani bank sehingga perlu didukung pengawasan ketat.

Nur menilai kebijakan ini memiliki sisi positif dan negatif. Dana tersebut pada awalnya disimpan di BI sebagai bantalan apabila terjadi krisis atau kesalahan sistemik. Namun, kini diarahkan Kementerian Keuangan untuk disalurkan ke bank-bank agar menggerakkan sektor riil melalui kredit, dengan harapan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

“Dengan kebijakan Menteri Keuangan yang baru, dana ditempatkan di perbankan himbara untuk menggerakkan perekonomian sektor riil. Tapi kondisi masyarakat saat ini memang lesu. Selama ini penyerapan kredit atau pembiayaan, baik konvensional maupun syariah, masih rendah,” kata Nur usai acara Tasyakuran Milad ke-1 CSED Indef di Universitas Paramadina, Jakarta, Kamis (18/9/2025).

Mengutip data BI, pertumbuhan kredit perbankan terbilang lambat. Kondisi ini dipengaruhi sikap menunggu (wait and see) pelaku usaha, suku bunga kredit yang masih tinggi, serta kecenderungan penggunaan dana internal untuk pembiayaan usaha.

Hal tersebut mengakibatkan fasilitas pinjaman yang belum dicairkan masih besar. Rasio undisbursed loan pada Agustus 2025 mencapai Rp2.372,11 triliun atau 22,71 persen dari plafon kredit yang tersedia.

“Apabila ditambahkan dengan penempatan Rp200 triliun itu, bisa jadi malah menambah beban, apalagi bentuknya deposit on call. Kalau sewaktu-waktu pemerintah menariknya, sementara dana masih disalurkan untuk kredit, tentu akan menimbulkan persoalan,” ujar Nur.

Ia menekankan perlunya instrumen penempatan dana yang lebih strategis agar sesuai target sasaran dalam menggerakkan sektor riil. “Perlu ada penempatan di sektor strategis yang bisa menciptakan lapangan kerja lebih luas. Dengan begitu, suntikan dana ini bisa berkontribusi signifikan pada pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.

Selain itu, Nur menegaskan perlunya pengawasan dari berbagai pihak agar penggunaan dana benar-benar sesuai tujuan. Ia mengingatkan agar kasus serupa Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) tidak terulang.

“Ketika ada dana pemerintah dalam jumlah besar tanpa pengawasan dan audit ketat, risikonya bisa menjadi bancakan seperti BLBI. Karena itu, media dan LSM perlu ikut mengawal agar tepat sasaran,” tegasnya.

Sebagaimana diketahui, Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa, mengeluarkan kebijakan menempatkan dana pemerintah di BI sebesar Rp200 triliun untuk bank-bank himbara demi mendorong sektor riil. Rinciannya, Bank Mandiri Rp55 triliun, Bank Rakyat Indonesia (BRI) Rp55 triliun, Bank Negara Indonesia (BNI) Rp55 triliun, Bank Tabungan Negara (BTN) Rp 25 triliun, dan Bank Syariah Indonesia (BSI) Rp10 triliun.

Likuiditas tersebut sudah dikucurkan sejak Jumat (12/9/2025), dengan ketentuan tenor enam bulan, bersifat deposit on call, serta dilarang digunakan untuk pembelian surat berharga negara (SBN).

Read Entire Article