Beijing (ANTARA) - China dengan tegas menentang tuntutan AS agar negara-negara G7 dan Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO) mengenakan tarif sebesar 50 hingga 100 persen karena China membeli minyak Rusia, kata juru bicara Kementerian Perdagangan pada hari Senin (15/9) sebagaimana warta Xinhua.
Menjawab pertanyaan media, jubir tersebut mengatakan bahwa China selalu menentang pembatasan perdagangan dan ekonomi terhadap China dengan dalih apa yang disebut sebagai masalah "terkait Rusia".
Upaya AS untuk memaksa pihak-pihak terkait untuk memberlakukan "tarif sekunder" pada China atas pembelian minyak Rusia adalah tindakan khas intimidasi sepihak dan pemaksaan ekonomi, kata jubir tersebut.
Langkah seperti itu secara serius melanggar konsensus yang dicapai pada saat pembicaraan via telepon antara kedua kepala negara dan dapat sangat berdampak pada perdagangan global dan mengganggu stabilitas industri dan rantai pasokan, imbuh jubir itu.
China menentang keras hal ini dan akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi hak-hak dan kepentingan sahnya jika ada pihak yang merugikan kepentingan China, kata jubir tersebut.
Jubir Kemendag China tersebut menyatakan harapannya agar AS akan bertindak dengan hati-hati, bekerja sejalan dengan China, dan menyelesaikan berbagai perbedaan perdagangan dengan baik melalui dialog dan konsultasi yang setara.
Jubir itu juga mendesak pihak-pihak terkait untuk menjunjung tinggi prinsip-prinsip dan bekerja sama dengan China untuk menjaga tatanan perdagangan internasional dan stabilitas rantai industri dan pasokan global.
Penerjemah: Xinhua
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.